|
|
"Apakah kamu tidak memperhatikan
orang yang melalui suatu negeri yang temboknya telah roboh menutupi atapnya.
Ia berkata, "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah
hancur?" Allah kemudian mewafatkan orang itu selama seratus tahun, lalu
menghidupkannya kembali. Allah bertanya,"Berapa lama kamu tinggal
disini?" Ia menjawab,"Saya telah tinggal disini selama sehari atau
setengah hari." Allah berfirman,"Sebenarnya kamu telah tinggal
disini selama seratus tahun lamanya. Lihatlah makanan dan minumanmu yang
belum berubah, dan lihatlah keledaimu yang telah menjadi tulang belulang.
Kami akan menjadikan kamu sebagai tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Dan
lihatlah tulang-tulang keledai itu. Kami menyusunnya kembali dan membalutnya
dengan daging." Maka ketika hal itu telah jelas (bagaimana Allah
menghidupkan makhluk-Nya yang telah mati), ia pun berkata,"Saya yakin
bahwa sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS.
Al-Baqarah: 259)
Pada zaman/jaman Nabi Uzair, ada sebuah keledai yang dimiliki oleh
seorang yang kaya raya, tapi sangat kikir. Untuk makan satu minggu saja, ia
cukup menggoreng sebutir telur. Dan gorengan telur itu dia bagi menjadi 7
bagian. Setiap pagi ia memakan satu bagian ditambah bubuk roti kering. Jika
istrinya makan lebih dari bagian yang sudah ditentukan, ia akan memukulinya.
Selain kikir, orang kaya ini juga tergolong kejam. Setiap hari
keledai miliknya diberi pekerjaan yang sangat berat, yaitu mengangkut
barang-barang yang berat, tapi keledai itu hanya diberi makan yang sedikit.
Jika keledai itu terasa lapar dan meringkik, maka orang kaya itu memukulnya.
Alhasil, keledai itu tidak berani lagi meringkik di hadapan majikannya.
Akibat terlalu sering membawa beban berat, kulit punggung
keledai itu menjadi lecet dan tulang punggungnya retak. Lama kelamaan keledai
itu tidak kuat lagi bekerja. Dan akhirnya dia mogok tidak mau bekerja lagi.
Melihat keledai itu tidak mau berjalan dan bekerja lagi, majikannya memukuli
sang keledai dengan tongkatnya. Walaupun dipukuli berkali-kali, keledai tetap
tidak mau berjalan. Hingga akhirnya dipukul dengan keras sekali keledai itu.
Karena merasa kesakitan, keledai mengangkat kaki bekangnya dan menendang
majikannya itu hingga terjatuh. Diperlakukan seperti itu, sang majikan
akhirnya benar-benar marah. Dan keesokan harinya, keledai itu di jual ke
pasar.
Keledai itu ditawarkan ke beberapa orang dengan harga sepuluh
dinar. Tapi karena melihat kondisi keledai itu yang lemah dan sepertinya
malas, akhirnya keledai itu terjual kepada saudagar kaya dengan harga dua
dinar. Pada mulanya keledai itu senang dengan majikan barunya ini. Tapi, tak
disangka ternyata majikan barunya ini adalah seorang penjual keledai yang
ingin mencari keuntungan. Membeli dengan harga yang murah, dan menjualnya
kembali dengan harga yang cukup tinggi. Dan hari itu, keledai-keledai milik
saudagar itu dibawa ke pasar. Sebelum sampai di pasar, sang saudagar
menyulutkan api ke kaki-kaki keledainya hingga melepuh. Saat saudagar itu
menawarkan keledainya kepada para pembeli, ia menekankan tongkatnya pada luka
bakar di kaki-kaki keledai tersebut. Karena kesakitan, keledai-keledai itu
melonjak-lonjak. Dengan cara seperti itulah, ia memperlihatkan kepada pembeli
seakan-akan keledai-keledai itu cekatan dan bisa berlari kencang.
Rupanya, nasib baik masih berpihak pada keledai tadi. Seorang
laki-laki yang sudah berumur yang bernama Uzair membelinya tanpa menawar
kepada sang saudagar dengan harga tujuh dinar. Uzair kemudian menaiki keledai
itu dan menyuruh keledai itu berjalan. Keledai itu sepertinya mengerti bila
Uzair adalah seorang yang baik. Karena sepanjang perjalanan pulang, tidak
sekalipun keledai itu dicambuknya. Bahkan sepanjang perjalanan itu, Uzair
selalu bertasbih memuji Allah.
Hidup keledai itu benar-benar berubah. Sesampai di rumah
Uzair, dia diberi kandang khusus di belakang rumah, diberi makan dan minum
dengan teratur, sehingga tubuhnya terlihat gemuk. Tapi siapa sebenarnya Uzair
itu? Uzair adalah seorang nabi, utusan Allah. Uzair memiliki tiga orang anak
dan seorang pelayan. Uzair selalu mengajak orang-orang untuk taat kepada
Allah, dan melarang mereka menyembah berhala. Ia berdakwah tanpa meminta upah
dari mereka.
