Friday, January 30, 2009

Tips Mengekalkan Sebuah Persahabatan

Saling memberi kebebasan
Persahabatan memberi kita ruang untuk berkongsi suka duka bersama dan bukannya untuk saling menyakiti dan membenci di antara satu sama lain. Tetapi menjadi sahabat baik juga tidak bermakna kamu harus memiliki seluruh ruang hidupnya. Misalnya, melarang temanmu membuat itu dan ini. Malah kamu juga sibuk mengatur perjalanan hidupnya. Ini jelas menunjukkan kamu terlalu mementingkan perasaan sendiri tanpa mempedulikan perasaan orang lain. Apalah salahnya jika kamu saling menghormati hak kebebasan dirinya. Dan apa yang penting, si dia jujur pada persahabatannya.

Saling menahan rasa cemburu
Ramai yang berkata cemburu itu bunganya cinta. Tanpa cemburu persahabatan yang dibina tak adalah ˜thrill" nya. Tetapi cemburu yang membabi buta boleh menjejaskan hubungan. Ada baiknya sebelum api cemburumu memuncak, cuba selidiki dahulu kebenarannya. Jika ada yang tak kena, tanyalah temanmu itu dengan baik tanpa bersikap marah dan menuduh. Usahakan untuk berbicara dengan fikiran yang matang dan tenang. Sebenarnya perasaan cemburu ini tidak perlu terlalu ditonjolkan kerana ini boleh membuatkan temanmu itu naik tocang. Dia akan mempergunakan kelemahan kamu itu untuk membuat kamu berasa cemburu dengan berulang kali. Tentu menyakitkan.

Saling memahami
Untuk menjadi sahabat yang baik kamu harus berusaha memahami dan mengenali diri sendiri serta permasalahannya dengan lebih mendalam. Misalnya temanmu itu menolak ajakanmu untuk keluar bersama, kamu tidak boleh membuat tanggapan yang bukan-bukan tentang dirinya. Mungkin dia mempunyai urusan yang mesti diselesaikan terlebih dahulu. Adalah lebih baik kamu mencari hiburan sendiri lagipun esok masih ada masa untuk kamu bertemu dia.

Saling mengalah
Demi menyelamatkan hubungan, tidak ada ruginya sekali sekala kamu bersikap mengalah. Kamu dan si dia sering bercanggah pendapat. Seperti menonton wayang, kamu sukakan filem romantik tetapi dia pula suka filem aksi. Oleh kerana sayangkan tali persahabatan yang telah terbina sekian lama maka si dia sentiasa menuruti segala kemahuanmu semata-mata mahu menjaga hati dan perasaanmu. Tetapi bila difikirkan semula, apalah salahnya sekali sekala kamu pula yang beralah dan cuba belajar memahami minatnya. Situasi ini tentu akan membuat si dia berasa bahagia dan lebih menyayangi dirimu.

Saling memberi kemaafan
Memaafkan perlu tetapi tidak mudah selagi perasaan kesal dan kecewa menguasai diri. Tetapi sebagai insan biasa, kita tidak dapat lari daripada melakukan kesalahan dan kesilapan. Lagipun, sedangkan lidah lagi tergigit, inikan pula kita sesama sendiri. Belajar menjadi seorang teman yang sudi memberi kemaafan kepada orang lain biarpun kamu sendiri tahu perkara itu bukanlah berpunca dari kesalahan atau kesilapan dirimu.
http://budriez.wordpress.com/

Thursday, January 29, 2009

NIKAH…SUDAH SIAPKAH?

Medan juang itu tidak semudah medan berbuat, medan berbuat itu tidak semudah medan berbicara medan berbicara itu tidak semudah medan berpikir. Tulisan ini ane buat dalam rangka ta'awwanu alal birri wataqwa.

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui." (Qs. Ar-Rum: 21)

Terkadang apa yang kita perjuangkan tidak selamanya membuahkan hasil yang kita inginkan. Banyak keinginan kita yang Allah tunda kedatangannya, bahkan ada yang keinginannya tersebut Allah ganti dengan kehendak-Nya. Yakinlah bahwa pilihan Allah itu adalah pilihan terbaik, pilihan Allah itu adalah pilihan yang paling terbaik, berhusnudzonlah terhadap yang Allah berikan kepada kita.Yang jelas jika keinginan kita tidak tercapai, janganlah sekali-kali untuk menyesali hal tersebut, termasuk menyesali ketika jodoh kita tak kunjung datang.

