Friday, October 30, 2009

Samudera Fadhilat Amalan Sedekah

  1. Samudera Fadhilah Amalan Sedekah
    Oleh : Uti Konsen.U.M.

    “Orang–orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah kemudian tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan tidak menyakiti, mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan. Mereka tidak perlu khawatir dan bersedih hati“ (Al Baqarah 262).

    Kalau tidak mengandungi samudera hikmah dan lautan pahala, tentu Rasulullah SAW tidak akan menganjurkan untuk selalu bersedekah kepada para sahabat termasuk yang paling miskin sekalipun seperti Abu Dzar Al Ghifari, Bilal dan Abu Dhamdham. Sehingga saking @ amat “penasaran“, Abu Dzar Al Ghifari pernah bertanya “Wahai Nabi Allah. Engkau selalu memerintahkan kepada kami untuk bersedekah, apa hakikat sedekah itu? “ Rasulullah SAW menjawab dengan satu kalimat yang diulanginya tiga kali berturut-turut “ Sedekah itu, sesuatu yang ajaib“. 

    Anda sedang gelisah? Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa mendapatkan kesedihan di dalam hati, maka berikanlah sedekah “. Ibnul Al Qayyim memberi nasehat, “Diantara kiat melapangkan jiwa dan meraih bahagia adalah dengan berbuat baik kepada orang lain, dan membantu mereka dengan sesuatu yang mungkin diberikan, baik berupa harta, jabatan, materi dan berbagai bentuk kebaikan lainnya. Karena orang yang dermawan lagi suka berbuat baik adalah orang yang paling lapang dadanya, paling bagus kondisi jiwanya, dan paling tentram hatinya “.

    Dada terasa sempit? Dr. Aidh Al Qarni penulis buku “La Tahzan“ berkata, “Sedekah membuat hati menjadi lapang. Melakukan kebaikan termasuk dalam hal-hal yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan menghilangkan keresahan…. “. 

    Anda butuh @ perlukan pertolongan? Rasulullah SAW bersabda, “Allah senantiasa menolong seorang hamba, selama si hamba itu mau menolong saudaranya“ ( HR.Muslim ). 

    Ingin panjang umur? Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah dapat menolak musibah serta menambah keberkahan umur “.

    Ingin agar harta tidak berkurang dan terus bertambah? Rasulullah SAW. Bersabda, “Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan, bahkan akan bertambah, akan bertambah dan akan bertambah“. 

    Anda memerlukan sesuatu? Rasulullah SAW menegaskan, “Allah senantiasa memenuhi kebutuhan @ keperluan seorang hamba, selama si hamba itu berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya .(HR.Ibnu Umar ).
     
    Ingin agar terhindar dari bencana? Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sedekah dapat menolak tujuh puluh pintu bencana “. Karena itu Nabi SAW menganjurkan agar bersedekah setiap hari, pada awal pagi dengan apa saja. Karena bala tidak akan menembus benteng sedekah seorang Mukmin.

    Anda menderita sakit? Rasulullah SAW memberi resep, “Ubatilah penyakitmu dengan bersedekah“. 

    Anda ingin agar harta benda menjadi aman? Rasulullah SAW bersabda, “Bentengilah harta kekayaan anda dengan zakat dan sedekah “.

    Anda cemas dengan kemurkaan Allah? Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah dapat menutup kemurkaan Allah “.”Sesungguhnya sedekah benar-benar dapat memadamkan panas kubur bagi pelakunya, sesungguhnya orang mukmin kelak di akhirat hanyalah bernaung dalam sedekahnya. Sesungguhnya yang akan menaungi orang Mukmin pada hari kiamat kelak adalah sedekah “.

    Anda ingin pahala yang berlipat ganda? Allah SWT berfirman “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah, baik laki-laki maupun perempuan, dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka. Dan bagi mereka pahala yang banyak“ (Al Hadid 18). Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa bersedekah dengan sebiji tamar, kelak di hari kiamat dia akan mendapat pahala sebesar gunung yang berada di atas timbangan amalnya “.

    Ingin memperoleh ampunan Allah? Hakim bin Hazam, ulama salaf bertutur, “Jika pada pagi hari di depan pintu rumahku tidak ada orang yang meminta-minta, maka aku pun tahu bahwa itu adalah salah satu musibah, karena aku kehilangan kesempatan melakukan perbuatan yang dengannya kuharap ampunan dari Allah“.

    Anda ingin ganjaran pahala melebihi haji? Ujar Ibnul Mubarak, “Besarnya pahala haji belumlah seberapa dibandingkan dengan keutamaan menolong sesama “. Apalagi kalau pertolongan itu dilakukan pada saat yang tepat. 

    Ingin disayangi Allah, disayangi manusia dan dekat dengan sorga serta jauh dari api neraka? Rasulullah SAW bersabda, “Orang pemurah itu, dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka “.

    Anda ingin menuai berkah? Tangan diatas adalah tangan keberkahan. Sikap suka memberi, menolong sesama dan bersedekah, terbukti akan selalu memandu langkah Anda untuk menggapai keberkahan hidup. Rasulullah SAW bersabda, “Tangan diatas lebih baik dari tangan di bawah. Tangan diatas adalah orang yang memberi dan tangan dibawah adalah orang yang meminta “ (HR.Muslim).

    Anda ingin agar harta yang kita kumpulkan itu abadi? Syaikh Abdul Qadir Al Jailani berkata, “Apa saja harta yang berada dalam tangan kita atau yang kita miliki pada hakekatnya adalah milik Allah. Jadi sementara ia masih berada di tangan kita, gunakanlah dengan baik dan pada jalan Allah. Infakkanlah ia pada jalan Allah, karena apa yang kita infakkan pada jalan ini adalah harta kita yang hakiki “. 

