Wednesday, December 13, 2006

Dia & Kau

Bukan aku menolakmu
Bukan
Tapi berikan aku masa
Untuk mengenali & mencintai Dia
Kerana aku tahu
Engkau tanpaNya
Adalah tipu-daya semata-mata

Mungkin esok
Mungkin
Kita bisa ketemu
Kerana kini
Aku mahu mencintaiNya
Sebelum ku mencintaimu

Hidup ini tidak sampai sampai kemana
Laksana musafir
Berjalan & berhenti
Dan berjalan lagi
Untuk berhenti
DisisiNya jua

Akhirnya
Kau memang bukan untuk ku kini
Kerana aku lebih senang denganNya
Dengan cintaku padaNya
Cinta pada yang lain datang sendiri
Oh dunia

(kenangan the promenade, sa1 6en)

Friday, December 08, 2006

Peringatan 18 Tahun Syahidnya Abdullah Azzam: Teroriskah Simbol Jihad Afghanistan itu?

24 November, 18 tahun Islam. Seorang tokoh pejuang Islam menghadap Allah swt dengan begitu indahnya. Syaikh Abdullah Azzam, siapa yang tidak pernah mendengar nama itu? Hampir setiap Muslim yang memperhatikan kondisi dunia Islam di tahun 80-an pasti mengenal nama dan sosok Abdullah Azzam dengan baik.

Dia adalah simbol jihad Afganistan saat mengusir pasukan beruang merah Rusia. Dan kini, hampir 18 tahun berlalu, namanya masih lekat dikenang dalam hati para pejuang Islam di dunia. Meski, label gembong teroris juga dikaitkan dengan namanya, namun siapapun yang mengetahui kondisi perjuangan jihad Afganistan ketika itu, tak pernah terbetik sedikitpun bahwa Abdullah Azzam adalah seorang teroris. Bahkan sebaliknya, ia adalah pejuang sejati yang begitu tinggi kasih sayangnya kepada kaum Muslimin.

Beberapa waktu lalu, sejumlah tokoh mengingatkan tentang peringatan syahidnya tokoh jihad Afganistan itu. Salah seorang muridnya yang kini tinggal di Mesir, bercerita tentang Abdullah Azzam, saat beliau sedang melakukan perkemahan. Pada suatu acara semua yang mengikuti mukhayyam itu di perintahkan oleh komandan lapangan. “Kalian berlarilah mengelilingi lapangan ini sebanyak yang kalian bisa,” ujar komandan lapangan.

Semua peserta perkemahan berlari. Namun setelah beberapa putaran, sudah ada yang menyerah, dan mereka yang menyerah beralasan bahwa “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (2: 286), inilah yang saya mampu”,

Begitu pula orang-orang yang menyerah selanjutnya, mereka selalu beralasan dengan ayat ke 286 di surat Al-Baqarah tersebut, dan yang sisa pun semakin banyak yang menyerah, sampai tinggal Abdullah Azzam sendiri, beliau terus berlari mengelilingi lapangan tersebut, sampai akhirnya beliau pingsan.

Dan setelah sadar beliau ditanya oleh komandan lapangan “ Mengapa anda berlari sampai pingsan begini, kan sudah saya bilang bahwa anda berlari semampu anda”, lalu Abdullah Azzam menjawab “inilah yang saya mampu, sesuai yang anda perintahkan“

Yang dimaksud oleh Abdullah Azzam adalah makna sebenarnya dari “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”, bahwa perintah harus dijalankan sesuai isinya. Di sisi lain, upaya apapun harus dilakukan dengan upaya yang optimal di batas kemampuan seseorang. Itulah salah satu pelajaran yang diberikan Abdullah Azzam.

Komitmen Kuat Berjihad

Abdullah Azzam dilahirkan di sebuah kampung di Utara Palestina yang dikenal sebagai Selat al-Harithia di daerah Genine pada tahun 1941. Ayahnya bernama Mustaffa yang meninggal dunia setahun selepas pembunuhan anaknya. Ibunya bernama Zakia Saleh yang meninggal dunia setahun sebelum Sheikh Abdullah Azzam dibunuh.

Abdullah Azzam berasal dari keluarga yang baik latar-belakang keagamaannya. Keluarganya gembira mempunyai anak lelaki, Abdullah Yusuf Azzam, yang sudah terlihat istimewa di kalangan kanak-kanak lain dan telah aktif berdakwah pada usia yang muda. Rekan-rekannya mengenali Azzam sebagai seorang yang wara dan sangat hati hati dengan dosa. Ia menunjukkan tanda-tanda kecemerlangan pada usia muda. Guru-gurunya melihat keistimewaan ini sejak Azzam masih duduk di bangku sekolah. Abdullah Azzam masuk dalam organisasi al-Ikhwan-ul-Muslimin sebelum mencapai usia baligh.

Sheikh Abdullah Azzam telah dikenal karena ketabahan dan sifatnya yang sungguh sungguh sejak kecil. Ia menerima pendidikan awal peringkat sekolah dasar dan menengah di kampung sebelum meneruskan pendidikan di College Pertanian Khadorri sampai tingkat Diploma. Walau merupakan pelajar termuda di kalangan teman-temannya, Abdullah Azzam adalah murid yang paling cerdas. Setelah menamatkan pendidikan di College Khadorri ia bekerja sebagai seorang guru di sebuah kampung bernama Adder di Selatan Jordan. Kemudian beliau meneruskan pendidikan di college Shariah di universitas Damaskus sehingga memperoleh Ijazah B.A. dalam Shariah pada 1966. Setelah pihak Yahudi mendudduki Tepi Barat pada tahun 1967, Abdullah Azzam muda hijrah ke Jordan, karena ia tidak mau tinggal di bawah penjajahan Yahudi di Palestina. Pengalaman melihat tank-tank Israel bergerak masuk ke Tepi Barat tanpa ada hambatan meningkatkan tekadnya untuk hijrah dan belajar mendapatkan kemampuan untuk perang.

Tahun 1960-an ia ikut dalam Jihad menentang penjajahan Israel di Palestina dari Jordan. Ketika itu juga ia menerima Ijazah Master di dalam bidang Shariah dari Unversitas al-Azhar. Pada tahun 1970 sesudah Jihad terhenti karena kekuatan PLO dipaksa keluar dari Jordan, Abdullah Azzam menjadi seorang pensyarah di universitas Jordanian di Amman. Pada tahun 1971 ia dianugerahkan biasiswa ke Universitas al-Azhar di Kairo sampai ia memperoleh Ijazah doktor di dalam bidang Ushul al-Fiqh pada 1973. Ketika di Mesir itulah, ia telah berkenalan dengan keluarga Sayid Quthb, keluarga tokoh perjuangan Islam di Mesir.

Pada tahun 1979 ia meninggalkan universitas berpindah ke Pakistan untuk ikut serta dalam Jihad Afghanistan. Di sana ia berkenalan dengan pemimpin-pemimpin Jihad. Awal kedatangannya di Pakistan, ia dilantik sebagai pensyarah di universitas Islam internasional di Islamabad. Setelah beberapa waktu lamanya, kemudian beliau mengambil keputusan untuk berhenti dari tugas universitas untuk memfokuskan seluruh waktu dan tenaganya kepada Jihad di Afghanistan.

Abdullah Azzam sangat banyak dipengaruhi oleh Jihad di Afghanistan dan Jihad di Afghanistan juga sangat banyak dipengaruhi Abdullah Azzam sejak beliau memfokuskan seluruh waktunya untuk Jihad. Ia menjadi seorang yang disegani di arena Jihad Afghanistan. Ia menumpahkan seluruh daya usaha untuk menyebarkan dan mengenalkan Jihad di Afghanistan ke seluruh dunia. Ia mengubah pandangan umat Islam tentang Jihad di Afghanistan dan menyadarkan bahwa Jihad adalah tuntutan Islam yang menjadi tanggung jawab semua umat Islam di seluruh dunia. Berkat hasil usahanya, Jihad Afghan menjadi Jihad universal yang diikuti oleh umat Islam dari berbagai pelosok dunia.

Abdullah Azzam bahkan menjadi idola generasi muda yang menyahut seruan Jihad. Pernah ia berkata, "Aku rasa seperti baru berusia 9 tahun, 7 setengah tahun di Jihad Afghan, satu setengah tahun di Jihad Palestina dan tahun-tahun yang selebihnya tidak bernilai apa-apa."

Ia juga melatih keluarganya dengan pemahaman dan semangat yang sama. Isterinya terlibat dengan kegiatan penjagaan anak-anak yatim di Afganistán. Ia sendiri menolak tawaran pekerjaan sebagai pensyarah dari beberapa buah universitas sambil berikrar bahwa ia tidak akan meninggalkan Jihad sehingga gugur syahid. Ia juga selalu mengatakan bahwa tujuan utama dan cita-citanya adalah untuk membebaskan Palestina.

Terbunuh Saat Hendak Sholat Jumat

Tentu saja komitmen yang begitu tinggi pada Islam menimbulkan keresahan di kalangan musuh-musuh Islam. Mereka bersekongkol untuk membunuh beliau. Pada tahun 1989, sebuah bom diletakkan di bawah mimbar yang ia gunakan untuk menyampaikan khutbah Jumat. Bahan letupan itu sangat berbahaya dan ledakannya akan memusnahkan masjid tersebut bersama dengan semua benda dan jamaah di dalamnya. Tetapi dengan perlindungan Allah, bom tersebut tidak meledak dan ratusan orang Islam selamat.

Musuh-musuh Islam terus berupaya membunuh Abdullah Azzam. Pada hari Jum’at, 24 November 1989 di Peshawar, Pakistan, mereka telah menanam tiga buah bom di jalan yang sempit. Abdullah Azzam meletakkan keretanya di posisi bom pertama dan kemudian berjalan ke masjid untuk shalat Jum’at. Bom pun meledak dan Abdullah Azzam gugur bersama dengan dua orang anak lelakinya, Muhammad dan Ibrahim, beserta dengan anak lelaki al-marhum Sheikh Tamim Adnani (pejuang di Afghan).

Ledakan bom seberat 20kg TNT dilakukan dengan alat kontrol jarak jauh. Setelah ledakan kuat itu itu orang-orang keluar dari masjid dan melihat keadaan yang mengerikan. Hanya bahagian kecil dari mobil tersebut yang kelihatan. Anak Abdullah Azzam, Ibrahim, terpental 100 meter; begitu juga dengan dua orang anak-anak lagi. Serpihan mayat mereka bertaburan di atas kabel-kabel elektrik.

Tubuh Abdullah Azzam ditemukan bersandar pada sebuah tembok, dalam keadaan sempurna dan tiada luka atau cedera kecuali sedikit darah yang mengalir dari bibirnya. Seperti itulah akhir kehidupan seorang Mujahid di dunia ini dan insya-Allah kehidupannya akan terus berlanjut di sisi Allah swt.Abdullah Azzam dikebumikan di Tanah Perkuburan Shuhada Pabi di mana beliau menyertai ribuan para syuhada. (na-str/ikhol)

N.B Kita bagaimana? Jom sama-sama kita berdakwah...

Punca: http://www.eramuslim.com/news/lpk/4573d083.htm dengan sedikit pembetulan istilah.

Tuesday, October 17, 2006

Kesungguhan Berpuasa

Kesungguhan berpuasa menunjukkan kita mampu menjadi hamba yang taat kepada Allah dalam seluruh kehidupan kita.
Agak pelik sekiranya kita tidak mahu menjadi hamba Allah yang taat padahal kita bersungguh berpuasa.

Wednesday, October 11, 2006

SAYURAN SEGAR DAN IKAN MELALUI AKUAPONIK



Anda dan keluarga sukakan sayuran segar sepanjang tahun serta suka memperolehi berkilo-kilo ikan? Caranya mudah saja iaitu melalui akuaponik. Anda cuma perlu peruntukkan masa 5 minit sehari untuk berladang cara akuaponik walaupun dengan pakaian yang anda pakai ke pejabat. Tidak perlu mencangkul, merumput, menggembur dan membongkok atau duduk lama yang menyiksa badan. Sistem akuaponik tidak menggunakan sebarang racun rumpai dan racun serangga. Juga tidak perlu bimbang untuk menyiram sayuran setiap hari. Anda hanya memberi makan kepada ikan lalu menyebabkan anda mendapat sayuran dan ulam segar.