Ane pernah dengar sebuah nasihat pernikahan dari Quraiys Shihab, menurut beliau jodoh itu bukan dilihat dari kemiripan muka, bukan dilihat dari wajah yang mirip antara laki-laki dan perempuan tersebut. Tapi jodoh itu dilihat dari kemiripan kebiasaan kehidupan sehari-hari kita, misalkan orang yang suka dhuha pasti akan berjodoh dengan orang yang suka dhuha pula, begitu juga orang yang suka bershaum senin-kamis, maka Allah akan menjodohkannya dengan seseorang yang suka shaum senin-kamis juga. Allah mendasari perjodohan kita dengan sebuah kebiasaan kita, kebiasaan yang senantiasa berbuah kemanfaatan. Maka, jika kita ingin berjodoh dengan perempuan/ laki-laki yang saleh/ah maka yang pertama harus kita lakukan adalah bermuhasabah diri, sejauh mana tingkat keshalehan kita, sejauh mana penghambaan diri kita kepada Allah. Jangan sampai kita meminta jodoh yang shaleh/ah tapi kondisi iman kita jauh dari makna tersebut. Allah berfirman:

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).” (An Nur 26).

Yang kedua yang harus kita lakukan dalam mencari jodoh adalah memperhatikan kelurusan niat kita. hal ini sangat penting sebgai dasar pondasi kita kedepan dalam membangun rumah tangga, jangan sampai niat kita hanya sebatas, maaf hanya mencari nafkah batin saja. tapi diluar itu essensi dari sebuah pernikahan adalah mengharapkan ridho Allah dengan cara mengikutu sunnah yang telah Rasul ajarkan. Tentunya hal tersebut juga harus di raih dengan cara yang halal.

Rasulullah bersabda "Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya."(HR. Thabrani).

"Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama". (HR. Ibnu Majah).

Ketiga yang harus kita persiapkan adalah bekal nikah. Baik itu ilmu, mental maupun harta/ finansial. Ilmu akan senantiasa menjadi penunjuk arah jalan rumah tangga. Dengan ilmu ini kita dapat menilai kualitas rumah tangga dari pasangan tersebut sejauh mana ketahanan mereka dalam mengarungi bahtera ini. Orang yang telah berilmu dalam nikah ini, ketika dihadapi dengan permasalahan rumah tangga mereka akan senatiasa menjadikan masalah tersebut sebagi bumbu kahangatan yang akan merekatkan hubungan tersebut. Beda dengan orang yang nikah tanpa dilandasi ilmu, pasangan ini senantiasa tidak akan kuat menghadapi rintangan, mudah goyah dan cenderung putus asa yang ujung-ujungnya akan menghadirkan sebuah keputusan yang Allah benci yaitu perceraian. Nabi bersabda: “Pekerjaan Halal yang paling dibencii oleh Allah adalah talak (H.R. Abu Daud dan Ibn Majah).

Selain ilmu yang perlu kita persiapkan adalah terkait dengan mental pra dan pasca nikah kita. Kesiapan mental salah satunya terukur dari sejauh mana anda sanggup menerima pasangan dengan segala keunikannya, baik atau buruk dia adalah isteri anda. Mental perlu diperhatikan dalam rangka untuk mempersiapkan perubahan status sosial, yang tadinya individu / anak dari seorang ayah/ ibu, maka statusnya akan berubah jadi suami/ isteri ataupun Ayah/ ibu dari anak-anaknya nanti kelak. Belum lagi nanti ketika berbaur dalam kehidupan masyarakat, maka status sosialnyapun tentu akan akan berubah juga. Dalam hal ini dituntut sebuah kesiapan mental disertai dengan tanggungjawab yang besar agar nanti perubahan tersebut dapat diterima di lingkungan sekitar kita dan kitapun tidak kalah dengan perubahan tersebut.