    Dan, dan… masih banyak lagi fadhilah – fadhilah sedekah lainnya , laksana samudera yang tidak bertepi. Masya Allah. Wallahualam.   Sumber:http://www.pontianakpost.com/?mib=berita.detail&id=13877

    Ulasan: Di jerat masalah? Eloklah jadikan sedekah/derma sebagai jalan keluar. Di alu-alukan membaca artikel Ustaz Yusuf Mansur dalam internet mengenai sedekah dan pelbagai pengalaman bersedekah dalam http://www.wisatahati.com/.  Jadikan bersedekah cara hidup kita.


Monday, October 26, 2009

The Miracle of Giving

Buku: “an Introduction to THE MIRACLE OF GIVING”
Author: Ust. Yusuf Mansur
Cetakan Pertama, Agustus 2008 / Sya’ban 1429 H
Penerbit: Zikrul Hakim, Jakarta.
Halaman: 208 hlm.; 15 x 23 cm.
ISBN : 978-979-26-2344-4

Summary by : Hero Wirasmara (PapapFarras)

KEAJAIBAN SEDEKAH

Dalam buku ini, penulis berkeinginan untuk menunjukkan bagaimana seseorang bisa menjadi kaya dengan jalan bersedekah. Dan bahwa menjadi kaya itu bukan mimpi, asal benar caranya disertai ikhtiar langit dan bumi yang juga benar dan tepat.

Penulis juga ingin agar pembacanya percaya bahwa ada kekuatan lain di kehidupan kita yaitu kekuatan Allah, kita tidak usah kelelahan mencari dunia, tidak juga putus asa dalam mencari rezeki, kita tahu bahwa betapa mudahnya menundukkan dunia, asalkan dalam beribadah lebih ikhlas, lebih riang, dan lebih lepas, sehingga ada dorongan untuk segera dan menaruh perhatian yang benar dalam beribadah, yang pada akhirnya akan tumbuh keyakinan bahwa mencari kekayaan dan menjadi kaya (dengan jalan halal dan baik) itu mudah.

Ibadah, jalan rezeki utama, yaitu Bekerja dengan Allah, dan Bekerja untuk Allah. Dengan jalan ibadah dapat menambah dan memperluas jalan rezeki, sedang Ikhlas, do’a, dan harapan akan memberi spirit dalam beribadah. Jadi Ibadah, dalam hal ini bersedekah, sesuai firman Allah dalam QS. Ath-Thalaaq : 7, yang artinya:

“Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah (bersedekah) dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan”, 

dan tentunya disertai dengan tambahan ibadah lainnya, seperti: sholat Dhuha dan sholat Tahajjud tidak lupa disertai dengan DOA, adalah bahkan cara “tercerdas” dan “terhebat” sepanjang sejarah cara-cara yang dikerjakan manusia dalam memperoleh rezeki atau bahkan menjadi kaya!!, yaitu tinggal mengikuti saja petunjuk di dalam Al-Quran.

Dalam buku ini juga dijelaskan secara transparant mengenai matematika dasar sedekah, dengan perumpamaan dan perbandingan:

Matematika Science : 10 – 1 = 9

Matematika Sedekah I : 10 – 1 = 19, mengapa bisa begitu ? berikut penjelasannya:

Jika kita punya harta 10 dan disedekahkan 1, maka sisa harta (riil) adalah 9, namun yang satu yang dikeluarkan untuk sedekah itu dikembalikan lagi oleh Allah sebanyak sepuluh kali lipat, sesuai janji Allah dalam QS. Al-An’aam: 160.

“Barang siapa membawa amal baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)”. 

Matematika Sedekah II : 10 – 1 = 709, mengapa juga bisa begitu ? berikut penjelasannya:

Jika kita punya harta 10 dan disedekahkan 1, maka sisa harta (riil) adalah 9, namun yang satu yang dikeluarkan untuk sedekah itu dikembalikan lagi oleh Allah sebanyak tujuh ratus kali lipat, sesuai janji Allah dalam QS. Al-Baqarah: 261.

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya / sedekah di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.

Kemudian atas dasar perhitungan matematika sedekah diatas, maka tentunya juga ”berlaku kelipatannya @ gandaannya”, maksudnya yaitu, jika kita memberi (bersedekah) lebih banyak maka akan menghasilkan atau menuai lebih banyak, bahkan hingga “full”!! (maksimum). Untuk itu, jika kita sudah memahami dan meyakini akan fadhilah/manfaat bersedekah, maka tentunya bersedekah sebesar 2,5 % tidaklah terasa cukup, bahkan bisa 10 % atau 20 % atau bisa lebih lagi dari itu. Karena Allah juga menjanjikan balasannya, yaitu dalam QS. Al-Baqarah: 254.

“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa`at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.”

Dan QS. Al-Baqarah: 265.

“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat”

Tinggal kembali kepada diri kita sendiri untuk membuka mata hati kita, untuk berkeyakinan, positive thinking, dan berserah diri (ikhlas) kepada Allah, bahwasanya Allah akan memberikan balasannya dalam bentuk apapun (tidak harus berupa "wang”), dan Allah pasti membalas dengan balasan yang tidak akan dikurangi sedikitpun bahkan dilebihkan sampai batas tidak terhingga jika Allah berkehendak, sesuai JANJI-NYA !!.

Wallahu’alambissawab.

http://mengikatmakna.wordpress.com/2009/02/19/159/

Sedekah adalah Jawaban Semua Masalah

"Sedekah merupakan jawaban semua permasalahan. Sedekah itu tak ada lawan. Tak ada persoalan apa pun yang tidak selesai, selama kita melibatkan Allah. Caranya, antara lain melalui sedekah.” Kalimat-kalimat di atas kerap kali dilontarkan oleh Ustad Yusuf Mansur dalam setiap ceramah-ceramahnya.