Akuaponik (aquaponic atau aquaponics) adalah gabungan berternak atau memelihara ikan dan sekaligus menanam sayuran menggunakan air tanpa menggunakan tanah. Ikan air tawar yang anda suka (contohnya ikan tilapia, ikan keli, ikan emas, ikan koi atau udang galah dll) boleh di ternak atau di pelihara di dalam kolam atau tangki.

Kehadiran ikan dalam kolam@tangki ikan akan menyebabkan air menjadi beracun/toksik kepada ikan. Dalam sistem akuaponik, air kumbahan dari kolam ikan akan di sedut sebagai pupuk@baja menggunakan pam ke dalam ruang tanaman yang terdiri dari kerikil yang di tanam dengan pelbagai jenis sayuran, herba atau pokok bunga hias.

Kehebatan Allah menjadikan bakteria nitrosomas and nitrobactor untuk menukarkan air kumbahan menjadi baja kepada tanaman dan sekaligus membersihkan air yang kemudiannya di alirkan ke kolam ikan menggunakan graviti (di sebut air terjun buatan) yang sekaligus memperkayakan kandungan oksigen dalam air. Proses yang berlaku menyebabkan air menjadi bersih dan di kitar untuk kegunaan ikan.

Bahan mudah untuk membina sebuah sistem akuaponik anda adalah:
1. Kolam di dalam tanah atau atas tanah menggunakan kok konkrit (precast concrete ring dengan lantai), tangki PVC atau kaca gentian
2. Paip PVC dan bahan kerja paip yang bersangkutan
3. Bekas tanaman sebesar mungkin daripada pvc, plastik atau kaca gentian di atas pelantar yang sesuai
4. Pam akuarium yang sesuai.

Lubang-lubang kecil perlu di tebuk pada paip PVC untuk membolehkan air daripada kolam ikan keluar mengairi ruang tanaman yang di isi dengan kerikil.

Perhatian: Nisbah isipadu air tangki ikan : kerikil dalam bekas tanaman = kira-kira 1.3 : 1.

Akuaponik adalah sesuai untuk sebarang saiz berdasarkan kreativiti anda samada di amalkan sebagai hobi untuk manfaat sendiri dan keluarga, untuk pelajar tadika atau sekolah rendah/menengah memahami sains mengenai ekosistem mini yang mengaitkan hubungan rapat dan berterusan diantara ikan, bakteria dan sayuran; pertubuhan kebajikan contohnya rumah anak yatim, pusat serenti; dan untuk kegunaan komersial.

Anda dan keluarga akan terpegun melihat kehebatan Allah menjadikan ekosistem ikan, air, bakteria dan sayuran yang saling membantu untuk kesejahteraan manusia. Wajar benar kita mentaati Allah dalam hidup yang sementara ini. Selamat memetik sayuran segar dan ikan. Berkongsilah ilmu, sayuran dan ikan dengan jiran anda.

Kearah Dunia Adil & Sejahtera

PESANLAH KEPADA ANAK-ANAK TERSAYANG

Kita tertanya-tanya: Apa yang hebat sangat tentang agama-agama lain sehingga sanggup keluar Islam? Adakah agama lain yang lebih hebat, benar dan betul dari Islam…sehingga sanggup murtad dari Islam?

Seolah-olah wujud gerakan sulit terancang untuk memurtadkan ummat Islam terutamanya anak Islam kesayangan kita dengan pelbagai cara terutama melalui budi, cinta dan kahwin. Lantas semudah itu Islam di korbankan.

Apakah segunung kasih dan selaut budi yang di terima dari kenalan atau kekasih yang kafir itu MELEBIHI kasih sayang ibu bapa sejak sebelum di lahirkan, sewaktu bayi dan sewaktu membesar kanak-kanak…..serta kasih sayang Allah menghidupkan kita dan mengurniakan kita segala-galanya.

Ingatlah KEBENARAN hanya satu bukan dua atau tiga… Berpeganglah kepada TRUTH (kebenaran) sampai mati dan sampaikan kepada kawan-kawan keliling kita. Carilah KEBENARAN dengan banyak membaca buku, mengkaji Al-Quran banyak berbincang dengan pakar.

Kita sebagai ummat Nabi terakhir mesti berdakwah kepada orang kafir di mana saja. Melalui dakwah, sudah ramai kafir menjadi muslim saudara kita. Melalui dakwah juga, orang Islam bertambah baik iman dan amal mereka. Tanpa dakwah, tiada apa yang boleh menyelamatkan kita dari neraka di akhirat.

Oleh kerana kita terleka dan tidak berdakwah menyebabkan kesesatan dan kebatilan di pandang sebagai kebenaran. Kita orang Islam sepatutnya meneruskan berdakwah kepada kebenaran Islam. Sejarah mengajar kita hanya dengan dakwah kebenaran sahaja akan mengalahkan kesesatan dan kebatilan. Orang Islam kena ingat dakwah Islam sangat penting untuk survival umat termasuk diri kita dan keluarga.

Jom teruskan dakwah, selamatkan semua orang termasuk semua yang di sayangi.

Kearah Dunia Adil & Sejahtera

Monday, September 04, 2006

Apa yang boleh kita pelajari dari Peperangan Lubnan 2006?

Peperangan Lubnan 2006 telah memberikan dimensi baru kepada masyarakat dunia mengenai rejim Zionis Israel.

Rejim Zionis yang selama ini dilihat sebagai kuasa terhebat di rantau Asia Barat lewat kejatuhan Iraq, kini tidak lagi digeruni oleh lawan-lawan mereka. Tentera "keempat" terkuat di dunia yang mereka miliki ternyata tidak mampu untuk menyaingi kehebatan Hizbullah yang mempunyai kelengkapan persenjataan yang jauh lebih lemah daripada mereka.

Peperangan tersebut juga telah membuktikan kepada kita bahawa angka yang besar tidak semestinya hebat, tetapi PERSIAPAN, STRATEGI, DISIPLIN, PERANCANGAN, KEIMANAN YANG TINGGI dan JAYA JUANG YANG TIDAK KENAL HENTI, ITULAH FORMULA KEMENANGAN. Hizbullah telah membuktikannya, dan mungkin kita juga bakal menyaksikan perkara yang sama di bumi Palestin pula.

Bak kata Syed Hassan Nasrullah: "Israel which has both nuclear weapons and the strongest air force in the region, is weaker than a spider's web"

Benarlah maksud firman Allah: Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa sahaja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, sedang Allah mengetahuinya. Apa sahaja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah nescaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiayai (dirugikan)(Qur'an, Al Anfal:59).

Dan benarlah maksud firman Allah: Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung (Qur'an, Ali Imran:200).

Kita hanya perlu lakukan yang terbaik dan termampu dari segi PERSIAPAN, STRATEGI, DISIPLIN, PERANCANGAN, KEIMANAN YANG TINGGI dan JAYA JUANG YANG TIDAK KENAL HENTI. Jom kita laksanakannya bersama-sama.

Sumber: Maszlee Malik, Menyingkap rahsia kekuatan Hizbullah, http://palestinkini.info/modules.php?name=News&file=article&sid=1247

Tuesday, August 22, 2006

WE SHOULD NOT FEAR BEING CALLED RADICAL

Pejuang sentiasa muda! Sengaja di simpan untuk kenangan kerana semangat perjuangannya tinggi walaupun beliau sudah berumur 68 tahun (dilahirkan Ogos 1938). Kita bagaimana?

Ustaz Abu Bakar Bashir, founder and head of the Pesantren al-Mukmin of Ngruki, based in the Indonesian city of Surakarta, is widely known in Southeast Asia and around the world.

Following the bombings on the island of Bali in 2002, he was accused of being involved in the attack and subsequently jailed. After his early release last month, he has once again appeared on the Indonesian political scene.

Despite the accusations that were leveled against him, many Indonesians have expressed support for the man and skepticism over the trial, arguing that the Indonesian government was forced to act against Bashir due to pressure from Western governments including the United States and Australia.

Malaysian academic and commentator Farish A. Noor recently visited the Pesantren al-Mukmin in Solo and met with Bashir himself. The following is a transcript of his conversation (conducted in Bahasa Indonesia) with Bashir:

FN: We have just returned from a demonstration where you and the students of Ngruki were present along with members of the Majlis Mujahidin Indonesia (MMI), Front Pembela Islam (FPI), Front Pemuda Islam Solo (FPIS), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) and others. When you spoke to the crowd you focused mainly on the current conflict in Lebanon and the aggression of the Israelis. You also criticised the weakness of the Muslim leaders of the world. Why has it come to this? Recently there was the OIC meeting in Kuala Lumpur and the statement they came up with was lame and non-conclusive; why are Muslim governments so scared to speak up and call for united action?

ABB: This is to be expected from them. What else can they do? What else can they say? There is not a single Muslim leader today who has the courage and commitment to defend Islam and Muslims, they are all in awe of the United States and other Western powers, and are indebted to them. This is what we call ‘Wahn'. Our Prophet warned that this would be the case in the future, that the Muslim ummat would be great in numbers, but weak in spirit - until they are trampled upon again and again.

The Arab leaders and other Muslim leaders in Asia all suffer from this disease called ‘wahn', this weakness brought about by wealth and privilege, and thus they have become soft. That is why they cannot stand up to the kafirs and they cannot be firm in their statements and policies. Their love for the world and all things wordly means that they only think of themselves. Arab leaders worry more about making money from the profits they get from oil and gas that they turn the other way when Lebanon is being destroyed right next to them. Their neighbours are being murdered, but they only make calculations for their own benefit.

This is why I have always said that it would be better if Muslims were poor. Oil wealth has been a curse on us, made us weak and docile. Look at the Afghans, during the time of the Soviet invasion. They were among the poorest Muslims in the world, yet they were sustained by their faith in God, and God alone.

Muslims must believe that all power, success and victory comes from God alone. If God wills it, they will win - no matter what the odds may be. The Prophet defeated the enemies of Islam even when he and his followers were small in number. Why? Because they had the ultimate power, God, on their side. This is the real superpower. The Afghans did not have sophisticated weapons like the Soviets did, but with their faith they defeated a superpower. That is when the kafirs feared us Muslims, when we had discipline and faith, when we were strong in our hearts and not weak in our stomachs.

This jihad spirit is not in the OIC now. Show me an OIC leader who can talk about jihad. Not even the leaders of Malaysia or Indonesia have this, so how can we do anything?

The only Muslim leader who has some spirit left is your former leader Mahathir Mohamad, who called for a boycott of US and other Western currencies. He was right, when he said that Muslim countries should abandon the US Dollar and trade with their own currencies instead. Why should we use the Dollar even when we trade among ourselves? Even though Mahathir did not openly call for jihad, at least he said something. This was the least we could have done.

But the leaders of the OIC could not even accept Mahathir's proposal, yet they talk about respect and honour. What honour have we got left, when nobody is listening to us?

FN: Some would argue that this weakness stems from the fear of being seen as being 'too radical'. I have problems with this concept, for I believe that being a radical is not necessarily a bad thing. After all Nelson Mandela, Kwame Nkrumah, Jomo Kenyata, Ghandhi, Nehru, were all radicals in their time; and they did not compromise in their opposition to colonialism, imperialism, racism and apartheid. So why can't we be radicals now?

ABB: You are right, but the weakness does not come from the millions of Muslims in the world. They do not mind being radical, they have no fear to speak out and to protest and to jihad. But the weakness comes from these Westernised co-opted Muslim leaders who just want to look good in the eyes of the West and Western media. They are scared that the BBC or CNN may call them radicals, so they remain soft instead. The problem lies there, with the Muslim leaders, not the Muslim masses.

The Muslim leaders swallow the advice of the Western powers and bodies like the IMF and World Bank, even when it is bad for their countries and they know this. They are the real hypocrites and traitors to Islam and Muslims. Yet as you say we should not accept the idea that being a radical is a bad thing. Any movement for change will be radical. Our Prophet was a radical too- he fought against the injustices of his community and challenged the feudal order of his society, so they called him a radical. So what? We should be proud of that!

We should be proud that our Prophet came into the world with the message of Islam to change it for the better, and not for the worse, or to keep things as they are. What use is revelation or religion if it doesnt change anything?

Today the Western powers and media want to domesticate us like sheep, to keep us tame and domesticated. But why are animals domesticated? So that they can be slaughtered in the end!

That is why they use the label 'radical' in the way they do, to keep us scared and to keep us under control. This is true for our leaders, who have all been domesticated and trained to speak the way their Western bosses want them to.

FN: So where do we get our role models then?