Walaupun bukan hal yang utama, yang kita perlu persiapkan dalam pernikahan adalah salah satunya mengenai kesiapan finansial/kewangan, konteks ini tidak melihat dari sudut materialistic tapi lebih ke sudut realistik. Karena kebutuhan finansial rumah tangga akan terdebit secara kontinu dan banyak variasinya. Misalkan Untuk membentuk keluarga Islami dalam rumah tangga tentunya banyak pembiayaan yang kita butuhkan dalam menyekolahkan anak-anak atau menafkahi kebutuhan sehari-hari isteri, hal ini realitas yang tak bisa dihindari dan realistik di sini juga bukan berarti muluk-muluk apalagi berlebihan. Finansial rumah tangga yang realistis adalah ekonomi rumah tangga yang dikategorikan layak, bukan kaya tapi bukan pula di bawah garis kelayakan.

http://www.warnaislam.com/umum/renungan/2009/1/29/23460/NIKAHSUDAH_SIAPKAH.htm

Yahudi dalam Perspektif Al-Quran

Sejarah Singkat tentang Yahudi

Yahudi adalah agama samawi (yang berdasarkan wahyu dari Allah), agama ini ada sekitar 2000 tahun sebelum Nabi Muhammad di utuskan. Kitab sucinya adalah At-Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa As. Ada beberapa pendapat mengenai asal kata yahudi, diantaranya yang paling mendekati kebenaran adalah bahwa kata yahûd diambil dari kata hâda yahûdu yang berarti raja’a yarji’u (kembali), makna ini dikuatkan dengan Al-Quran, Surat Al A’raf, ayat 156, Innâ hudnâ ilaîk, artinya sesunggguhnya aku (Musa) telah kembali kepadamu. Ayat ini menjelaskan bahwa kedatangan Nabi Musa As kepada kaumnya untuk memngembalikan mereka ke jalan yang benar. Ada beberapa nama lain untuk kaum Yahudi, diantaranya : Bani Israîl, al ‘ibriyyûn/al’ibrâniyyûn, Qoûm Musa (pengikut Musa As), Ahlul Kitab. Nama-nama inilah yang sering dipakai oleh Al-Quran untuk meyebut mereka, seperti dalam surat Al Baqarah, ayat 43, 67, 83, 120, surat Al Mâidah, ayat 51,surat Ali ‘imran, ayat 64, surat Al A’râf ayat 156.

Pada awalnya mereka pengikut Nabi Musa As, mereka menjadi pengikut yang baik, karena mengikuti ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Nabi Musa As. Namun, setelah Nabi Musa meninggal mereka banyak melakukan tahrîf/mengubah isi At-Taurat dan banyak melakukan pelanggaran pada ajaran-ajaran mereka.

Al-Quran adalah kitab petunjuk bagi manusia untuk menuju jalan yang benar. Keadaan manusia akan selamanya gelap ketika tidak diterangi dengan cahaya Al-Quran. Seperti halnya orang yang berada dalam suatu ruangan tanpa disinari oleh cahaya apapun, maka ia tidak akan melihat benda apapun yang berada di sekitarnya. Begitu juga kehidupan yang kita jalani akan bisa tersesat, jika tanpa mendapatkan hidayah Al-Quran. Kitab suci Al-Quran banyak menjelaskan karakteristik orang-orang Yahudi, seperti dalam aspek akidah, ubudiyah dan juga sosial.