Ustadz muda itu memang selalu mengusung tema sedekah dalam setiap dakwahnya, baik melalui ceramah, buku, kolom di media massa, maupun sinetron Maha Kasih yang ditayangkan di RTCI setiap Sabtu malam. Sehebat apakah sedekah itu? Mengapa sedekah jadi begitu penting? Apakah sedekah mampu menyelesaikan persoalan bangsa Indonesia yang sudah hampir satu dekad dirundung krisis? Berikut wawancara Irwan Kelana, dengan Pimpinan Pondok Pesantren Darul Quran/Tahfiz Quran Cipondoh, Tangerang itu:

Apakah sedekah itu?
Sebetulnya konsep sedekah itu seperti kata Nabi, ”Setiap amal yang baik adalah sedekah.” Bahkan, kata Rasulullah, ”Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” Jadi, tidak hanya materi atau harta saja. Seperti firman Allah dalam AlQuran, ”… berjuanglah (bersedekahlah) dengan hartamu dan jiwamu.”

Mengapa sedekah itu jadi penting?
Kalau manusia tahu, sesungguhnya dialah yang butuh/perlu sedekah. Mengapa? Sebab, sedekah merupakan bagian dari upaya tazkiyatun nafs (membersihkan diri, lahir-batin). Kita butuh sedekah, sebab sedekah itu akan kembali kepada kita dalam beragam bentuk. Posisi sedekah itu sangat istimewa. Sedekah merupakan ibadah yang utama. Bahkan dalam AlQuran, perintah bersedekah itu menggunakan huruf wawu atof. Artinya sesuatu yang terikat sekali, merupakan perintah yang sangat penting.

Firman Allah, ”Wahai orang-orang yang beriman, (sebagai syarat keimanan mereka), maka dirikanlah shalat dan sedekahkanlah sebagian dari rezeki yang datangnya dari Allah SWT.” Kedua prasyarat itu ibarat baju dan celana. Baju saja, tanpa celana, tidak pantas. Begitu pula, celana saja, tanpa baju, juga tidak sempurna. Imam Ghazali mengatakan, manusia itu terbagi menjadi empat golongan. Yakni, manusia yang tidak tahu dan tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu, manusia yang tidak tahu tapi tahu bahwa dirinya tidak tahu, manusia yang tahu tapi dirinya tidak tahu bahwa dirinya tahu, dan manusia yang tahu dan tahu bahwa dirinya tahu.” Kalau sudah sampai ke maqam yang keempat, maka ia akan menjadi Muslim yang sangat baik, salah satu tandanya adalah gemar bersedekah.

Berapa ayat AlQuran dan hadis Rasulullah yang memerintahkan soal sedekah ini?
Salah satu ayat utama yang paling sering saya bacakan adalah QS Ath-Talaq ayat 5.”Dan hendaklah orang yang disempitkan rezekinya bersedekah.” Hadis-hadis tentang sedekah begitu banyak dan bertebaran. Salah satunya, hadits Rasulullah saw yang menyatakan bahwa sedekah itu dapat menolak bala.”Bersegeralah untuk bersedekah. Sebab, yang namanya bala tidak bisa mendahului sedekah.” Hadis lainnya, "Tidak akan berkurang rezeki ornag yang bersedekah, kecuali bertambah, bertambah, bertambah.”

Apa saja keutamaan sedekah?
Paling tidak, ada empat keutamaan sedekah. Pertama, mengundang datangnya rezeki. Kedua, menolak bala. Ketiga, menyembuhkan penyakit. Keempat, menambah umur. Allah berjanji dalam Alquran, bahwa Sedekah itu tidak mungkin tidak dibayar. Seperti menanam di kebun Allah, pasti berbuah. Menanam di kebun sendiri saja berbuah, apalagi di kebun Allah. Kalaupun buahnya tidak lebat, paling tidak pasti berkembang. Kalaupun Allah tidak menurunkan hujan lebat, paling tidak hujan gerimis.

Kisah-kisah dalam sinetron Maha Kasih diilhami oleh kisah nyata jamaah Anda. Anda menampung banyak testimoni tentang keutamaan sedekah ya?
Begitulah. Suatu hari ada seorang pedagang datang kepada salah seorang staf saya. Ia mengaku punya utang Rp 30 juta, dan tak tahu lagi ke mana harus mencari uang untuk melunasi utangnya. Oleh staf saya, ia disuruh sedekah. Apa yang bisa dilakukannya? Ia mengaku tak punya sesuatu yang berharga untuk dijual. Akhirnya staf saya menganjurkan agar ia menjual motor vespanya dan menyedekahkan hasilnya. Ternyata, pada saat ia sedang menawarkan sepeda motor tersebut, kakaknya yang di Swiss kirim SMS.
Isinya menyatakan bahwa ia baru saja mentranfer dana senilai setara dengan Rp 30 juta. Tentang tolak bala. Suatu pagi, seorang ustadz bersedekah kepada ustadz yang lain. Ia tinggal di Tangerang. Menjelang sore hari ia ke Gunung Putri, Bogor, hendak mengajar. Di jalan tol, mobilnya ditabrak orang. Namun mobil tersebut tidak rusak. Sebaliknya, mobil yang menabrak rusak berat. Pemilik mobil heran dan bertanya kepadanya, ”Kok mobil kamu tidak apa-apa?” Dijawab, ”Mungkin karena tadi pagi saya bayar asuransi sedekah.”

Ada juga cerita seorang pasien yang sudah divonis mati oleh dokter. Karena merasa usianya tidak lama lagi, orang tersebut kemudian berusaha untuk menjadikan sisa umurnya untuk berbuat hal terbaik. Ia mengumpulkan delapan bayi yatim yang masih merah dan merawatnya dengan kasih sayang. Ternyata sampai saat ini ia masih hidup, bahkan menjadi ketua grup senam yang anggotanya lebih 2.000 orang. Bahkan, bayi yang dulu dirawatnya sudah dewasa, dan salah satunya sudah menikah. Keajaiban sedekah itu hanya bisa dirasakan oleh orang yang bersedekah dan ia yakin. Keyakinan itu membawa pengaruh kepercayaan positif kepada Allah SWT.