ABB: The only model to follow is pure Islam. Because Islam in its original form was tough and hard, not weak and pliable. Islam is fixed, stable, ordered and disciplined, and so are Muslims.

If we return to the real practice of true Islam we would be much stronger and that is when the kafirs will fear us. That is why we need to uphold the Shariah and return to real Islam. But the West is trying to weaken Islam from outside and inside. They attack our people and invade our countries from outside, and they weaken us from within with ideas like secularism, liberalism and democracy. This is all designed to contaminate our pure Islam.

Why do we Muslims have to learn from them? Islam is perfect, there is nothing to be added or changed. We have shown that Islam can rule the world perfectly for 14 centuries, and during this time of Muslim power we did not borrow ideas like democracy from others, so why do we need to learn democracy from them now? As long as Muslims were confident they could not be defeated, but now we are just puppets.

This is why we are calling for the upholding of the Shariah here in Indonesia. We demand an Islamic state, and not some form of Islamisation of society. We want the state to be Islamic, with Islamic leaders who have the courage and will to implement the Shariah in total. There is no other way.

FN: Can you elaborate a little more on that? What do you mean by ‘enforcing Shariah with determination?'

ABB: Islam's laws are fixed and that is why Islam is stable. Laws are to be enforced justly but firmly, with an iron hand. This is the case anywhere, even in a family.

Look at my own case: I am the father in my family. It is my duty to enforce the Shariah in my family and I do so with an iron hand. If my children do not behave according to Islam, if they do not pray for instance, I will punish them. Likewise the leader of any state has to do the same, he has to enforce Shariah firmly, for he will be held in account later in the afterlife if he fails. If his society breaks Islamic law, who is responsible? Is it not the leader, who has failed to enforce the laws of God? Here in Indonesia we have such laws but they are never enforced, that makes a mockery of Islam and Shariah.

So we want an Islamic state where Islamic law is not just in the books but enforced, and enforced with determination. There is no space and no room for democratic consultation. The Shariah is set and fixed, so why do we need to discuss it anymore? Just implement it!

Right now we are drafting our own constitutional ammendents for Indonesia, the framework for an Indonesian Islamic state where Islamic laws are enforced. Indonesians must understand that there is no Islamic state without the enforcement of Islamic laws. Otherwise it is just talk and nothing else.

FN: What about the Muslim leadership here in Southeast Asia? Earlier you criticised the leaders of Indonesia and Malaysia. How have they failed in your eyes?

ABB: Indonesia is in a mess as you can see. We are a very rich country, with plenty of resources and good people who want to live decent lives, but look at how corruption has destroyed our country. We should be a rich country but successive Indonesian leaders have left us weak and dependent on external aid. We are busy paying off loans when we should be giving loans instead! And our leaders during the Orde Baru (of former president Suharto) were secular, pro-American and entirely corrupted by global capitalist forces.

As for Malaysia, you may be economically better off but your leaders are weak. Badawi may come from a family of ulama but his faith is weak and so is his spirit. How can Malaysia sign a free trade agreement with America and Japan? Are these not kafir countries? And America today is an enemy of Muslim states and the supporter of Israel. In Islam that makes America a kafir harbi (enemy) state, and we Muslims are obliged to cut off all ties, diplomatic and economic with such an enemy state.

Anwar (Ibrahim) is also someone who does not understand Islam well. How can he talk about dialogue with America and the West? What dialogue? With murderers of Muslims? Anwar is mistaken about his views on Westerners and Jews. The Jews are cunning and cannot be trusted, as it states in the Qur'an. At the moment the United States is just being the donkey for Israel, who is riding the USA.

How can we dialogue for peace in the Arab world as long as Israel exists? Israel cannot dream of having peaceful borders because Israel has no right to exist, no right to be there. That is the land of Palestine, for the Palestinians. How can any Muslim leader say that Israel has the right to safe borders? It should not be there in the first place!

FN: Is there no way to engage in dialogue then?

ABB: In Islam there is only one way, the Islamic way. Dialogue with the kafirs is useless unless we Muslims are already living in Islamic states and not secular democracies. When you want dialogue with Muslims, Muslims need to be in power in their own countries first, on their terms. If the (Muslim) government does not impose Shariah, it has to be replaced. As long as the government does not go against Islam, we can still tolerate it. But once it goes against Shariah, we must oppose it.

When our governments engage with enemy kafir states, is that not going against Islamic principles? When you dialogue with countries that are anti-Islam and kill Muslims, how can you call yourself an Islamic state?

It is the duty for Muslims to oppose their governments when their leaders dialogue with our enemies. It says so in the Quran (Surah 60:9), that those who oppose Islam are our enemies and we must fight against them. So before we dialogue with kafirs, we need to go on jihad against our own hypocrite governments first that are apostates and against Islamic principles.

FN: So what kind of Muslim leadership are you talking about? What kind of Muslim leader do you want to see?

ABB: All the answers are in Islam. As the scholar Ibn Taymiyyah has argued in his work Kitab Fatawa, Islam is in two parts: the Quran and the Sword.

The Quran has all the guidelines, rules, norms, laws and punishments we need. The enforcement of the Shariah is the sword we are talking about. Without enforcement of the Shariah the Quran is just words in a book. It is a text with no practical meaning. That is why the message has to be implemented and realised with determination.

Look at the sunnah (practice) of the Prophet. When he gave his speeches and surmons he had a spear (tombak) in his hand. Why? This was the symbol of power. His followers knew he was serious, and not simply giving empty talk. He meant what he said and he did what he said he would do.

Sadly over the centuries Islam grew weak and we forgot that the Prophet carried a spear when he spoke. The spear was replaced with a staff (tongkat) instead, as if Muslims were weak and needed a walking-stick to stand up! We need to go back to this original, strong, robust Islam. Like the Prophet we need to carry the spear (tombak) again. If the Prophet carried a spear, then for us today we can carry an M-16!

Muslim leaders today have fallen short of the Prophet's example. They mouth empty pious phrases about how they yearn for an Islamic state, but they dont have the guts or will to do it.

There is not a single Islamic state in the world, not even in Saudi Arabia. The Saudis are hypocrites and friends of the United States; their leaders are all corrupt and worldly.

The closest we ever got to an Islamic state was the Taliban government in Afghanistan, but the Americans destroyed that, with their Western allies.

FN: But the Saudis claim that they are the defenders of the holy sites of Islam and Muslims. What is more they are the promoters of Wahabism. How do you reconcile that?

ABB: Wahabism is just a school of thought. The Saudi regime used the Wahabis for their own political ends, to justify their rule and to control their people. Occasionally they may implement one or two Wahabi ideas, but then again only for cosmetic reasons. They impose laws on dress and public behavior, but what about the moral obligation to jihad against the enemies of Islam? How can you promote Wahabism when you remain a close ally of the United States, the supporter of Israel?

The Wahabis in turn are just conservatives with no agenda for social transformation. Look at what they did to Islamist movements like the Ikwan'ul Muslimin (Muslim Brotherhood) of Egypt: They condemned the Ikwan as revolutionaries and radicals, just like the Western media!

FN: This tendency of Muslim groups to condemn each other has always been a problem since the beginning of the Muslim community. Why is this? How come Muslims cannot stop attacking each other?

ABB: They have left the path of true Islam, that is why they are divided into so many sects and streams of thought. But the hadith tells us of how a follower of the Prophet once asked him: "What will be the future of the ummat?". The Prophet predicted: "In the future you will be great in numbers, but you will be small and weak, like froth, bubbles, floating". The follower was shocked when he heard this, but the Prophet insisted that that would be so, because the Muslims will be divided and leaderless.

Muslims need to realise what it means to be an Ummat. The Ummat is one family, and every Muslim is your brother. It doesnt matter what the colour, race, or country the other Muslim is from, he is still your brother, you must support him and help him when he needs your help.

But the opposite is also true. Those who are kafirs are not your family. Even if your own parents are not Muslims, they are not your family. They are kafirs, outside Islam. You need not think of them as members of the Ummat. When we forget our ummat, then we become weak and divided. All our divisions come from the West, from Western ideas like nationalism and from their ideologies like democracy and secularism.

FN: If it is unity that you wish to see, then surely someone has to lead this community. Who, then, has the right to speak about Islam and on behalf of Muslims?

ABB: Those who speak for Islam and Muslims can only be the ones whose ideas come solely from the Quran and Hadith. Not the liberals, who try to use reason and rationality to interpret the Quran. This has become fashionable now, but it is against Islam and is not allowed.

How can the Quran be interpreted rationally? These intellectuals and liberals want to interpet the Quran according to circumstances, whereas it is the circumstances that have to be adapted to the Quran.

It is clear that the Quran is not to be discussed by those who do not follow the rules that are set. There is no democracy in Islam, so do not try to interpret the Quran and turn Islam into a democracy to suit your needs. God's law comes first. It is not up to the will of the people to decide what is right and how to live. Rather the will of the people have to be bent to suit the will of God. It is not democracy that we want, but Allah-cracy!

The principles of Islam cannot be altered and and there is no democracy in Islam or nonsense like 'democratic Islam'.

Democracy is shirik (unbelief) and haram. Here we do not compromise. Those who claim to be Muslims and do not support Shariah one hundred per cent are all munafik and kafirs, they are out of Islam. No need to discuss with these people, they are not part of the ummat anymore. There is no need to listen to public opinion: kafirs, apostates, liberals, atheists - they are all non-believers.

FN: But how can this attitude lead to social and political change? Here you and your followers in groups like the Majlis Mujahidin Indonesia (MMI), Front Pemuda Islam Solo (FPIS), etc are calling for an Islamic state, with a legal constitution based on the Shariah. But how will you achieve this in the context of Indonesia today which remains a constitutional democracy?

ABB: Islam's victory can only come through dawah and jihad, not elections. Thats why Islamic parties are on the wrong path, even the better ones like the Partai Keadilan Sejahtera (PKS) here (in Indonesia) and your PAS (in Malaysia). As long as democracy is their chosen path, the end result is haram. Nothing good can come from that which is haram, is that not the case? So if democracy is haram, then what kind of Islamic state can come from that? Certainly not a pure Islamic state. Elections are quite useless.

The struggle for Islam can only come through crisis and confrontation. Islam is here to change the world, not to be changed by the world. So there is bound to be resistance, that is why the West fears us.

If we accept Western norms like democracy then we can never reach the Allah-cracy I mentioned earlier. Democracy must be replaced by Allah-cracy and this cannot come from elections. Those who oppose us must be educated, that is why dawah is important, to show them that Islam is the only way. But if they still resist, and are wilfully stubborn, or if they create obstacles for us, then they must be opposed. In particular all the Muslims who oppose us are apostates (murtad) and they in particular need to be dealt with firmly. We need not care for them, or feel sorry for them. They were the ones who chose to reject Shariah, to reject Islam, and so they chose to become apostates.

FN: And you are convinced that this jihad for Shariah will solve all our problems? Will it solve the economic and political problems of Muslim countries like Indonesia for instance?

ABB: It is the first step and the right step. Economic problems, political problems, all other problems - these can only be solved when we have a firm and committed leadership that is committed to upholding and enforcing the Shariah without fear.

Look at our region now: Muslims are being killed in Patani (Southern Thailand) and Mindanao (Southern Philippines). But what do the weak leaders of Malaysia and Indonesia do? Have they actually done anything, apart from reading speeches and signing documents of peace? Muslims are dying, not in Lebanon but right here, right in front of us. These are our brothers, our neighbours. But the governments (of Malaysia and Indonesia) cannot do a single thing. This is what I mean by the disease of corruption and wealth earlier. They are weak, cowardly leaders.

That is why we need to go back to original, pure Islam, and to follow our Prophet's example. The kafirs never tried to fool around with our Prophet, they knew he was serious and determined. Yet he was fair and just, and even when he had defeated the kafirs in battles and in Medinah and Mecca, he forgave them. Forgiveness does not mean weakness, but strength. But you need to be strong first, like our Prophet was. He was strong but not arrogant. Muslim leaders today need to be strong like that, and take a firm stand on issues.

FN: And this sums up your vision of Jihad today? Is this the sum of your own approach to Islam and the problems affecting Muslims?

ABB: This is the Islamic view of things. We must never compromise, relent, give up, submit to our kafir enemies. We must always keep to the Islamic path, jihad in the name of Shariah, and never be apologetic.