Pelanggaran Yahudi dalam Akidah

Penulis akan mengawali perihal pelanggaran kaum Yahudi pada aspek akidah, mereka banyak menyelewengkan ajaran yang telah mereka dapatkan dari Nabi Musa as. Dalam Al-Quran, surat al-Taubah, 30. Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah." Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling? . Dari ayat ini nampak jelas bahwa orang-orang Yahudi telah menghina Allah, karena telah menyamakan Allah dengan makhluk-Nya. Padahal Allah SWT tidak beranak dan juga tidak diberanakkan, (QS 112:3). Dalam tafsir Al Marâghi dijelaskan bahwa ‘Uzair adalah seorang pendeta (kâhin) Yahudi, ia hidup sekitar 457 SM. Menurut kepercayaan orang-orang Yahudi ‘Uzair adalah orang yang telah mengumpulkan kembali wahyu-wahyu Allah di kitab At Taurat yang sudah hilang sebelum masa Nabi Sulaiman As. Sehingga segala sumber yang yang dijadikan rujukan utama adalah yang berasal dari ‘Uzair, karena menurut kaum Yahudi waktu itu ‘Uzair adalah satu-satunya sosok yang paling diagungkan, maka sebagian mereka akhirnya menisbatkan ‘uzair sebagai anak Allah. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa penyelewengan dalam masalah akidah merupakan tindakan yang sangat sesat, karena sekitar 1/3 dari kandungan Al-Quran menjelaskan tentang akidah/kepercayaan atas semua rukun iman yang harus diyakini oleh setiap manusia.

Dalam ayat lain Allah juga menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi juga berburuk sangka dan mencela Allah (QS 5:64) Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dila'nat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. Dalam Ayat ini semakin jelas bahwa orang-orang Yahudi telah menghina Allah, mereka mengatakan bahwa tangan (kekuasaan) Allah telah terbelenggu (dari kebaikan), mereka menganggap Allah bakhil. Sungguh sangat keji dan sombong sifat mereka yang berani menghina Allah. Padahal tangan mereka yang sebenarnya terbelenggu dari kebaikan dan lebih menyukai kebakhilan. Mereka tidak bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan kepada mereka, tetapi justru selalu kufur nikmat. Orang-orang yang demikian yang telah diancam oleh Allah dengan siksaan yang sangat pedih.

Al-Quran sering menggunakan sebutan Ahlul Kitab untuk kaum Yahudi, dan yang dimaksud Ahlul Kitab juga termasuk orang-orang Nasrani, jadi Ahlul Kitab adalah sebutan untuk orang-orang Yahudi dan Nasrani. Di antara beberapa surat dalam Al-Quran yang banyak menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kaum Yahudi adalah QS. Al Baqarah, Ali ‘imran, Al Maidah.

Keburukan Yahudi dalam Aspek Sosial

Ada satu topik yang diangkat dalam QS 3:75, Di antara Ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: "tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. Allah telah menjelaskan sikap mereka yang sulit untuk bisa dipercaya, sebagaimana sifat orang munafik yang suka berbohong, khianat, dan ingkar janji. Selain itu mereka juga suka meremehkan kaum lain, seperti sikap Yahudi kepada bagsa Arab, pendapat ini diambil dari penafsiran yang menjelaskan maksud kata alummiyyîn adalah orang-orang arab. Dari Ayat ini kita bisa mengambil pelajaran yang sangat berarti yaitu untuk lebih berhati-hati dalam bermuamalah dengan mereka baik yang bersifat politik atau hubungan sosiala lainnya, agar kita bisa selamat dari tipu daya mereka.

Sudah menjadi sifat manusia untuk berbuat semena-mena, karena merasa paling hebat dan kuat, serta sombong. Begitu juga yang telah dilakukan kaum Yahudi, mereka suka membuat kerusakan di muka bumi dengan melakukan perang dan sejenisnya. Mari kita kembali bertadabbur pada akhir ayat (QS 5:64), Allah menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi akan selalu berbuat kerusakan di muka bumi, dalam ayat ini digunakan fi’il mudlari’ pada kata yas’auna, dalam ilmu balaghah penggunaan kalimat yang berbentuk mudlari’ memiliki arti istimrâr (terus menerus/berkelanjutan). Orang-orang Yahudi termasuk golongan yang suka membangkang perintah Allah. Apalagi terhadap ajakan kebaikan dari sesama manusia, pasti mereka lebih berani untuk menolak. Sekarang kita bisa melihat dengan mata kepala kita sendiri atas sikap mereka yang sudah tidak manusiawi. Dengan berdalih membela diri, mereka tanpa merasa berdosa telah membunuh lebih dari 800 orang dan telah melukai lebih dari 3000 warga sipil yang tak berdosa. Resolusi PBB untuk gencatan senjata telah mereka abaikan, demonstrasi dari jutaaan manusia di seluruh penjuru dunia juga tidak didengarkan. Sungguh hati dan mata serta telinga mereka telah terkunci oleh kekufuran, sehingga mereka tak pernah menerima kebenaran walau mereka sebenarnya sering tahu bahwa mereka bersalah. Semakin jelas sifat munafik mereka, yaitu mereka suka melakukan kerusakan dimuka bumi, tetapi mereka tidak mengakui kelakuan mereka dan selalu berdalih bahwa yang dilakukannya adalah kebaikan.