Anda mengkampanyekan gerakan nasional selamatkan bangsa dengan sedekah. Mengapa Anda begitu yakin sedekah bisa menyelamatkan bangsa?
Yakin sekali. Ada sebuah kisah dalam Alquran tentang Nabi Musa yang meminta agar Allah menghilangkan azab dari suatu bangsa. Allah menjawab bahwa azab tersebut sudah telanjur ditetapkan. Namun, rahmat Allah meliputi seluruh bumi ini. Di samping itu, pernyataan Allah yang sangat penting adalah, ”Azab itu tidak akan menimpa orang-orang yang memelihara dirinya, menafkahkan sebagian rezekinya, dan beriman kepada ayat-ayatKu.” Jadi, sedekah bisa menyelamatkan bangsa.

Dalam berbagai pengalaman saya mengusung tema sedekah selama ini, sudah banyak keluarga bermasalah yang akhirnya bersatu kembali sebagai berkah sedekah. Demikian pula, sudah banyak perusahaan yang hampir bangkrup, namun akhirnya bisa berjaya kembali berkat sedekah. Logika saya begini. Kalau presiden, para menteri, DPR, pejabat pemerintah sampai yang terkecil, yakni RT-RW plus komponen bangsa ini bersedekah, insya Allah akan lahir energi positif yang dapat membawa bangsa ini keluar dari krisis.

http://ayobersedekah.wordpress.com/2009/07/07/sedekah-adalah-jawaban-semua-masalah/

BERKAT KERANA SEDEKAH...

Kekayaan tidak membawa erti tanpa ada keberkatan. Dengan adanya keberkatan, harta/rezeki yang sedikit akan dirasakan seolah-olah banyak dan mencukupi. Sebaliknya tanpa keberkatan akan dirasakan sempit dan susah meskipun banyak harta. 

Dalam kisah Nabi, ada diceritakan Nabi Ayub ketika sedang mandi tiba-tiba Allah datangkan seekor belalang emas dan hinggap di lengannya. Baginda menepis-nepis dengan bajunya. Lantas Allah berfirman 'Bukankah Aku lakukan begitu supaya kamu menjadi lebih kaya?' Nabi Ayub mejawab 'Ya benar, demi keagunganMu apalah makna kekayaan tanpa keberkatanMu'. Kisah ini menegaskan betapa pentingnya keberkatan dalam rezeki yang dikurniakan oleh Allah. 

Cara untuk mendapatkan keberkatan daripada Allah

1. Bersyukur atas apa yang diberikan oleh Allah. 

2. Belanjakan harta pada jalan yang diredhai oleh Allah. 

3. Berusaha untuk mendapatkan rezeki yang halal 

4. Keluarkan sedekah wajib (zakat) jika sampai nisab dan berikan sedekah sunat kepada orang miskin dan anak yatim. 

5. Bersedekah kepada anak yatim/miskin kalau boleh setiap hari. (cari anak-anak yatim untuk diberikan). Insyallah akan diganti oleh Allah tanpa kita sedari. 

6. Ikhlaskan pemberian/sedekah hanya kepada Allah bukan mengharapkan pujian dan sebagainya. (Pemberian tangan kanan tanpa diketahui tangan kiri). Sedekah mulakan dengan keluarga sendiri dahulu selepas itu barulah kepada jiran dan orang-orang yang lebih jauh. Jangan anggap pemberian itu hak kita sebenarnya dalam harta kita ada hak mereka. 

7. Hulurkan pemberian sunat secara rahsia - tetapi pemberian wajib (zakat) perlu diberi secara terangan sebagai menegakkan syiar Islam. 

8. Konsep sedekah : berikan sesuatu yang kita sayangi. Ini jelas dalam ayat Quran Ali Imran ayat 92 

9. Cari harta dunia untuk dijadikan bekalan akhirat. (Dunia untuk akhirat - bukan dunia untuk dunia) 

10. Amalan yang diberkati ialah hasil peluh sendiri dan juga melalui jualbeli (perniagaan). Menurut Nabi 9/10 (90%) daripada sumber rezeki ialah berpunca daripada perniagaan. Makan gaji mungkin 1/10 sahaja (10%). Nabi Muhammad sendiri sebelum diutus menjadi rasul adalah seorang ahli perniagaan yang jujur, cekap dan amanah. Peniaga yang amanah akan dibangkitkan bersama para nabi dan rasul di akhirat kelak. Perniagaan merupakan amalan fardu kifayah. Barang makanan orang Islam sepatutnya dikeluarkan sendiri oleh orang Islam. Kalau tidak ada menjalankan aktiviti ini, seluruh umat Islam berdosa. 

11. Hulurkan bantuan kepada janda yang ketiadaan suami. 

Dalam satu hadith, Nabi s.a.w. menerangkan: Setiap awal pagi, semasa terbit matahari ada dua malaikat menyeru kepada manusia di bumi. Yang satu menyeru 'Ya Tuhanku, kurniakanlah ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya kerana Allah. Yang satu lagi menyeru 'Musnahkanlah orang yang menahan hartanya (lokek)' 

Orang yang bakhil tidak manfaatkan hartanya untuk dunia dan akhiratnya. Menginfaqkan (belanjakan) harta adalah berkat, sebaliknya menahannya adalah celaka. Dalam hadith lain, Nabi s.a.w. bersabda: Takutilah api neraka walaupun dengan sebelah biji tamar. Dan sabdanya lagi: Sedekah itu penghapus dosa sebagaimana air memadam api. 

Sedekah walaupun kecil tetapi amat berharga di sisi Allah. Dan digalakkan memberi sedekah pada awal pagi. 