So I agree that we must never be apologetic about being called 'radicals' today. Even during the time of the Prophet his enemies called him a madman! So being called a 'radical' is not as bad! We should not apologise for this, or compromise in our jihad. Today they call us ‘radicals', tomorrow they will call us something else. These obstacles will always be there, because the kafirs fear us when we get stronger.

Remember that jihad is what brought Islam to power and built our community. There can be no Islam without jihad. Why, even if you want to build a Capitalist or Communist state you need to have a jihad; a jihad for capitalism or a jihad for communism. So why cant Muslims engage in a jihad for Islam and Shariah?

Dr. Farish Noor is currently working at the Centre for Modern Orient Studies in Berlin. In his native Malaysia he is is a well-known columnist, speaker and academic.

Punca: Aljazeera via "Kavkaz-Center" News Agency http://www.kavkazcenter.com/eng/content/2006/08/21/5358.shtml
Tue., 28.07.1427 Hjr / 22.08.2006.

Monday, July 10, 2006

Kalau seronok melakukan dosa...

Kalau seronok melakukan dosaIngatah satu hari kamu akan menyesalKalau masa di dalam kawalan kita Di gunakan untuk lakukan dosaTapi satu yang tak mungkin berlaku Masa kan tetap berjalan Detik saat menjadi minit, jam, minggu, bulan, tahun, dekad, abad dsbnya Masa yang dimintakan tanggung jawab bagi yang pernah hidup Memang mahu tak mahu dunia akan ke hujungnyaAmpun kami ya AllahKami mensia-siakan waktu Pada hal waktu adalah hidup Hujungnya kami pulang kepada Mu Terimalah kami dalam redaMu

Bergaul Lelaki/Wanita di Sekolah - Soal Jawab Agama bersama Haji Ishak Baharom (Mufti Selangor), WATAN Selasa 27-30 Januari 1987, m.s. 25:

SOALAN: Dalam Islam, bercampur antara lelaki dan wanita hukumnya adalah haram kerana bimbang berlakunya penzinaan. Tetapi bagaimana di sekolah, maksud saya antara murid lelaki dan wanita berbincang mengenai pelajaran. Apakah cara begini juga dianggap berdosa dan dilarang oleh Islam?

Pelajar Bimbang,
T.T.D.I., Kuala Lumpur.

JAWAPAN: Memang percampuran atau pergaulan antara lelaki dan wanita yang bukan muhrim adalah haram. Dalam soal ini tidak ada alasan.

Seorang pelajar lelaki dengan pelajar wanita hendak bergaul bebas semata-mata hendak berbincang megenai pelajaran. Sedangkan mereka boleh melakukannya antara lelaki dengan lelaki dan wanita sesama wanita.

Kenapa begitu susah dan terpaksa berbincang dengan bukan sesama jenis. Kalau kita renung sejarah,orang-orang dahulu bijak dan menjadi pandai tidak perlu berbincang dengan berlainan jenis.

Yang peliknya kenapa kita di zaman moden ini mencari alasan hendak pandai terpaksa bergaul dengan bukan sesama jenis. Oleh itu saya berharap, anda belajarlah menjauhi apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul.

Jangan untuk mencapai satu-satu matlamat anda terpaksa mencemari segala larangan yang telah ditetapkan dalam Islam.

Sekian.
Ditaip oleh MN pada 06/06.

Wednesday, July 05, 2006

Sisters in Islam yang Keliru : Ternyata Terlupa Keutamaan Perjuangan

Jika ada sesiapa yang bertanyakan kepada saya, apakah kumpulan yang paling konsisten dan paling iltizam di dalam perjuangan mereka di Malaysia ini? Saya akan jawab Sisters in Islam (SIS)!

Mana tidaknya, semenjak ianya ditubuhkan sehingga ke detik ini, SIS tetap komited dengan perjuangan mereka:
anti lelaki,
anti ulama lelaki,
anti poligami,
anti kadi-kadi lelaki,
skeptik terhadap mahkamah Syariah yang bias kepada lelaki,
anti golongan agamawan lelaki yang kononnya bersikap bias kepada lelaki dan
apa sahaja dari sumber ajaran Islam hasil menurut pertimbangan mereka bersumberkan dari tafsiran para ulama yang majoritinya lelaki.

Barang siapa dapat memahami prinsip-prinsip ini, mereka akan memahami inti pati perjuangan SIS di dalam isu apa pun yang mereka perjuangkan.

Bermula dari isu mengkritik mahkamah Syariah yang didakwa sentiasa tidak menyebelahi wanita, isu anti poligami, isu taklik, isu “moral policing”, isu kondom percuma, isu Aminah Wadud dan yang terkini ialah isu pindaan undang-undang keluarga Wilayah Persekutuan. Berdasarkan prinsip-prinsip yang mereka junjung itu, mereka terus komited dengan perjuangan memperjuangkan nasib wanita Islam yang didakwanya sebagai “terancam” oleh golongan agamawan lelaki di Malaysia. Mereka juga amat komited untuk memperjuangkan ideologi Islam Liberal yang didakwanya sebagai sesuatu “yang gagal diterima oleh golongan agama yang ortodoks dan jumud”.

Sayangnya, SIS bersikap double standard. Isu wanita lslam yang ingin mereka perjuangkan adalah menurut acuan pemikiran liberal mereka sahaja dan bukannya isu asasi wanita lslam berteraskan al-Quran dan al-Sunnah. Mereka inginkan hak wanita Islam dibela menurut ideology Liberal yang mereka imani dan bukan sebaliknya. Maka isu sebenar wanita Islam tidak pula mereka perjuangkan.

Jika dilihat
isu wanita Islam bertudung yang dinafikan hak untuk di sesetengah firma/syarikat milik bukan Islam,
isu pengacara-pengacara wanita bertudungyan tidak diberkan peluang di stesyen-stesyen penyiaran (kecuali TV3) di Malaysia negara Islam Hadhari,
isu wanita-wanita “saudara kita” yang di diskriminasi oleh keluarga bukan muslim mereka,
isu wanita Islam yang sentiasa diberikan imej buruk oleh media kerana ketrampilan mereka,
isu tiada tempat untuk bersolat bagi para pekerja wanita di gedung-gedung membeli belah,
isu balu-balu yang tidak mendapat hak yang sepatutnya dari zakat yang diagihkan,
isu andalusia (anak dara lanjut usia),
isu wanita yang di eksploit oleh media massa sebagai bahan pelaris produk melalui ikla-iklan,
isu wanita yang dijadikan pelacur secara paksa,
isu kelab-kelab hiburan yang menjadikan wanita sebagai GRO dan objek seks;
isu hak pramugari MAS yang telah bertudung, berkahwin, lanjut usia dan mengandung; isu rogol yang semakin meningkat, isu ragut, isu ketuk ketampi berbogel,
isu wanita yang sering dijadikan bahan seksi dengan separuh dibogelkan di dalam acara perlumbaan Formula One dan perlumbaan kereta atau motosikal atau pameran kereta berjenama; dan
1001 lagi isu yang khusus membabitkan pencabulan maruah dan integriti wanita Islam.

Mengapa isu-isu ini tidak mereka perjuangkan? Mengapa Sisters in Islam hilang punca dalam perjuangannya? Adakah kerana ianya tidak mempunyai keutamaan di dalam ideologi ataupun aqidah Liberal yang mereka anuti. Jelas sekali Sisters in Islam dan aktivis pejuang hak wanita yang seumpamanya gagal memahami ilmu keutamaan (fiqh awlawiyaat atau the sciences/knowledge of priority) di dalam perjuangan mereka. Ternyata mereka terlupa keutamaan perjuangan.


Rujukan:
Maszlee Malik, Fiqh Awlawiyaat Punah di Malaysia? Milenia Muslim, May 2006 (ms 59-61, 63).

Monday, July 03, 2006

Interfaith Commission (IFC) : Orang kafir mahu campur tangan dalam agama Islam?

Pengenalan
Interfaith Commission (IFC)atau Suruhanjaya Antara Agama yang asalnya Inter Religious Council (IRC) adalah sebuah suruhanjaya yang dicadangkan penubuhannya seperti sebuah badan berkanun yang mempunyai kuasa undang-undang untuk mengawal dan mengubah ajaran sesetengah agama (baca: matlamat IFC ialah untuk meminda beberapa ajaran asas Islam yang akan merosakkan aqidah orang Islam).

IFC digagaskan oleh Malaysian Consultative Council of Buddhism, Christianity, Hinduism and Sikhism (MCCBCHS) ataupun Majlis PerundinganAgama Buddha, Kristian, Hindu dan Sikh melalui memorandumnya kepada Majlis Peguam Malaysia (Malaysia Bar Council) bertarikh 21 Ogos 2001. Majlis Peguam Malaysia merupakan pertubuhan yang amat kuat menyokong penubuhan IFC melalui Jawatankuasa Kecil Hak Manusia.

Kontrak Sosial - Kembali Memahami Sejarah
Kontrak sosial yang berlaku sebelum merdeka, walaupun kita kadang-kadang buat tidak tahu, seharusnya tidak perlu dipersoalkan oleh mana-mana pihak. Formula kontrak sosial antara kaum telah dipersetujui oleh semua pemimpin negara yang berbilang bangsa ketika negara mencapai kemerdekaan. Adalah tidak wajar jika kontrak sosial dianggap sebagai suatu diskriminasi kaum, sebaliknya ia menjadi satu formula terbaik bagi mewujudkan keseimbangan sosial di negara ini yang mempunyai masyarakat berbilang kaum, agama dan budaya. Keamanan yang dikecapi rakyat sehingga ke hari ini merupakan jaminan kepada negara untuk terus maju ke hadapan.

Kontrak sosial merupakan satu istilah permuafakatan antara kaum yang dicapai sebelum merdeka melalui satu persetujuan di kalangan rakyat dan pemimpin yang terdiri daripada kaum Melayu, Cina dan India. Pemeteraian kontrak sosial ini juga turut disertai dan dipersetujui oleh parti-parti yang mereka wakili iaitu UMNO, MCA dan MIC. Istilah ini sebenarnya tidak wujud dalam Perlembagaan Persekutuan 1957 tetapi dari perspektif lain, kontrak sosial sememangnya wujud dalam sejarah negara dan permuafakatan yang dicapai itulah yang mentakrifkan negara kita dan seterusnya menentukan sifat negara.

Generasi bukan Melayu sekarang menganggap kontrak sosial ini sebagai sesuatu yang sudah berlalu. Mereka tidak nampak kenapa ia masih dibangkitkan kerana bagi mereka ia adalah sesuatu yang automatik. Mereka juga tahu bahawa hak istimewa masyarakat bumiputera merupakan sebahagian daripada kontrak sosial. Jika golongan bukan Melayu diberi kewarganegaraan atas syarat-syarat tertentu, masyarakat bumiputera pula diberi perlindungan melalui fasal-fasal dalam Perlembagaan tentang hak istimewa orang Melayu. Masyarakat bukan Melayu perlu memahami kedudukan politik Melayu atau sistem kenegaraan Melayu dan pengaruhnya kepada negara manakala kaum bumiputera pula harus memahami hakikat masyarakat berbilang kaum yang terdapat di negara ini. Hak orang bukan Melayu tidak boleh disangkal kerana mereka telah lama bermastautin, lahir dan membesar di Malaysia.

Penutup
Sebenarnya orang Melayu telah memberikan pengorbanan yang terlalu besar semata-mata untuk mencapai kemerdekaan iatu lebih sejuta orang bukan Melayu yang sebahagian besarnya imigran atau keturunan imigran telah diterima secara automatik sebagai warganegara ikut kaedah jus soli dan kini di nikmati oleh ANAK-CUCU MEREKA sekarang ini.

Tawaran ini terbuka bila-bila masa sekiranya orang China dan India tertentu di Majlis Peguam Malaysia (Malaysia Bar Council) serta lain-lain di sebalik belakang IFC merasa hebat dan mahukan HAK untuk campur tangan dalam agama Islam, mempersoalkan Islam sebagai agama persekutuan dan seterusnya diharapkan supaya MEMBATALKAN warga negara automatik yang kamu dan anak-cucu dapat hasil daripada kontrak sosial dipersetujui oleh orang yang terdahulu dari kita. Apa macam setuju?

Kadang-kadang setengah-tengah orang cepat TERLUPA, tak sedarkan diri, merasa diri sudah cukup hebat, sehinggakan di berikan betis nak paha pula. Lantas terlupa dimana bumi di pijak, di situ langit di junjong. Sila baca balik proses merdeka, bukan senang nak merdeka. Dear friends, you are asking for TOO MUCH. Tidak pernah berlaku dalam dunia ini orang kafir di izinkan masuk campur dalam agama Islam. Right is might.