Sikap Keras Yahudi pada Umat Islam

Ketika kita kembali mengingat sejarah orang-orang Yahudi yang suka membantah ajakan Nabi Muhammad Saw menuju jalan yang benar, maka kita bisa melihat betapa angkuh dan keras hati mereka. Kebencian mereka terhadap Islam tak akan pernah surut sampai kapan pun. Mereka tak akan pernah rela kepada umat Islam, sampai umat Islam mau mengikuti hawa nafsu mereka. Memang musuh Islam banyak (tak hanya Yahudi), bahkan orang yang beragama Islam yang munafik kepada agama Islam bisa menjadi musuh Islam juga. Namun, rasa permusuhan yang ada dalam hati para Yahudi lebih keras dan sadis dibanding dengan musuh-musuh yang lain.

Dalam QS 5:82, Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani." Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri. Dalam Tafsir Al Alûsi dijelaskan bahwa orang-orang Yahudi disifati oleh Allah sebagai asyaddannâs, karena kufur mereka yang sudah sangat berlebihan, serta kebiasaan mereka berbohong dan mengikuti hawa nafsu. Bahkan dikatakan juga bahwa dalam pandangan mereka wajib memerangi orang-orang yang kontroversi dengan keinginan mereka. Selain orang Yahudi juga orang-orang musyrik yang menjadi musuh yang sangat keras bagi umat Islam. Namun, dalam ayat ini orang-orang Yahudi lebih didahulukan (disebut terlebih dahulu) dari pada orang-orang musyrik, kenapa? Masih menurut Al Imam Al Alûsi dalam tafsirnya, orang-orang Yahudi disebut terlebih dahulu karena kebiasaan mereka yang lebih suka memusuhi dulu/mencari masalah, dalam pendapat lain dikatakan karena sifat kejelekannya lebih banyak dari pada yang lain.

Kita semua sekarang juga bisa melihat fakta kebencian mereka terhadap orang-orang Islam yang ada di Gaza, walaupun perang yang sedang berlangsung bukan atas nama agama, tetapi secara otomatis umat Islam sedunia merasa ikut diperangi, karena melihat saudar-saudara mereka seagama telah dibantai di Gaza. Bertahun-tahun Yahudi Israel menjajah, mengusir dan menyiksa rakyat Palestina. Berbagai macam kecaman telah mereka dapatkan dari mayoritas manusia di seluruh penjuru dunia, Ratusan ribu orang berdemonstrasi di negara-negara Eropa, puluhan ribu orang berdemonstrasi di negara-negara Arab dan Asia Tenggara untuk mengecam agresi militer Israel yang sangat didukung AS, tetapi mereka justru semakin gila meluncurkan serangan-serangan ke pemukiman warga Gaza. Yahudi Israel benar-benar telah melanggar HAM, mereka juga telah melakukan kejahatan perang dengan menghancurkan tempat-tempat ibadah, sekolahan, kantor-kantor media massa, membunuh anak-anak serta membantai warga sipil. Israel dan Amerika menuduh Hamas adalah kelompok teroris yang harus dihancurkan, padahal Israel dan AS yang sebenarnya lebih pantas disebut Terosis. Banyak fakta-fakta yang kuat yang bisa dijadikan penguat atas hal ini, seperti pembunuhan ratusan ribu orang di Irak atas tuduhan senjata pemusnah masal/nuklir yang akhirnya tak bisa dibuktikan oleh George W. Bush, begitu juga pembantaian oleh tentara-tentara Israel kepada warga awam di Gaza, Palestina. Sungguh sikap mereka sangat keji dan tidak manusiawi.