Sekiranya dapat diamalkan perkara-perkara di atas, insyallah rezeki yang dikurniakan oleh Allah akan kekal walaupun telah digunakan. Allah akan membalas atau menggantikan apa yang telah dibelanjakan. Amalkan ilmu yang ada, nanti Allah akan menambahkan ilmu lagi. Begitu juga harta - belanjakan harta yang ada, Allah akan tambahkan lagi dari sumber yang kita tidak ketahui. 

Sekian, wallahualam. Semoga yang baik datang daripada Allah dan yang buruk dari kesilapan sendiri. 

Source: http://glenarmrd.blogspot.com/2009/10/berkat-karana-sedakah.html

Wednesday, October 07, 2009

Zina & Riba Menarik Azab Allah

Rasulullah SAW bersabda: “Apabila perzinaan dan riba telah melanda suatu negeri, maka penduduk negeri itu telah menghalalkan turunnya azab Allah atas mereka sendiri”. (HR Thabrani dan Al Hakim).

Berjaga-jaga jangan sampai mengundang azab Allah.

Berdakwahlah kerana dakwah menarik rahmat Allah.

Manusia Makhluk Pelupa : Dakwah Tugas Semua

Manusia memang makhluk yang mudah sekali melupakan peringatan Allah. Lihatlah, fenomena yang terjadi di daerah-daerah bekas bencana. Beberapa hari setelah bencana, masjid-masjid dipenuhi manusia yang meratap dan berdoa kepada Allah. Tapi, ketika tahun berganti tahun, ketika bangunan-bangunan mulai direnovasi, saat sisa-sisa bencana mulai sirna, maka banyak lagi yang melupakan masjid. Solat jamaah yang sebelumnya sempat ramai, kemudian menjadi sepi kembali. 

Lebih parah lagi, kemaksiatan yang sebelumnya sempat mereda, kembali marak. Bahkan, ada yang secara terang-terangan kembali menentang Allah untuk menurunkan azabnya. Persis dengan apa yang dilakukan oleh kaum nabi-nabi yang diperingatkan tetapi malah menantang Allah dan Rasul-Nya.

http://www.republika.co.id/berita/29965/REFLEKSI_PERADABAN_Fenomena_Bangkitnya_Kaum_Luth_di_Indonesia

Techniques to improve mental ability

The following techniques can improve mental ability:

1. Travel new routes to inspire different thoughts.

2. Avoid being stuck in a rut. Visit new restaurants and experience the flavors of various cultures. Vary the places you vacation.

3. Socialize with intelligent people. Have in depth discussions.

4. Ask questions and get answers, even if you have to look them up yourself.

5. Sharpen your senses by noticing as many details as possible.

6. Absentmindedness means the mind was not present on the matters at hand. “Be Here Now,” truly is good advice.

7. “I hear and I forget. I see and I remember. I do and I understand.” Learn experientially when possible.

8. Good posture allows energy to better move through the nervous system.

9. Exercise increases the body’s intake of oxygen and speeds up nerve impulses between brain cells. Work up a sweat three times a week.

10. Read challenging things.

11. Use your nondominant hand for several minutes daily for simple tasks to stimulate different neural pathways.

12. Color therapists say yellow is cerebrally stimulating. Highlight important passages you read in yellow. Wear yellow. Use yellow decor in places where mental work is done.

13. Observe Nature.

14. Write down details – phone numbers, things to do and goals. Getting things out of your mind and onto paper helps free you for more creative endeavors. Keep an engagement calendar. Record flashes of brilliance and words of wisdom!

15. When taking classes, sit in different places to gain different perspectives.

16. When attending lectures, take notes on key words and phrases.

17. When wanting to remember something, repeat it aloud to yourself. Visualize it being imprinted upon your brain.

18. To remember names, associate the name with a picture. Visualize Bob turning into a bobcat. Right after being introduced to someone, use their name. “It’s nice to meet you, Denise.” If you don’t quite catch how to say their name, ask how to spell it.

19. When learning something important, with your mind’s eye, see yourself registering the information and filing it. Then practice retrieving it and refilling it.

20. Think positively. You’ll do better if you affirm “I can pass this exam” rather than “I’ll never make it.”

21. Do your best to avoid emotional stress.

22. Avoid damaging substances such as cigarettes, alcohol, pollutants and MSG. Some medications adversely affect the brain.

23. Studying before bed is said to be most effective.

24. Work in teams. Draw on the skills and ideas of your friends and co-workers. Brainstorming where you record wild thoughts and ideas often leads to fruitful concepts.

25. Break negative thoughts with diversion. Go for a walk. Call a friend. Go to a film.

26. Creative people usually retain a childlike quality. Play!

27. Visualization practices mental gymnastics. Einstein supposedly came upon the Theory of Relativity while visualizing flying along at the speed of light.

28. Play mentally challenging games like Chess or Scrabble.

29. Exercises to improve memory are called mnemonics where one makes up interesting information to help remember something. To remember the planets in their order of distance from the sun – M ary’s V iolet E yes M ake J ohn S tay U p N ights. P eriod!

30. Learn things of value for your entire life. Keep an open heart and mind. Be open to the possibilities…..
http://brigittemars.com/herbal-natural-healing-articles/herbal-natural-remedies/herbs-and-foods-to-improve-brain-function/

MAKNA GEMPA BUMI SUMATERA

Tajuk asal: MAKNA GEMPA SUMATERA. Oleh: Dr. Adian Husaini

Bumi Indonesia, negeri kita, lagi-lagi dihantam gempa. Kali ini, 30 September 2009, wilayah Sumatra Barat, khususnya kota Padang dan Pariaman menerima pukulan berat. Bumi digoncang keras dengan gempa berkekuatan 7.6 skala Richter. Hampir semua gedung bertingkat di Kota Padang runtuh atau rusak berat. Ratusan orang tertimbun dalam reruntuhan gedung. Ratusan lainnya tertimbun tanah. Bahkan ada puluhan anak yang sedang belajar di satu gedung bimbingan belajar tertimbun reruntuhan bangunan.