Kearah Dunia Adil & Sejahtera

Rujukan:
Utusan Malaysia, 28 Ogos 2005
Milenea Muslim 2006

Thursday, June 22, 2006

Prof Abdul Karim Germanus @ Julius Germanus (1884-1979)

Beliau pernah berkata,
“Saya adalah seorang lelaki berbangsa Eropah yang suatu masa dahulu sentiasa menjadi hamba kepada kuasa, emas dan pengaruh.
Saya terpengaruh dengan kesederhanaan di dalam Islam dan penghormatan yang diperoleh di kalangan umat Islam.
Muslim di dunia ini akan sentiasa menjaga intipati sebenar Islam menerusi kerohanian dan contoh terpuji. malah Islam sentiasa menjaga asas-asas kebebasan, persaudaraan dan kesamaan antara manusia.”

Bagaimana kita?

Rujukan: Utusan Malaysia 22.6.06

Thursday, May 25, 2006

PEREMPUAN ATAU BETINA?

Aku dilahirkan oleh seorang PEREMPUAN.
Aku tidak mahu mati kerana seorang BETINA.
Pilih...

Translation:
I was born by a good WOMAN.
I don't want to die for the sake of a bad WOMAN.
Choose...

(terima kasih Cikgu Halim R..kerana mengajar erti kehidupan)

Kearah Dunia Adil & Sejahtera

Wednesday, May 10, 2006

SIFAT-SIFAT PAKAIAN WANITA ISLAM

Secara ringkasnya, berikut ini ialah sifat-sifat pakaian wanita dalam Islam, sebagaimana yang dapat diambil kesimpulan dan isyarat-isyaratnya daripada Quran, Hadith dan ajaran para Ulama dan Hukamak Islam:

1. Pakaian itu mestilah menutup aurat.

2. Pakaian itu tiada terlalu tipis sehingga tampak terbayang-bayang tubuh badan dari luar.

3. Pakaian itu tiada ketat atau sempit, tetapi longgar atau selesa dipakai. Ia menutup bahagian-bahagian bentuk tubuh yang menggiurkan nafsu lelaki dan ia menutup aspek kehaiwanan dari insan itu.

4. Warna pakaian itu suram atau gelap, seperti warna hitam atau kelabu asap atau perang, sehingga tiada bernafsu lelaki melihatnya.

(Ini terutamanya pakaian luar, seperti jilbab atau ‘abaya. Menurut Ibn Kathir, di dalam Tafsirnya, pakaian wanita-wanita pada zaman Nabi s.a.w. ketika mereka keluar rumah, berwarna hitam).

5. Pakaian itu tiada sekali-kali disemerbakkan dengan bau-bauan yang harum, demikian juga tubuh badan perempuan itu, kerana bau-bauan itu ada pengaruhnya atas nafsu kelamin yang ajnabi.

Perempuan yang memakai bau-bauan ketika keluar rumah, sehingga lelaki mencium baunya, disifatkan oleh Rasulullah s.a.w. sebagai zaniyah, yakni pelacur atau penzina.

6. Pakaian itu tiada bertasyabbuh dengan pakaian lelaki, yakni tiada meniru-niru atau menyerupai pakaian lelaki.

7. Pakaian itu tiada bertasyabbuh dengan pakaian perempuan kafir atau musyrik.

8. Pakaian itu bukanlah libasusy-syuhrah, yakni pakaian untuk bermegah-megah, untuk menunjuk-nunjuk atau berhias-hias.

Wallahu a’lam.

Kearah Dunia Adil& Sejahtera

Di ambil terus dari sumber asal:
Wan Muhammad bin Wan Muhammad Ali (1979). Al-Hijab: Sebuah Risalah Tentang Aurat Lelaki dan Aurat Perempuan dan Tentang Hijab Wanita Islam. Kuala Lumpur : Percetakan Watan.

Monday, May 08, 2006

PAPAYA AS CANCER MEDICINE?

In Papaya as Medicine, its author spent pages 75-87 to cite expriences of cancer sufferers, mostly Australian, who have been healed by God’s Mercy, by drinking papaya leaf concentrate.

Directions (see pages 79-80):
1. Use 7 medium size papaya leaves – not very old ones, and not too young.
2. The leaves should be washed thoroughly and partly dried.
3. Cut them like cabbage.
4. Put them in a saucepan together with 2 litres of water.
5. Bring the water and leaves to the boil and simmer (without a lid) until the water is reduced by half.
6. Strain the liquid and bottle in glass containers.
7. The concentrate will keep in the refrigerator for 3 to 4 days.
8. The recommended dosage is 50ml three times a day.
9. If the concentrate becomes cloudy it should be discarded.

Dear cancer suffers, why not we just try drinking papaya leaf concentrate. There is nothing wrong to try. Hopefully by Allah’s Mercy and Permission, we are healed...then we can many things to do to help His Way and His servants. Allah Knows better.

Towards Just & Peaceful World

Reference:
Harald W Tietze (2001) Papaya as Medicine. Subang Jaya: Pelanduk Publications. Originally published in 1997 oleh Harald W. Tietze Publishing Pty Ltd, Australia.

BETIK UBAT KANSER?

Di dalam buku Papaya as Medicine, pengarangnya menggunakan muka surat 75-87 untuk menceritakan pengalaman-pengalaman penderita kanser (atau kanker di Indonesia), kebanyakannya orang Australia, sembuh dengan izin Allah, dengan meminum air rebusan daun betik.

Caranya (lihat m.s 79-80):

1. Ambil 7 helai daun yang sederhana besarnya -- daun betik yang tidak terlalu tua, dan tidak terlalu muda.
2. Basuh daun2 itu dan toskan.
3. Potong daun2 itu kecil2 seperti kita potong kobis.
4. Masukkan daun yang sudah dipotong ke dalam periuk bersama 2 liter air sejuk.
5. Rebus perlahan2 sehingga mendidih dan air menjadi setengah.
6. Tapis dan masukkan ke dalam bekas kaca.
7. Simpan di dalam peti sejuk sehingga 3 atau 4 hari.
8. Minum sebanyak 50 ml tiga kali sehari.
9. Kalau air sudah menjadi keruh (cloudy) sila buang.

Wahai tuan dan puan yang menderita kanser cubalah minum air rebusan daun betik. Belum cuba belum tahu. Tidak salah untuk mencuba. Hanya dengan rahmat dan izin Allah, kita akan sembuh...dan boleh terus membantu Allah dan hambaNya. Wallahu a’lam (Allah lebih mengetahui).

Kearah Dunia Adil & Sejahtera

Rujukan:
Harald W Tietze (2001) Papaya as Medicine. Subang Jaya: Pelanduk Publications. Asal di terbitkan pada 1997 oleh Harald W. Tietze Publishing Pty Ltd, Australia.

Tuesday, May 02, 2006

Terapi Gangguan Jin dengan Ruqyah & Doa

Allah berfirman : Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya.

Dalam muqaddimah buku Terapi Gangguan Jin dengan Ruqyah & Doa (200?), Ustaz Fadhlan Abu Yasir menulis:
“Banyak sekali gangguan syaitan (jin kafir atau jin fasik) terhadap anak Adam (manusia). Boleh (bisa) dari luar jasad dan bisa langsung merasuk ke dalam jasad. Sebahagian jin mampu menampakkan diri, melakukan gangguan dengan suara, bau (aroma), gerakan yang menunjukkan adanya kekuatan pada suatu tempat dan ada juga gangguan fisikal seperti sakit pada bahagian tertentu atau mempengaruhi jiwa manusia.”

Dalam buku panduan Terafi Gangguan Jin Dengan Ruqyah & Doa dengan Kaset (2004), Ustaz Fadhlan Abu Yasir menulis:
“Melakukan terafi gangguan jin tidaklah sulit. Buktinya tidak ada ulama salaf yang terkenal sebagai seorang pakar (specialist) terafi gangguan jin atau terafi serangan sihir. Mereka umumnya mampu, dan banyak riwayat tentang kemampuan mereka dalam terafi.
Saya ingin memasyarakatkan terafi gangguan jin secara Islami agar masyarakat mendapatkan hidayah Allah dan menjauhi paranormal, dukun, tukang sihir, dan sejenisnya.”

Allah memberikan petunjuk kapada kita dalam melawan gangguan jin dengan cara berlindung kepada kepada Allah dari kejahatan mereka. Jom kita sama-sama amalkan ruqyah dan doa syar’iyyah (yang diizinkan oleh syari’at) sebagai tuntutan Islam untuk menghadapi segala gangguan tipu daya syaitan. Kita sama-sama boleh laksanakannya.

Kearah Dunia Adil & Sejahtera

Rujukan
Ustaz Fadhlan Abu Yasir (2004). Terapi Gangguan Jin dengan Ruqyah & Doa dengan Kaset. Yogyakarta : Penerbit tiada diberikan.

Ustaz Fadhlan Abu Yasir (200?). Terapi Gangguan Jin dengan Ruqyah & Doa. Yogyakarta (?) : Maktabah Bin Ali.

Hassan Bishri (2005). 53 Penjelasan Lengkap Tentang Ruqyah. Cetakan Kelima.

Wednesday, April 26, 2006

Imagine if we can control ourselves

If we can control ourselves, many bad things will not happen menyebabkan semakin lama penghuni penjara semakin berkurang...
If and only if we can control carnal desires, many things will not happen…zina tak akan berlaku, kaum wanita dihormati kerana mereka bukan barangan jualan.
So this life is a test of how well we can control ourselves.
We are just supermen or superwomen physically and mentally, but unfortunately, we are spiritual pigmies…
Something has to be done to our self. Now...

Kearah Dunia Adil & Sejahtera

TERKEDU dengan pengguguran haram...

TERKEDU...bila melihat gambar-gambar pengguguran haram yang dihantar oleh seorang kawan melalui e-mail.

TERLALU SEDIH berfikir mengapakah dibunuh bayi yang tidak berdosa itu semata-mata mahu mengelakkan malu.
Punca utama: zina. Iaitu bersetubuh tanpa hak. ITULAH SERONOK SANGAT NAK BENDA TU (iaitu zina), TAPI TIDAK MAHU BERTANGGUNG JAWAB. KE HULU, KE HILIR, PUSING PUSING NAK KE SITU JUGA. Seolah2 pasangan, kebanyakannya dua sejoli, adalah jaguh (hero dan heroin) sewaktu sibuk mendekati zina dan berzina, tapi tiba-tiba menjadi menjadi DAYUS dan PENAKUT menghadapi kenyataan.

Zina terjadi kerana wujud NAFSU SEKS MANUSIA terhadap berlainan jantina. Seolah-olah ADA NAFSU SEKS SUSAH, LANGSUNG TAK ADA PUN SUSAH. Tetapi kita yakin bahawa mesti ada hikmah ALLAH mencipta sesuatu. Semua akan BERES KALAU hidup kita BERLANDASKAN IMAN KEPADA ALLAH dan AKHIRAT. ERTINYA BERIMAN & AMALKAN ikut tatasusila ISLAM BUKAN SAHAJA UNTUNG DI AKHIRAT, DI DUNIA PUN UNTUNG... Semua selamat dan maruah wanita dihormati.

NANTI KENA JAWAB, FOR SURE....tentu TERSANGKUT BILA ANAK YANG DI GUGURKAN SECARA HARAM ITU SENDIRI AKAN BERTANYA kerana dosa apakah dia di bunuh? Sila semak terjemahan Quran: ‘Dan apabila anak anak perempuan yang dikuburkan hidup hidup ditanyai, kerana dosa apakah dia di bunuh?’ (Surah At-Takwiir: ayat 7&8).

ITU BELUM LAGI ALLAH YG TANYA...

YA ALLAH…SELAMATKAN KAMI SEMUA DAN SEMUA ZURIAT KAMI SEHINGGA HARI KIAMAT DARI ZINA, menghampiri zina DAN BERZINA.

Kepada mereka yang berzina, telah dan akan MENGGUGURKAN ANAK, ingatlah bayangan dosa akan dibawa sampai bila-bila...

Bertaubat dan pilihlah hidup beragama supaya hidup ini aman dan nyaman.