Uzair memiliki sebidang kebun yang cukup jauh dari rumahnya.
Perjalanan dari rumah ke kebunnya itu membutuhkan waktu seminggu. Kebunnya ditanami
anggur dan tin. Saat musim panen/menuai, Uzair dan keledainya berangkat ke kebun. Ia
meletakkan dua buah keranjang di punggung sang keledai. Dalam perjalanan
menuju kebun, Uzair dan keledainya melewati kuburan tua dan puing-puing
Sampailah Uzair dan keledainya di kebun. Tubuh keledai basah
dengan keringat. Uzair turun dari keledainya, dan mulailah dia mengisi
keranjangnya dengan buah anggur dan tin. Keledainya dibiarkan beristirahat di
tempat yang teduh sambil memakan rumput. Setelah kedua keranjang terisi
penuh, Uzair kembali meletakkan kedua keranjang tersebut pada punggung
keledainya. Karena membawa beban terlalu berat, keledai itu tidak bisa
berjalan cepat. Uzair lalu turun dari punggung keledainya, lalu menepuk-nepuk
betis keledainya. Sungguh menakjubkan, keledai itu dapat berjalan dengan
cepat.
Dalam perjalanan pulang, kembali Uzair dan keledai itu
melewati pekuburan tua dan puing-puing
Tidak lama setelah itu, Uzair merasa mengantuk dan akhirnya
tertidur. Melihat tuannya tertidur, keledai itu berusaha membangunkannya
dengan meringkik. Tapi majikannya tetap saja tertidur. Bahkan keledai itu pun
ikut pula tertidur. Ketika bangun, keledai itu seperti sudah berada di alam
lain. Keledai itu mendengar suara yang ditujukan kepada majikannya. "Hai
Uzair, berapa lama kamu tinggal di sini?"
"Saya tinggal disini selama sehari atau setengah
hari." jawab Uzair. "Sebenarnya, engkau telah tinggal disini selama
seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang telah berubah, dan
lihatlah keledaimu yang telah menjadi tulang belulang. Kami menjadikanmu
sebagai tanda kekuasaan Kami bagi manusia. Dan lihatlah tulang-tulang keledai
itu, Kami akan menyusunnya kembali dan membalutnya dengan daging."
Tiba-tiba terdengan suara,"Hai keledai, bangkitlah
engkau!" Keledai seakan-akan terbangun dari tidurnya. Keledai itu
melihat tuannya berdiri di hadapannya dengan kebingungan. Keledai itu pun
bangkit sambil meringkik. Uzair kemudian berkata,"Aku benar-benar yakin
bahwa Allah Mahakuasa menghidupkan kembali Makhluk-Nya yang telah mati."
Uzair pun menunggangi keledainya dan pulang kembali ke kampungnya.
Keledai
itu merasa kebingungan dengan perubahan yang terjadi. Dia mengendus-endus
tanah untuk mencari bau rumah tuannya. Namun, rumah tuannya itu tidak juga
ditemukan. Akhirnya, barulah Uzair dan keledainya sadar, bahwa mereka baru
saja bangkit dari kematian selama seratus tahun.
Tidak hanya Uzair dan keledainya saja yang kebingungan. Bahkan
orang-orang pun tidak percaya bahwa orang yang datang adalah Uzair, nabi
mereka. "Uzair telah pergi sejak seratus tahun yang lalu dan tidak pernah
kembali lagi. Kami yakin Uzair sudah wafat," kata mereka. "Demi
Allah, aku adalah Uzair, Allah telah membangkitkan aku kembali dari kematian
selama seratus tahun. Dimanakah anak dan cucuku? Mungkin mereka masih
mengenalku," kata Uzair.
Lalu mereka mengantar kepada cucunya. Namun, mereka tidak mau
mengakui Uzair sebagai kakek/datuknya. Kebetulan, di kampung itu ada seorang
perempuan tua yang pernah hidup bersama Uzair. Mereka pun mengantarkan Uzair
kepadanya. Keledai itu berusaha mengendus bau perempuan tua yang sudah buta
itu. Dan keledai itu yakin, kalau perempuan tua itu adalah pelayan tuannya
dulu.