Mengapa semua ini terjadi? Mengapa peristiwa ini menimpa bumi Minang yang terkenal dengan semboyan "Adat bersendi syara’ dan syara’ bersendi Kitabullah”. Dan Mengapa ini terjadi? Padahal, baru sebulan lalu, pada awal September 2009, tepat di awal-awal Ramadhan 1430 Hijriah, wilayah kita lain, Jawa Barat bagian selatan, dihantam gempa serupa. Hanya saja, karena lokasi pusat gempa yang jauh dari daerah pemukiman, maka dampaknya tidak sedahsyat gempa di Sumatra kali ini. Namun, waktu itu, gempa sempat membuat panik warga ibu kota Jakarta. Banyak gedung bertingkat sudah bergoyang dan penghuninya berhamburan.
Seperti biasa, setiap terjadi gempa, para ilmuwan selalu menjelaskan, bahwa gempa terjadi karena bergeser atau pecahnya lempengan tertentu di bumi. Bagi orang sekular, gempa dianggap sebagai peristiwa alam biasa. Tidak ada hubungannya dengan aspek Ketuhanan. Tapi, sebaliknya, orang mukmin yakin benar bahwa gempa ini bukan sekedar peristiwa alam biasa. Hubungan kausalitas tidaklah bersifat pasti, tetapi tergantung kepada kehendak (Iradah) Allah. Api yang mestinya membakar tubuh Nabi Ibrahim, bisa kehilangan daya bakarnya, karena kehendak Allah. Biasanya, dalam berbagai bencana muncul berbagai ”keajaiban” yang di luar jangkauan manusia.

Allah SWT menjelaskan dalam al-Quran (yang artinya):

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) Maka Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS Al-Hadid:22-24)
Sebuah ayat al-Quran juga menjelaskan terjadinya peristiwa semacam gempa bumi di masa lalu, (yang artinya): “Orang-orang sebelum mereka telah melakukan makar kepada Allah, maka Allah menghancurkan bangunan-bangunan mereka dari pondasi-pondasinya, dan Allah menjatuhkan atap-atap (bangunan) dari atas mereka, dan Allah menurunkan azab dari arah yang tidak mereka perkirakan.” (QS an-Nahl: 26).

Entah rahasia apa yang terkandung dalam Gempa Sumatra kali ini. Setiap musibah mengandung banyak makna. Akal kita terlalu terbatas untuk memahami hakekat segala sesuatu dalam kehidupan. Kita tidak mudah paham, mengapa dalam gempa kali ini, begitu banyak anak-anak yang tertimbun reruntuhan gedung. Anak-anak itu sedang belajar. Bukan sedang bermaksiat. Hikmah apa yang terkandung dalam peristiwa semacam ini? Tidak mudah memahami semua itu, sebagaimana juga Nabi Musa a.s. sangat sulit memahami berbagai tindakan Khaidir a.s.

Memang, suatu musibah bisa bermakna sebagai hukuman Allah bagi orang-orang yang berdosa. Musibah juga bisa bermakna ujian bagi orang-orang yang beriman. Musibah pun bermakna peringatan Allah bagi orang-orang yang selamat. Kita yang selamat dari musibah, sejatinya sedang diberi peringatan oleh Allah, agar kita segera ingat kepada Allah, agar segera melakukan evaluasi dan segera melakukan perbaikan diri. 

Biasanya, manusia memang cenderung mendekat kepada Allah ketika berada dalam bahaya. Kita biasanya berdoa dengan tulus ikhlas ketika pesawat yang kita tumpangi dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Ketika itu kita berjanji, berdoa dengan tulus, bahwa kalau kita selamat, maka kita akan berbuat baik di dunia. Tapi, ketika pesawat mendarat dengan selamat, maka biasanya manusia kembali melupakan Allah dan sibuk dengan urusan dunia. Sejumlah ayat al-Quran menggambarkan sifat manusia kebanyakan semacam itu:
”Dialah (Allah) yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan; sehingga ketika kamu berada di dalam bahtera, lalu meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, maka datanglah angin badai; dan ketika gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka tengah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan keta’atan kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata): ”Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur.”

Maka, tatakala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi, tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu; lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS Yunus: 22-23).

Bagi saudara-saudara kita yang terkena musibah, Insyaallah ini adalah ujian bagi mereka. Jika mereka sabar, maka pahala besarlah bagi mereka. Ujian adalah bagian dari kehidupan orang mukmin, baik ujian senang maupun ujian susah. Manusia selalu diuji imannya. Dengan ujian itulah, maka tampak, siapa yang imannya benar dan siapa yang imannya dusta.

”Apakah manusia menyangka b ahwa mereka akan dibiarkan mengatakan ”Kami beriman”, sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS al-Ankabut: 2-3).

Lihatlah di dunia ini! Ada orang-orang yang diuji oleh Allah dengan segala macam kekurangan. Ada yang diuji dengan kecacatan, kebodohan, dan kemiskinan. Ada yang diuji dengan harta melimpah, kecerdasan, dan kecantikan. Ada yang diuji dengan musibah demi musibah. Semua itu adalah ujian dari Allah. Hidup di dunia ini adalah menempuh ujian demi ujian. Jika kita lulus, maka kita akan selamat di akhirat. Karena itu, apa pun hakekat dari musibah gempa Sumatra kali ini, maka mudah-mudahan ujian itu mampu mendorong saudara-saudara kita di sana untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan semakin aktif berdakwah memberantas segala bentuk kemunkaran yang mendatangkan kemurkaan Allah. Kita diingatkan, bahwa manusia mudah lupa. Sampai beberapa hari setelah musibah, biasanya masjid-masjid masih dipenuhi jamaah. Tapi, setahun berlalu, biasanya manusia sudah kembali melupakan Allah dan lebih sibuk pada urusan duniawi.