Kearah Dunia Adil & Sejahtera

Friday, March 31, 2006

Kepada Pemimpin Setiap Zaman: JanganSekali-kali Menzalimi Orang

Hampir 300 tahun yang lalu, didalam bukunya Nasihat Agama dan Wasiat Iman, Imam Habib Abdullah Haddad (1044H-1132H) telah menulis yang cukup relevan dengan kita kini sebagai pesanan:

"Ingat seribu kali ingat, jangan sekali-kali anda menzalimi rakyat jelata, sebab yang demikian itu akan menarik kepada kecelakaan duniamu dan akhiratmu. Sebagaimana dilarang anda menzalimi rakyat anda sendiri, maka samalah dilarang juga anda membiarkan setengah menzalimi setengah yang lain. Begitu pula dilarang anda mengabaikan segala urusan segala urusan mereka, tiada memandang dan meneliti keadaan hidup mereka.

Berkata Saidina Umar Ibnul-Khattab r.a. (sewaktu dia menjadi Khalifah – jiwakitamerdeka): Sekira seekor anak kambing mati ditepi sungai Furat (di Iraq) dengan sia-sia, aku khuatir aku akan disoal mengenainya.

Ini baru anak kambing saja. Betapa pula dengan orang yang mensia-siakan anak–anak yatim, janda-janda miskin, fakir dan miskin serta orang-orang yang tidak berdaya dari kaum Muslimin?"

Dalam sub-bab sebelumnya, Imam Habib menyebut hadith dimana Rasulullah s.a.w. telah bersabda: Tiada seorang pembesar yang mati dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan Allah akan mengharamkannya memasuki syurga.

Berhati-hatilah wahai pemimpin setiap zaman. Jangan menjadikan diri kita sebagai hamba moden yang membantu pemimpin menzalimi rakyat jelata dalam setiap hal.

Kearah Dunia Adil & Sejahtera


Rujukan: Imam Habib Abdullah Haddad (1044H-1132H) (terjemahan Syed Ahmad Semait)(1981). Singapura : Pustaka Nasional. Muka surat 281.

Tuesday, March 21, 2006

Memakai Tudung : Taat atau Masih Maksiat?

Memakai tudung bagi majoriti orang Islam adalah perintah yang datang terus dari Allah dan dilaksanakan oleh oleh para sahabat Rasulullah s.a.w., yang kita junjung tinggi selama-lamanya. Tetapi ia juga adalah tajuk yang sering di bincangkan dari semasa ke semasa oleh segelintir orang Islam yang tidak berapa suka atau belum suka mengamalkannya.

Apa yang sudah pasti ialah:

*Meninggalkan tudung bagi seseorang perempuan Muslim bukan daripada adab Islam.

*Kehebatan Islam ialah tidak dictate/memaksa penganutnya dimana saja, memakai sesuatu jenis pakaian tertentu TETAPI menggariskan panduan untuk di ikut bagi apa saja jenis pakaian. Inilah erti beragama.

*Dalam Islam, melaksanakan apa saja sebaik mungkin (to our very best) dari sudut zahir/physically DAN hati kena sekaligus cintakan dan takutkan Allah. Barulah tepat kehendak ayat Quran iaitu pakaian taqwa itulah yang paling baik (Al-Qur’an, surah Al-A’raaf 7:26).

Jom kita mencari kebenaran dengan balik kepada sumber yang asal iaitu Quran dan Sunnah.

Kearah Dunia Adil & Sejahtera

Wednesday, March 15, 2006

Alasan yang Sering di timbulkan oleh Mereka yang Bercouple @ Berpacaran Sebelum Nikah…

(telah di edit semula oleh jiwakitamerdeka)

-Kami tidak berzina!

+Maaf, saya tidak menuduh awak berzina, tetapi awak menghampiri zina.

-Kami hanya berbual-bual, berbincang, bertanya khabar, minum-minum di kafe. Adakah
itu menghampiri zina?

+Ya, perbuatan itu boleh menjerumuskan pelakunya ke lembah penzinaan.

-Kami dapat mengawal perasaan dan kami tidak berniat ke arah itu.

+Hari ini ya. Esok mungkin kamu kecundang. Iblis akan memerangkap kamu sepertimana ramai yang lain sebelum kamu. Iblis amat berpengalaman dan tipu dayanya sangat halus. Ia telah menipu moyang kita yang pertama,Adam dan Hawa. Iblis amat licik. Ingat, pesanan Rasulullah : Janganlah engkau bersendirian dengan seorang wanita kecuali yang ketiganya, syaitan (Thabrani). Kita lemah menghadapi tipu daya Iblis.

-Tidak semestinya semua orang bercinta* menjurus kepada penzinaan. Ada yang
bercinta dalam telefon dan hantar SMS sahaja. Tidak pernah bersua muka pun!

+Betul .Tetapi itu adalah salah satu yang dimaksudkan dengan menghampiri zina.
Memang pada awalnya tidak bersua muka. Tapi perasaan pasti bergelora, lambat laun desakan nafsu dan perasaan serta hasutan Iblis akan mengheret kepada suatu pertemuan.
Pertemuan pertama tidak akan terhenti disitu sahaja. Percayalah, ia akan berlanjutan.
Tidakkah itu boleh membawa kepada perzinaan akhirnya?

-Takkan nak berbual-bual pun tak boleh? Itupun zina ke?

+Zina ada bermacam-macam jenis dan peringkatnya, ada zina betul, ada zina tangan
iaitu berpegang-pegangan, ada zina mata iaitu melihat kekasih dengan perasaan berahi. Zina hati iaitu dengan khayalan berahi biasanya dengan kekasih sepertimana yang digambarkan oleh Rasulullah: Kedua-dua tangan juga berzina dan zinanya adalah menyentuh. Kedua kaki juga berzina dan zinanya menuju ke tempat pertemuan. Mulut juga berzina dan zinanya adalah ciuman (Muslim dan Abu Daud).

Secara tegas, Rasullullah telah menyebutkan bahwa manusia pasti akan terbawa ke dalam zina (kecil); zina hati, zina mata, zina telinga, zina kaki. Ini terjadi karena sifat fitrah manusia yang memiliki kecenderungan terhadap lawan jenis (opposite sexes). Saat seseorang membiarkan zina-zina kecil bertebaran, bukan tidak mungkin dia akan menganggap remeh terjadinya zina yang sesungguhnya.

Sebenarnya jalan menuju kepada perzinaan amat banyak. Jangan biarkan diri kita melalui mana-mana jalan perzinaan.


-Duduk berdiskusi pelajaran tak boleh ke?Bincang pelajaran sahaja!* (bagi kes belajar
berdua-duaan SAHAJA)*

+Berdiskusi pelajaran, betul ke? Jangan tipu. Allah tahu apa yang terselit di dalam hati
hamba-hambaNya. Kita belajar nak keberkatan. Kalau cemerlang sekalipun, kalau
tidak diberkati oleh Allah, kejayaan tidak akan membawa kebahagiaan. Hidup di dunia tidak bahagia, akhirat lagi lah. Jangan berselindung disebalik pelajaran yang mulia. Allah suka kepada orang berilmu. Jadi belajar hendaklah ikut batas dan ketentuan Allah. Belajar akan jadi ibadat. Adakah berdiskusi macam ni tidak akan ditulis oleh malaikat Raqib dan Atid?

Allah telah melarang kaum mukmin daripada berikhtilat (bercampur-baur antara kaum pria dan wanita), meski untuk tujuan yang jelas, misalnya belajar. Apalagi khalwat yang jelas-jelas hanya berdua. Disini khalwat bukan sekadar berdua di taman yang sepi atau di rumah kosong. Ramai-ramai, di halaman masjid, kalau berpasang-pasangan tidak ada bezanya, bukan?

-Sungguh! Bincang pelajaran sahaja. Ini Study Group*(bagi kes berdua-duaan SAHAJA)

+Study Group...? Nampak lain macam saja, manja, senyum memanjang, tak macam gaya
berdiskusi. Takkanlah study group berdua sahaja? Kemana-manapun berdua. Macam belangkas. Kalau ia pun, carilah group study yang ramai sikit. Kalau duduk berdua-duaan macam ni... betul ke bincang pelajaran?

Jangan-jangan sekejap saja bincang pelajaran, yang lain tu... banyak masa dihabiskan dengan fantasi cinta!

-Tidaklah. Sungguh berbincang pelajaran.*

+Baik sungguh awak berdua. Takkanlah awak berdua tak ada perasaan apa-apa? Awak
kurang sihat ke? Ingat, kita bukan malaikat, tak ada nafsu. Kita manusia. Jangan menafikan fitrah manusia. Kita ada nafsu, ada keinginan. Itulah manusia.

-Kami berdua sama-sama belajar, study group*, saling memberi semangat dan motivasi.

+Tak adakah kaum sejenis yang boleh dijadikan rakan belajar? Habis sudahkah kaum sejenis yang boleh memberikan motivasi? Jangan hina kaum sejenis kita. Ingat, banyak orang cemerlang yang belajar hanya dengan kaum sejenis. Lebih tenang perasaan, tidak
terganggu, dapat berkat dan rahmat pula .

-Takkanlah tak ada langsung ruang yang dibenarkan dalam Islam untuk bercinta?
Adakah Islam membunuh terus naluri cinta?

+Naluri adalah sebahagian daripada kesempurnaan kejadian manusia. Naluri ingin memiliki dan suka kalau dimiliki (sense of belonging) adalah fitrah. Kalau naluri itu tidak wujud pada diri seseorang, tak normal namanya. Islam bukan datang membunuh naluri dan keinginan itu, tidak! Islam tidak suruh membunuh naluri seperti yang dilakukan oleh para paderi atau sami. Jangan nafikan naluri ini.

Jangan berbohong pada diri sendiri. Bukan salah dan berdosa kalau perasaan itu datang
tanpa diundang. Itu adalah fitrah. Cuma tundukkan naluri itu untuk patuh pada perintah
Allah. Jadilah manusia yang sihat nalurinya. Jangan jadi malaikat! Kerana Allah jadikan kita sebagai manusia. Dunia dan segala isinya akan hambar tanpa naluri atau nafsu.

-Tentu ada cinta secara Islam.

+Cinta secara Islam hanya satu, iaitu perkahwinan. Cinta berlaku setelah ijab kabul,
cinta selepas kahwin. Itulah cinta sacral dan qudus. Cinta yang bermaruah. Bukan cinta
murahan atau cinta monyet. Inilah kemuliaan Islam, apabila Islam menegah sesuatu perkara, tentu ia gantikan dengan sesuatu yang lebih baik. Jika ia menegah cinta antara lelaki dan perempuan sebelum kahwin, ia membawa perkahwinan sebagai ganti yang lebih baik.

Sabda Rasulullah : Tidak ada yang lebih patut bagi dua orang yang saling mencintai kecuali nikah (Ibnu Majah).

Cinta adalah maruah manusia. Ia telalu mulia.

-Kalau begitu, cinta* remaja semua menghampiri kepada penzinaan?

Ya, kalau lelaki dan perempuan bertemu tentu perasaan turut terusik. Kemudian perasaan
dilayan. Kemudian teringat, rindu. Kemudian diatur pertemuan. Kemudian duduk
berdua-dua. Kemudian mencari tempat sunyi sedikit. Kemudian berbual panjang sehingga malam gelap. Hubungan makin akrab, dah berani pegang tangan, duduk makin dekat. Kalau tadi macam kawan, sekarang macam pengantin baru semalam bukankah mereka semakin hampir dengan penzinaan? Berapa ramai orang yang bercinta telah sampai kepada daerah penzinaan dan kesengsaraan. Kasihanilah diri dan ibu bapa yang melahirkan kita dalam keadaan putih bersih tanpa noda walaupun seekor nyamuk sekalipun!

-Masih ramai orang yang bercinta* tetapi tetap selamat tidak sampai berzina. Kami tahan diuji...

+Allah yang menciptakan manusia. Dia tahu kekuatan dan kelemahan manusia. Manusia
tidak tahan ujian. Oleh itu Allah memerintahkan supaya menjauhi perkara yang ditegah takut manusia akan kecundang.

-Jadi manusia itu tidak tahan diuji?

+Kita manusia dari keturunan Adam dan Hawa, sejak dari awal penciptaan manusia. Allah takdirkan satu peristiwa untuk iktibar manusia. Allah tegah Adam dan Hawa supaya tidak memakan buah khuldi dalam syurga. Buah yang lain boleh makan. Allah tahu kelemahan pada ciptaan manusia. Tidak tahan diuji. Oleh itu Allah berpesan kepada Adam dan Hawa, jangan menghampiri pokok khuldi itu.