Kita masih belum tahu sampai bila mereka akan menghentikan kebiadaban mereka, apakah menunggu siksaan Allah yang akan segera datang untuk balasan bagi orang-orang yang dzalim seperti mereka? Semoga saja mereka cepat mendapatkan siksaan dari Allah. Doa dan dukungan kami akan selalu menemani saudara-saudara kita yang berada di Palestina, semoga mereka mendapatkan pertolongan yang mulia dan kemenangan yang agung dari Allah ‘azza wajallâ, âmîn. Wallahu a’lam.

Penulis: H. Faiz Husaini E-mail : hudan_syifa@yahoo.com
http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/yahudi-dalam-prespektif-al-quran.htm

Wednesday, January 21, 2009

Susah Payah Menolong Agama

Biarlah kita bersusah sedikit asalkan Islam menang.
Jangan bimbang kerana setiap kesusahan kita akan di ganjarkan sewajarnya oleh Allah, Tuhan yang Maha Adil.
Apalah nilai hidup ini kalau tidak mahu menjadi penolong agama Allah?
Kita semua sama-sama akan balik mempersembahkan semua amalan kita kepada Allah.

Tuesday, January 13, 2009

Teruskan Gaya Hidup Kita

Supaya berterusan pertautan hati sesama saudara se agama, kita perlu istiqamah ikut program usrah.

Untuk itu, kita perlu redha di didik dan kemudiannya mendidik orang lain supaya cinta dan utamakan agama.

Itulah gaya hidup kita zaman berzaman.

Dengan agama terbukti kita boleh hebat dunia akhirat.

Kalau tidak, terbukti manusia hanya jadi mainan nafsu dan syaitan yang penuh tipu daya.

Bedilan Zionis & Mana Doa Kita?

Negara haram Israel yang menjajah Palestin terbukti tidak jemu-jemu selama 60 tahun menzalimi, menyeksa dan membedil umat Palestin, saudara kita seagama.
Sewajarnya kita pun tidak jemu-jemu mendoakan kesejahteraan umat Palestin.
Teruskan berdoa supaya Allah sejahterakan umat dan menangkan perjuangan mujahidin.

Thursday, January 08, 2009

Kita Yang Bersalah Bila Anak Gadis Mabuk Dengan Perzinaan

oleh Pak Teh Majid

Terkejut saya membaca laporan berita tentang ramainya remaja perempuan Islam yang terjerumus dalam lembah perzinaan sejak usia masih mentah lagi. Segera saya sedar bahawa perlu tindakan segera bagi mengatasi konflik sosial yang makin membarah ini.

Bayangkan, anak-anak remaja perempuan yang masih bersekolah, berumur di bawah 15 tahun tetapi saban hari mengadakan persetubuhan haram, dan berbangga dengan maksiat yang mereka lakukan, masya-Allah. Malah, rakan-rakan sebaya yang tidak pernah berzina akan dikutuk, atau paling kurang diperli, kerana kononnya tidak mengikuti peredaran zaman.

Perkembangan buruk ini adalah mala petaka di atas kelalaian kita sebagai umat yang sepatutnya dibangga oleh Nabi Muhammad kerana berperanan bagi menyeru kebenaran dan mencegah maksiat. Lebih teruk, umat Islam yang sedar tentang tugas dan tanggungjawab pun makin melupai peranan unggul sebagai jurudakwah.

Saya mohon keampunan kepada Allah kerana turut alpa dan lalai dengan peranan mulia warisan para Nabi ini. Kita semakin hidup sendiri-sendiri, hanya menjaga diri, keluarga dan kelompok sempit. Dunia yang makin terlungkup seperti tidak dipedulikan.

Anak-anak muda yang kehilangan arah itu menjadi tanggungjawab kita bagi memandu mereka ke arah jalan yang lurus dan selamat.

Dengan duduk berdiam diri, sekadar menggeleng kepala tanda tidak berpuas hati atau membantah lingkungan mungkar, ia tidak akan membawa kita ke mana-mana, sebaliknya kian terperosok dengan fenomena kemaksiatan melampau itu. Moga Allah tidak menurunkan bala atas semua umat disebabkan kelalaian kita BERDAKWAH.

http://kedahlanie.blogspot.com/

Komen: Jom Bersama Berdakwah Menyelamatkan Manusia Dari Siksa Akhirat.