Bagi yang meninggal dalam musibah, kita doakan, semoga mereka diterima Allah dengan baik; amal-amalnya diterima, dan dosa-dosanya diampuni. Musibah tidak pandang bulu. Manusia yang baik dan buruk juga bisa terkena. Allah SWT sudah mengingatkan, “Dan takutlah kepada fitnah (bencana, penderitaan, ujian) yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah, Allah sangat keras siksanya.” (QS an-Anfal:25).

Kita yang selamat baiknya segera menyadari, bahwa di mana pun kita berada, kematian akan selalu mengintai. Dalam surat an-Nahl:26, kita diingatkan, bahwa hukuman Allah ditimpakan kepada umat manusia, karena melakukan makar kepada Allah. Mereka berani menentang Allah secara terbuka, secara terang-terangan. Kita tidak perlu ikut-ikutan tindakan makar kepada Allah yang dilakukan sebagian orang. Misalnya, Allah jelas-jelas menghalalkan pernikahan dan mengharamkan zina. Tetapi yang kita saksikan, di negeri kita, ada orang nikah malah masuk penjara dan para pelaku zina tidak mendapatkan sanksi apa-apa. Bahkan, di negeri yang harusnya menjunjung tinggi paham Tauhid (Ketuhanan Yang Maha Esa) ini, sejumlah media massa berani menghujat hukum-hukum Allah secara terbuka. Padahal, yang berhak menentukan halal dan haram adalah Allah. Adalah tindakan yang tidak beradab jika maanusia berani merampas hak Allah tersebut.
Kita menyaksikan, bagaimana sekelompok orang – dengan alasan kebebasan berekspresi (freedom of expression) — dengan terang-terangan menantang aturan Allah dalam soal pakaian. Mereka menyerukan kebebasan. Mereka pikir, tubuh mereka adalah milik mutlak mereka sendiri, sehingga mereka menolak segala aturan tentang pakaian. Bukankah tindakan itu sama saja dengan menantang Allah: ”Wahai Allah, jangan coba-coba mengatur-atur tubuhku! Mau aku tutup atau aku buka, tidak ada urusan dengan Engkau. Ini urusanku sendiri. Ini tubuh-tubuhku sendiri! Aku yang berhak mengatur. Bukan Engkau!” Memang, menurut Prof. Naquib al-Attas, ciri utama dari peradaban Barat adalah ”Manusia dituhankan dan Tuhan dimanusiakan!” (Man is deified and Deity humanised). Manusia merasa berhak menjadi tuhan dan mengatur dirinya sendiri. Persetan dengan segala aturan Tuhan!

Para ulama sering menyerukan agar tayangan-tayangan di TV yang merusak akhlak dihentikan. Banyak laki-laki yang berpakaian dan berperilaku seperti wanita. Padahal itu jelas-jelas dilaknat oleh Rasulullah saw. Tapi, peringatan Rasulullah saw yang disampaikan para ulama itu diabaikan, bahkan dilecehkan. Kaum wanita yang tercekoki paham kesetaraan gender didorong untuk semakin berani menentang suami, menolak kepemimpinan laki-laki dalam rumah tangga, dan menganggap wanita sama sederajat dengan laki-laki. Bahkan, di zaman seperti sekarang ini, ada sejumlah dosen agama yang secara terang-terangan berani menghalalkan perkawinan sesama jenis. Manusia seperti ini bahkan dihormati, diangkat sebagai cendekiawan, disanjung-sanjung, diundang seminar ke sana kemari, diberi kesempatan menjadi dosen@pensyarah agama. Jika manusia telah durhaka secara terbuka kepada Allah, maka Sang Pencipta tentu mempunyai kebijakan sendiri. Rasulullah SAW bersabda: “Apabila perzinaan dan riba telah melanda suatu negeri, maka penduduk negeri itu telah menghalalkan turunnya azab Allah atas mereka sendiri”. (HR Thabrani dan Al Hakim).

Dalam soal homoseksual, Allah sudah memperingatkan:

“Dan (ingatlah) ketika Luth berkata pepada kaumnya: “Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu”. (QS al-Ankabut:28).

Rasulullah saw juga memperingatkan:
“Barangsiapa yang kalian dapati sedang melakukan perbuatan kaum Luth (homoseksual) maka bunuhlah pelaku dan pasangannya.” (HR Ahmad).

Pada setiap zaman, manusia selalu terbelah sikapnya dalam menyikapi kebenaran. Ada yang menjadi pendukung kebenaran dan ada pendukung kebatilan. Yang ironis, di era kebebasan sekarang ini, ada orang-orang yang sebenarnya tidak memahami persoalan dengan baik, ikut-ikutan bicara. Pada 29 September 2009 lalu, dalam perjalanan kembali ke Jakarta, di tengah malam, saya mendengarkan pro-kontra masyarakat tentang rencana kedatangan seorang artis porno dari Jepang ke Indonesia. Si artis itu kabarnya akan main film di Indonesia. Yang ajaib, banyak sekali pendengar radio tersebut yang menyatakan dukungannya terhadap kedatangan artis porno tersebut. Kata mereka tidak ada alasan untuk melarangnya, karena dia bukaan teroris. Suara MUI yang keberatan dengan rencana kedatangan artis tersebut, menjadi bahan ejekan. Sungguh begitu sukses setan dalam menipu manusia, sehingga perbuatan-perbuatan bejat dipandang indah; sebaliknya perbuatan baik malah dipandang jahat.

”Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih.” (QS an-Nahl: 63). 