Firman Allah: Wahai Adam! Tinggallah engkau dan isterimu di dalam syurga serta makanlah dari makanannya sepuas-puasnya apa yang kamu sukai, dan janganlah kamu hampiri pokok ini. (jika kamu menghampirinya) maka kamu adalah orang-orang yang zalim (al-Araf:19).

Tegahan yang sebenarnya adalah memakan buah khuldi. Jika menghampiri perkara
tegahan, takut nanti mereka akan memakannya.

Demikianlah dengan zina. Ditegah berzina. Maka jalan ke arah penzinaan juga dilarang. Allah berfirman: Dan janganlah kamu mendekati zina (Al-Isra’: 32). Takut apabila berhadapan dengan godaan zina, kedua-duanya akan kecundang. Cukuplah kita belajar daripada pengalaman nenek moyang kita Adam dan Hawa.

-Tetapi cinta selepas kahwin banyak masalah. Kita tak kenal pasangan kita secara dekat.
Bercinta adalah untuk mengenal hati budi pasangan sebelum buat keputusan berkahwin.

+Bolehkah percaya dengan perwatakan masa sedang bercinta? Bercinta penuh dengan
lakonan yang dibuat-buat dan kepura-puraan. Masing-masing akan berlakon dengan watak terbaik. Penyayang, penyabar, pemurah dan berbagai- bagai lagi. Masa bercinta merajuk ada yang pujuk.

Jangan harap lepas kahwin, bila merajuk akan ada yang pujuk. Banyak orang yang kecewa dan tertipu dengan keperibadian pasangan semasa bercinta. Perangai pasangan jauh berbeza. Macam langit dan bumi. Masa bercinta, dia seorang yang amat penyayang,
penyabar, sabar tunggu pasangan terlambat sampai berjam-jam. Tapi bila dah kahwin, lewat lima minit, dah kena tengking. Jadi, perwatakan dalam masa bercinta tidak boleh dipercayai. Percintaan adalah suatu kepuraan atau hipokrit.

-Percayalah, kami bercinta demi merancang kebahagian hidup nanti.

+Bagaimana diharap kebahagiaan jika tidak mendapat redha Allah? Kebahagiaan adalah
anugerah Allah kepada hamba-hambaNya yang terpilih. Kebahagiaan bukan ciptaan manusia. Manusia hanya merancang kebahagiaan. Allah yang menganugerahkannya. Bagaimana mendapat anugerah kebahagiaan itu, jika jalan mencapai kebahagiaan itu tidak diredai Allah. Kebahagiaan hidup berumah tangga mestilah melalui proses yang betul. Sudah tentu prosesnya bukan bercinta begini, Allah tidak meredai percintaan ini. Cinta yang diredai Allah adalah cinta selepas kahwin.

Bagaimana untuk mendapat keluarga yang bahagia jika langkah mula sudah pun
canggung, bagaimana kesudahannya?

-Tanya sikit,.. adik angkat, kakak angkat, abang angkat boleh ke?

+Semua itu adalah perangkap iblis dan syaitan. Hakikatnya adalah sama. Cinta yang diberi nafas baru. Kulitnya nampak berlainan, tetapi isinya adalah sama. Adik angkat, kakak angkat, abang angkat adalah suatu bentuk tipu daya iblis dan syaitan. Manusia yang terlibat dengan budaya angkat ini sebenarnya telah masuk dalam perangkap syaitan. Cuma menunggu masa untuk dikorbankan.

Namakan apa nama sekalipun, abang angkat ke, motivator ke, semuanya adalah sama. Jalan akhirnya akan bertemu dengan zina.

-Jadi seolah-olah orang yang bercinta telah hilang maruah diri?

+Mengukur maruah diri bukan ditentukan oleh manusia tetapi oleh Pencipta manusia. Orang yang sedang mabuk bercinta akan mengatakan orang yang bercinta tidak menjejaskan maruah dirinya. Manakala, bagi orang yang menjaga diri, tidak mahu terlibat dengan cinta sebelum kahwin, akan mengatakan orang yang bercinta
sudah tidak bermaruah lagi. Cintanya ditumpahkan kepada orang yang belum layak
menerima cinta suci.

-Kalau begitu ukuran bermaruah atau tidak adalah ditentukan oleh Allah. Adakah orang
yang bercinta* hilang maruah?

+Antara kemuliaan manusia adalah maruah dirinya. Orang yang bercinta seolah-olah cuba menggadaikan maruahnya kerana mereka menghampiri perzinaan. Manakala orang yang bercinta dan pernah berzina tidak layak berkahwin kecuali dengan orang yang pernah berzina.

Allah berfirman: Lelaki yang berzina (lazimnya) tidak ingin berkahwin melainkan dengan perempuan yang berzina atau perempuan musyrik; dan perempuan yang berzina itu pula tidak ingin berkahwin melainkan oleh lelaki yang berzina atau lelaki musyrik. Dan perkahwinan yang demikian itu terlarang kepada orang-orang yang beriman (Surah
An-Nur: 3).

-Jadi, orang yang pernah bercinta juga tidak sesuai untuk berkahwin dengan orang yang
tidak pernah bercinta. Tidakkah itu suatu penghinaan dari Tuhan?
Jadi orang yang bercinta* hanya layak berkahwin dengan orang yang pernah
bercinta* juga?

+Itulah pasangan yang layak untuk dirinya. Kerana wanita yang baik adalah untuk lelaki
yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik.

-Kami telah berjanji sehidup semati.....

+Apa ada pada janji cinta? Berapa banyak sudah janji cinta yang musnah? Lelaki, jangan
diharap pada janji lelaki. Mereka hanya menunggu peluang keemasan sahaja. Habis
madu, sepah dibuang. Pepatah itu diungkap kerana ia sering berulang sehingga menjadi
pepatah.

-Si dia ini lain dari yang lain. Dia lelaki yang penyayang dan bertanggungjawab.

+Tahukah hati budi lelaki? Sejahat mana lelaki, apabila ingin mengambil seseorang wanita sebagai isteri dan seterusnya menjadi ibu untuk anak-anaknya, dia akan memilih wanita yang baik. Tetapi untuk berseronok dan berfoya-foya, lelaki biasanya akan memilih perempuan murahan kerana ia suatu pelaburan yang menguntungkan. Itulah rahsia lelaki.

-Jadi, perempuan yang bercinta*, jatuh maruahnya pada pandangan lelaki? *
(tidak mengikut syariat)

+Tentu! Mana ada orang lelaki yang normal suka pada barang yang secondhand sedangkan barang yang baru masih ada. Sesetengah mereka menggambarkan perempuan seperti kereta yang diletakkan di bilik pameran sahaja. Tapi ada orang yang boleh test drive. Ada pula yang kata; sekadar sepinggan mee goreng dan segelas sirap bandung atau kurang dari itu, boleh dibawa ke hulu, ke hilir. Sedihkan? Itulah hakikatnya!

-Masih adakah orang yang tidak bercinta di zaman ini?

+Ya! Masih ada orang suci dalam debu. Golongan ini akan sentiasa ada walaupun
jumlah mereka kecil. Mereka akan bertemu suatu hari nanti. Mereka ada pasangannya.

Firman Allah: Dan orang-orang lelaki yang memelihara kehormatannya serta orang-orang perempuan yang memelihara kehormatannya (yang memelihara dirinya dari melakukan zina)... Allah telah menyediakan bagi mereka segala keampunan dan pahala yang besar (Surah Al-Ahzab: 35 ).

-Bagaimana kami?

+Kamu masih ada peluang. Bertaubatlah dengan taubat nasuha. Berdoalah serta mohon
keampunan dariNya. Mohonlah petunjuk dan kekuatan untuk mendapat redha-Nya.

-Kami ingin mendapat reda Tuhan. Tunjukkanlah bagaimana taubat nasuha.

+Taubat yang murni. Taubat yang sebenar-benarnya. Taubat yang memenuhi tiga
syarat:

i) Tinggalkan perbuatan maksiat. Putuskan hubungan cinta yang tidak diredai Allah ini.

ii) Menyesal. Menginsafi diri diatas tindak tanduk hidup yang menjurus diri dalam
percintaan.

iii) Berazam. Bertekad di dalam hati tidak akan bercinta lagi dengan sesiapa kecuali dengan seseorang yang bernama isteri atau suami. Saatnya adalah selepas ijab kabul.

-Ya Allah. Hambamu ini telah tersesat jalan. Ampunilah dosa-dosa hambaMu ini.
Sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan penerima taubat . Berilah kekuatan kepada kami untuk menghadapi godaan keremajaan ini. Anugerahkan kepada kami perasaan benci kepada maksiat. Hiasilah diri kami dengan akhlak yang mulia.

Ibu dan ayah, anakmu telah berdosa. Engkau jaga diri kami dari kecil dengan kasih sayang, mengapa aku curahkan kasih itu kepada orang lain? Oh Tuhan, hambamu ini berdosa, ampunilah kami.

+Amin, ya rabbal alamin. Moga Allah terima taubat mu.

-Kita berpisah kerana Allah , kalau ada jodoh, tidak ke mana!

+Ya, Allah! Bantulah mereka. Kini mereka datang ke pintuMu mencari redaMu. Terimalah taubat mereka dan kami seluruhnya.

Punca asal http://saycool.blogdrive.com/
& http://syifa.wordpress.com/2005/12/10/pacaran-islami-yang-bener-aja/

Ke Arah Dunia Adil & Sejahtera

Friday, February 17, 2006

BERCOUPLE BUKAN BUDAYA UMAT ISLAM YANG BERIMAN

Diambil dari http://alinsyirah.blogdrive.com/ , di edit oleh jiwakitamerdeka.

BERCOUPLE, setiap kali kita mendengarnya akan terlintas di benak kita sepasang insan yang sedang mabuk cinta dan dilanda asmara. Saling mengungkapkan rasa sayang serta rindu, yang kemudiannya kebiasaannya walaupun tidak semestinya memasuki sebuah biduk pernikahan.

Lalu kenapa harus dipermasalahkan? Bukankah cinta itu fitrah setiap anak Adam? Bukankah setiap orang memerlukan masa penyesuaian sebelum pernikahan?

CINTA, Fitrah Setiap Manusia,
MANUSIA diciptakan oleh ALLAH SWT dengan membawa fitrah (instinct) untuk mencintai lawan jenisnya. Sebagaimana firmanNya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, iaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi ALLAH lah tempat kembali yang baik (syurga) (Ali Imran: 14).

Berkata Imam Qurthubi: ALLAH SWT memulai dengan wanita kerana kebanyakan manusia menginginkannya, juga kerana mereka merupakan jerat-jerat syaitan yang menjadi fitnah bagi kaum lelaki, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: Tiadalah aku tinggalkan setelahku selain fitnah yang lebih berbahaya bagi lelaki daripada
wanita. (Hadis Riwayat Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah).

Oleh kerana cinta merupakan fitrah manusia, maka ALLAH SWT menjadikan wanita sebagai perhiasan dunia dan nikmat yang dijanjikan bagi orang-orang beriman di syurga dengan bidadarinya.

Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: Dunia ini adalah
perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang solehah (Hadis Riwayat Muslim, NasaI, Ibnu Majah, Ahmad, Baihaqi)

ALLAH berfirman: Di dalam syurga-syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik (ar-Rahman: 70)

Namun, Islam tidak membiarkan fitnah itu mengembara tanpa batasannya. Islam telah
mengatur dengan tegas bagaimana menyalurkan cinta, juga bagaimana batasan pergaulan antara dua insan berlawanan jenis sebelum nikah, agar semuanya tetap berada pada landasan etika dan norma yang sesuai dengan syariat.

ETIKA PERGAULAN DAN BATAS PERGAULAN DI ANTARA LELAKI DAN WANITA MENURUT ISLAM.

1. Menundukkan pandangan.
ALLAH memerintahkan kaum lelaki untuk menundukkan pandangannya, sebagaimana firmanNya:
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya (an-Nuur: 30).
Sebagaimana hal ini juga diperintahkan kepada kaum wanita beriman, ALLAH erfirman: Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya (an-Nuur: 31).

2. Menutup aurat.
ALLAH berfirman: Dan jangan lah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka melabuhkan kain tudung ke dadanya (an-Nuur: 31). Juga Firman-NYA; Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka melabuhkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenali, kerana itu mereka tidak diganggu. Dan ALLAH adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (an-Nuur: 59).

Perintah menutup aurat juga berlaku bagi semua jenis. Dari Abu Daud Said al-Khudri r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seseorang lelaki memandang aurat lelaki, begitu juga dengan wanita jangan melihat aurat wanita.

3. Adanya pembatas antara lelaki dengan wanita.
Kalau ada sebuah keperluan terhadap kaum yang berbeza jenis, harus disampaikan dari balik tabir pembatas. Sebagaimana firmanNya: Dan apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka (para wanita) maka mintalah dari balik hijab. (al-Ahzaab: 53)

4. Tidak berdua-duaan di antara lelaki dan perempuan.
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seorang lelaki berdua-duaan (khalwat) dengan wanita kecuali bersama mahramnya (Hadis Riwayat Bukhari & Muslim). Dari Jabir bin Samurah berkata: Rasulullah SAW
bersabda: Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duan dengan seorang wanita, kerana syaitan akan menjadi ketiganya (Hadis Riwayat Ahmad & Tirmidzi dengan sanad yang sahih).

5.Tidak melunakkan ucapan (percakapan).
Seorang wanita dilarang melunakkan ucapannya ketika berbicara selain kepada suaminya. Firman ALLAH SWT: Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (berkata-kata yang menggoda) sehingga berkeinginan orang yang ada penyakit di dalam
hatinya tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik. (al-Ahzaab: 32)

Berkata Imam Ibnu Kathir: Ini adalah beberapa etika yang diperintahkan oleh ALLAH kepada para isteri Rasulullah SAW serta kepada para wanita mukminah lainnya, iaitu hendaklah dia kalau berbicara dengan orang lain tanpa suara merdu, dalam pengertian janganlah seorang wanita berbicara dengan orang lain sebagaimana dia
berbicara dengan suaminya (Tafsir Ibnu Kathir 3/350).

6.Tidak menyentuh kaum berlawanan jenis.
Dari Maqil bin Yasar r.a. berkata: Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi itu masih lebih baik daripada menyentuh kaum wanita yang tidak halal baginya (Hadis Hasan Riwayat Thabrani dalam Mujam Kabir).

Berkata Syaikh al-Albani Rahimahullah: Dalam hadis ini terdapat ancaman keras terhadap orang-orang yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya (Ash-Shohihah 1/448). Rasulullah SAW tidak pernah menyentuh wanita meskipun dalam saat-saat penting seperti membaiat dan lain-lainnya. Dari Aishah berkata: Demi ALLAH,
tangan Rasulullah SAW tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat (Hadis Riwayat Bukhari).

Inilah sebahagian etika pergaulan lelaki dan wanita selain mahram, yang mana apabila seseorang melanggar semuanya atau sebahagiannya saja akan menjadi dosa zina baginya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya ALLAH menetapkan untuk anak Adam bahagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. Zina mata dengan memandang, zina lisan dengan erbicara,
sedangkan jiwa berkeinginan serta berangan-angan, lalu farji/kemaluan yang akan membenarkan atau mendustakan semuanya (Hadis Riwayat Bukhari, Muslim & Abu Daud).

Padahal ALLAH SWT telah melarang perbuatan zina dan segala sesuatu yang boleh mendekati kepada perbuatan zina. Sebagaimana FirmanNya: Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk (al-Isra: 32).

Hukum Bercouple
SETELAH memerhatikan ayat Quran dan hadis tadi, maka tidak diragukan lagi bahawa bercouple itu haram, kerana beberapa sebab berikut:

1. Orang yang bercouple tidak mungkin menundukkan pandangannya terhadap kekasihnya.

2. Orang yang bercouple tidak akan boleh menjaga hijab.

3. Orang yang bercouple biasanya sering berdua-duaan dengan pasangan
kekasihnya, baik di dalam rumah atau di luar rumah.

4. Wanita akan bersikap manja dan mendayukan suaranya saat bersama kekasihnya.

5. Bercouple identik dengan saling menyentuh antara lelaki dan wanita, meskipun itu
hanya berjabat tangan.

6. Orang yang bercouple, boleh dipastikan selalu membayangkan orang yang
dicintainya.

Dalam kamus bercouple, hal-hal tersebut adalah lumrah dilakukan, padahal satu hal saja cukup untuk mengharamkannya, lalu apatah lagi kesemuanya atau yang lain-lainnya lagi?

Fatwa Ulama
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin ditanya tentang hubungan cinta sebelum nikah. Jawab beliau; Jika hubungan itu sebelum nikah, baik sudah lamaran atau belum, maka hukumnya adalah haram, kerana tidak boleh seseorang untuk bersenang-senang dengan wanita asing (bukan mahramnya) baik melalui ucapan, memandang, atau berdua-duaan. Sebagaimana Rasulullah SAW bersanda: Janganlah seorang lelaki bedua-duaan dengan seorang wanita kecuali ada bersama-sama mahramnya, dan janganlah seseorang wanita berpergian kecuali bersama mahramnya.

Syaikh Abdullah bin abdur Rahman al-Jibrin ditanya: Jika ada seseorang lelaki yang
berkoresponden dengan seorang wanita yang bukan mahramnya, yang pada akhirnya mereka saling mencintai, apakah perbuatan itu haram? Jawab beliau: Perbuatan itu tidak diperbolehkan, kerana boleh menimbulkan syahwat di antara keduanya, serta mendorongnya untuk bertemu dan berhubungan, yang mana koresponden semacam
itu banyak menimbulkan fitnah dan menanamkan dalam hati seseorang untuk mencintai penzinaan yang akan menjerumuskan seseorang pada perbuatan yang keji, maka dinasihati kepada setiap orang yang menginginkan kebaikan bagi dirinya
untuk menghindari surat-menyurat, pembicaraan melalui telefon serta perbuatan semacamnya demi menjaga agama dan kehormatan diri kita.
Syaikh Jibrin juga ditanya: Apa hukumnya kalau ada seorang pemuda yang belum menikah menelefon gadis yang juga belum menikah? Jawab beliau: Tidak boleh berbicara dengan wanita asing (bukan mahram) dengan pembicaraan yang boleh menimbulkan syahwat, seperti rayuan, atau mendayukan suara (baik melalui telefon atau lainnya). Sebagaimana firman ALLAH SWT; Dan janganlah kalian melembutkan suara, sehingga berkeinginan orang-orang yang berpenyakit di dalam hatinya (al-Ahzaab: 32). Adapun kalau pembicaraan itu untuk sebuah keperluan, maka hal itu tidak mengapa apabila selamat daripada fitnah, akan tetapi hanya sekadar keperluan.

Syubhat Dan Jawapan Yang Sebenarnya
Keharaman bercouple lebih jelas dari matahari di siang hari. Namun begitu masih ada yang berusaha menolaknya walaupun dengan dalil yang sangat rapuh, antaranya:

Tidak boleh dikatakan semua cara bercouple itu haram, kerana mungkin ada orang yang bercouple mengikut landasan Islam, tanpa melanggar syariat

Jawabnya: Istilah bercouple berlandaskan Islam itu Cuma ada dalam khayalan, dan tidak pernah ada wujudnya. Anggap sajalah mereka boleh menghindari khalwat, menyentuh serta menutup aurat. Tetapi tetap tidak akan boleh menghindari dari saling memandang, atau saling membayangkan kekasihnya dari masa ke semasa. Yang mana hal itu jelas haram berdasarkan dalil yang kukuh.

Biasanya sebelum memasuki alam perkahwinan, perlu untuk mengenal terlebih dahulu calon pasangan hidupnya, fizikal, karaktor/sifat, yang mana hal itu tidak akan boleh dilakukan tanpa bercouple, kerana bagaimanapun juga kegagalan sebelum
menikah akan jauh lebih ringan daripada kalau terjadi setelah menikah.

Jawabnya: Memang, mengenal fizikal dan karaktor calon isteri mahupun suami merupakan satu hal yang diperlukan sebelum memasuki alam pernikahan, agar tidak ada penyesalan di kemudian hari. Namun, tujuan ini tidak boleh digunakan untuk
menghalalkan sesuatu yang telah sedia haramnya.

Ditambah lagi, bahawa orang yang sedang jatuh cinta akan berusaha bertanyakan segala yang baik dengan menutupi kekurangannya di hadapan kekasihnya. Juga orang yang sedang jatuh cinta akan menjadi buta dan tuli terhadap perbuatan kekasihnya, sehingga akan melihat semua yang dilakukannya adalah kebaikan tanpa cacat.
Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Darda: Cintamu pada sesuatu membuatmu buta
dan tuli.

Fenomena Couple
Dalam situasi terkini, fenomena pergaulan bebas dan pengabaian terhadap nilai-nilai murni Islam berlaku pada tahap yang amat membimbangkan. Kebanyakan umat Islam kini tidak lagi menitik beratkan nilai-nilai dan adab-adab sopan yang dianjurkan oleh Islam melalui al-Quran dan Sunnah RasulNya. Mereka bukan setakat mengabaikannya dan menganggap perkara itu tidak penting, bahkan mereka menganggapkannya
sebagai satu perkara yang menyusahkan aktiviti mereka yang menurutkan nafsu dan perasaan semata-mata itu. Nauzubillah

Marilah kita sama-sama menjauhi perkara yang seumpama itu dan mejauhi hal-hal yang telah dilarang (haram). Tegakkanlah yang benar dan katakanlah salah kepada yang batil. Janganlah berhujah untuk membenarkan perkara yang telah terang haramnya di sisi ALLAH.

Rujukan : http://alinsyirah.blogdrive.com/

KEARAH DUNIA ADIL & SEJAHTERA

Tuesday, January 24, 2006

WAHAI GADIS BERHATI-HATILAH...

Wahai gadis telah berkali-kali di peringatkan bahawa teman lelaki atau kekasih anda tidak punya apa-apa hak ke atas dirimu. Sayangnya tidak ramai yang mengerti atau berpura-pura tidak mengerti. Padahal perkara ini senang di fahami. Sememangnya seronok berdua-duaan di buai nafsu. Tanyalah pada semua pengantin alangkah indahnya kalau fajar tidak menyinsing pada malam pengantin... Sesuatu yang tidak mungkin.

Kekasihmu masih belum lagi menjadi suami yang sah. Simpanlah dirimu buat suamimu yang sah di masa depan. Jangan tertipu dengan janji manis dari lidah yang tak bertulang yang bijak mengatur kata-kata indah. Pun begitu ramai yang tertipu atau merelakan diri di tipu lagi dan lagi.

Mungkin kerana ingin menguji diri sendiri atau merasa diri tidak mudah ditipu – lantas pengalaman orang lain tidak di jadikan iktibar. Walhal kita membaca akhbar, majalah, mendengar radio atau menonton filem berulang-ulang menceritakan perangai insan. Pelik sungguh perangai insan sering merelakan diri ke jurang kehinaan walaupun berpendidikan tinggi semata tewas melawan nafsu sendiri.

Hujungnya, kebiasaannya kita melihat kekasih akan menghilangkan diri setelah mendapat apa yang terlalu berharga darimu. Sedihya tidak ramai yang menghargai harga dirimu sendiri. Tinggallah heroin seorang diri merintih sayu ditinggalkan hero. Mungkin diri di serahkan pula kepada kekasih lain yang bakal hinggap. Usia bertambah, pohon semakin luntur...

Gist of the story: Tidak hina menjaga dirimu selaras kehendak agama kerana itulah prasyarat kemuliaan, ketenangan dan kebahagiaan hakiki. Ramai kita terlupa. Mana mungkin ruhani dapat dipuaskan dengan perkara-perkara zahir.

KE ARAH DUNIA AMAN & SEJAHTERA

Wednesday, January 04, 2006

SEARCH FOR THE TRUTH FOR THE SAKE OF THE TRUTH

As many of us are agreeing that religion is to be a personal matter. The truth is as clear as the sun, especially for those searching it. Search for the truth for the sake of the truth. Wherever and whenever, there is no compulsion to accept Islam.

The law of the land is just necessary to avoid religous conflict. So, let the Malaysians respect the law. It is not the problem between the majority versus the minority, but TOLERANCE especially among those minority toward the majority, which is yet too be seen.

True muslims will never act to the detriment of others even to animals and environment. True muslims? Check the encylopedia and dictionary. Go back to basic : Read, read and read, and ask the experts. We are answerable for what we have done in this life. Islam is here, none but for salvation of mankind.

TOWARDS JUST & PEACE WORLD