Mudah-mudahan segala macam musibah yang menimpa kita dan saudara-saudara kita mampu melecut kita semua untuk sadar diri dan mengenali mana yang baik dan mana yang buruk. Allah SWT senantiasa membukakan pintu taubat-Nya untuk kita semua. Dunia ini hanyalah kehidupan yang penuh dengan tipuan dan ujian. Akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya. Banyak manusia meratapi bencana fisik, tapi mengabaikan bencana iman berupa meluasnya kekufuran. Kita wajib menolong saudara-saudara kita yang tertimpa musibah, semampu kita. Pada saat yang sama, kita berdoa, mudah-mudahan Allah masih mengasihani kita semua, menunda azab atau hukumannya, dan memberikan kesempatan kepada kita untuk berbenah dan memperbaiki diri. Amin. [Depok, 3 Oktober 2009]

Sumber: www.hidayatullah.com]

Lepak Membina

Bagaimana budaya berkumpul ini menurut pendapat Islam?

Jika kita melihat sejarah, maka kita akan mendapati juga para sahabat dan tabi’in, mengadakan perkumpulan hingga larut malam.

Tapi, bezanya, mereka akan berkumpul untuk membincangkan mengenai ilmu atau bermesyuarat membincangkan mengenai sesuatu masalah.

Ada juga perkumpulan zikir dan juga qiamullail.

Bermakna, budaya berkumpul ini juga wujud di kalangan sahabat dan para tabi’in, tetapi cara dan perjalanannya berbeza.

Jika kita boleh tukarkan, budaya lepak menjadi medan perbincangan anak-anak muda untuk membangunkan negara, membangunkan ekonomi keluarga dan negara, menyelesaikan masalah sosial di tengah masyarakat, maka kita akan melihat, ia menjadi medan untuk tempat membina orang-orang hebat.

Ini kerana, manusia yang selalu berbincang, akan hidup hatinya dengan ilmu.

Dari Sunan ad-Darimi, kitab Muqaddimah bab Muzakarah al-Ilmi menyebutkan: 
Hendaklah kamu saling memperingatkan hadith maka sesungguhnya, hidupnya (hadith ini) dengan membincangkannya)

Di dalam hadith yang lain, ada menyebutkan:
Lenyapnya ilmu itu dengan lupa dan meninggalkan muzakarah (riwayat ad-Darimi)

Walau apapun, jika kita boleh menukar budaya ini kepada budaya perbincangan ilmu yang bermanfaat, maka ia akan menjadikan berkumpul itu satu perkara terpuji.

Semoga, kita sentiasa membiasakan yang betul dan membetulkan yang biasa.

http://www.ustazamin.com/2009/09/universiti-kehidupan-113-budaya-lepak.html

Siapa bertanggung jawab terhadap maksiat dalam negara?

Siapa bertanggung jawab terhadap maksiat dalam negara? Ustaz Amin melihat dari tanggung jawab lima golongan:

1. Pemimpin
Untuk memberikan solusi secara drastik, ia memerlukan perhatian dari golongan pemimpin negara. Pemimpin negara boleh memberi arahan kepada seluruh penguatkuasa untuk membersihkan perkara ini. Beri tumpuan pada pendidikan, jaga media massa, kurangkan hiburan dan sebagainya.

Cuba kita lihat di negara Iran contohnya. Apabila media massa di kawal, rancangan hiburan Islam diperbanyak, maka payah ingin melihat perkara maksiat, malahan tarannum (lagu al-Quran) menjadi kegilaan bagi anak-anak muda.

Tapi jika pemimpin pun gemar pada seks. Maka sudah tentu, kemahuan menghalang itu kurang. Cuba lihat pemimpin pilihan baru-baru ini, belum kahwin dah tidur dengan orang. Soal ia didedahkan oleh parti lawan, itu soal lain, tapi dari sudut moral, agama dan adat ketimuran ia tetap menjijikkan. Bagaimana ingin membetulkan bayang-bayang jika tiangnya sendiri pun bengkok.

2. Pelaksana undang-undang
Para pelaksana undang-undang perlu lebih tegas bagi memastikan ia terkawal. Ada kadang-kala, maksiat depan mata pun, tidak dicegahnya, apabila ditanya, "kami tak dapat laporan". Ia melibatkan penguatkuasa dari kerajaan maupaun dari jabatan agama. Yang dah buat alhamdullillah, kita tidak nafikan usaha itu, tetapi perlu lebih agresif lagi. Ada soalan sedang menunggu kita di akhirat.

3. Masyarakat
Masyarakat juga perlulah sama-sama turut menjaga keadaan ini. Para artis dan pelakon termasuk anggota masyarakat. Dia yang selalu keluar dan menjadi idola para pemuda. Tetapi jika para artis juga selalu terlibat dengan pergaulan bebas, maka contoh itu dilihat oleh remaja, dan gaya hidup itu akan diikuti.

4. Keluarga
Walaupun ibu bapa sibuk, ia tetap perlu meluangkan masa yang kualiti bersama anak-anak. Anak yang terbiar akan lebih selesa mencari penyelesai masalah bersama kawan dari keluarga. Hasilnya, jika ia berkawan dengan golongan yang salah, maka nasihat jahatlah yang selalu dengar.

5. Pertolongan dari Allah.
Setelah kita perkasakan keempat di atas, ia tetap tidak sempurna jika tiada restu izin dari Allah. Setelah berusaha semaksima mungkin, semua perlu berdoa. Agar ia dipelihara oleh Allah. Allah berfirman: "Jika sebuah negeri itu beriman dan bertaqwa maka Kami akan buka pintu keberkatan dari langit dan bumi."

Ini harapan kita, semua pihak bertanggung jawab. Jika anak muda rosak, siapakah pelapis perjuangan yang boleh kita harapkan untuk membela agama, bangsa dan negara.

http://www.ustazamin.com/2009/02/tarbiah-dan-dakwah-9-seks-di-tepi-jalan.html

Ulasan: Suatu masa anak muda kita akan mempersoalkan mengapa pemimpin negara, pelaksana undang-undang, masyarakat dan keluarga membiarkan mereka rosak? Kalau benar-benar sayangkan generasi masa depan, buatkan sesuatu yang bermanfaat.