"Uzair adalah orang yang doanya mustajab. Jika memang
engkau benar-benar Uzair, nerdoalah kepada Allah agar mataku dapat melihat
kembali,"kata perempuan tua itu. Uzair pun berdoa, dan ajaibnya
perempuan itu bisa kembali melihat. Orang-orang pun akhirnya percaya bahwa
yang datang adalah benar-benar Uzair. Tetapi tetap saja, cucu-cucu Uzair
belum sepenuhnya percaya. Hingga akhirnya, mereka meminta pembuktian bahwa
Uzair memiliki lembaran Taurat yang asli. Dan Uzair pun menunjukkan di mana
dia menyimpan lembaran Taurat itu. Mereka pergi ke pohon tua yang dikelilingi
rerumputan. Di situlah Uzair menyimpan lembaran Taurat itu. Melihat hal ini,
barulah mereka mengakui bahwa orang itu adalah Uzair, kakek mereka.
|
memperkatakan mengenai jiwa kita yang merdeka supaya terus dan tetap merdeka :: dealing on the freedom of mind & soul so that they will be free forever
Monday, October 29, 2012
KISAH NABI UZAIR DAN KELEDAI/KALDAINYA
KISAH TSA'LABAH
Seorang sahabat Rasulullah yang amat miskin
datang pada Rasulullah sambil mengadukan tekanan ekonomi yang dialaminya.
Tsa'labah, demikian nama sahabat tersebut, memohon Rasulullah untuk berdo'a
supaya Allah memberikan rezeki yang banyak kepadanya. Semula Nabi menolak
permintaan tersebut sambil menasihati Tsa'labah agar meniru kehidupan Nabi
saja. Namun Tsa'labah terus mendesak. Kali ini dia mengemukakan argumen yang
sampai kini masih sering kita dengar,"Ya
Rasul, bukankah kalau Allah memberikan kekayaan kepadaku, maka aku dapat
memberikan kepada setiap orang haknya."
Nabi kemudian mendoakan Tsa'labah. Tsa'labah mulai membeli
ternak. Ternaknya berkembang pesat sehingga ia harus membangun peternakan
agak jauh dari Madinah. Seperti yang sudah diduga sebelumnya, setiap hari ia
sibuk mengurus ternaknya. Ia tidak dapat lagi menghadiri shalat jama'ah
bersama Rasulullah di siang hari. Hari-hari selanjutnya, ternaknya semakin
banyak sehingga semakin sibuk pula Tsa'labah mengurusnya. Kini, ia tidak
dapat lagi berjamaah bersama Rasulullah. Bahkan menghadiri shalat Jum'at dan
shalat jenazah pun tidak bisa dilakukan lagi. Ketika turun perintah zakat,
Rasulullah menugaskan dua orang sahabat untuk menarik zakat dari Tsa'labah.
Sayang, Tsa'labah menolak mentah-mentah urusan Rasulullah tersebut. Ketika
utusan Rasulullah datang hendak melaporkan kasus Tsa'labah ini, Nabi
menyambut utusan itu dengan ucapan beliau,"Celakalah Tsa'labah!"
Nabi murka, dan Allah pun murka!
Saat itulah turun QS At-Taubah:75-78.
"Dan diantara mereka ada yang telah berikrar kepada
Allah,"Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada
kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang
yang saleh". Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari
karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling dan mereka memanglah
orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan
kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena
mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan
kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta. Tidaklah mereka tahu
bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka dan bahwasanya Allah
amat mengetahui yang ghaib?"
Tsa'labah mendengar ada ayat turun mengecam dirinya, ia mulai
ketakutan. Segera ia temui Rasulullah sambil menyerahkan zakatnya. Akan
tetapi Rasulullah menolaknya,"Allah melarang aku menerimanya."
Tsa'labah menangis tersedu-sedu. Setelah Rasulullah wafat, Tsa'labah
menyerahkan zakatnya kepada Abu Bakar, kemudian Umar, tetapi kedua Khalifah
tersebut menolaknya. Hingga akhirnya Tsa'labah meninggal pada masa Utsman.
Lalu, masih adakah Tsa'labah di masa sekarang? Jangan-jangan
kitalah Tsa'labah-Tsa'labah baru yang dengan linangan air mata memohon agar
rezeki Allah turun kepada kita, dan ketika rezeki itu turun, dengan
sombongnya kita lupakan ayat-ayat Allah. Bukankah kita dengan alasan
sibuk berbisnis tak lagi sempat sholat
Kitalah Tsa'labah... Tsa'labah ternyata masih hidup dan
"madzhab"nya masih kita ikuti. Dahulu Tsa'labah menangis di depan Rasulullah yang tak mau menerima zakatnya. Sekarang ditengah kesenjangan
sosial di negeri kita, jangan-jangan kita bukan hanya akan menangis namun berlumuran
darah ketika orang miskin menolak sedekah dan zakat kita! Na'udzubillah...
|
Sumber:
|
DOA AGAR TERLEPAS DARI KESUSAHAN HIDUP
DOA AGAR TERLEPAS DARI KESUSAHAN HIDUP
|
|
Hidup seorang manusia tidak akan pernah
lepas dari kesusahan, kesempitan hidup, kesedihan, musibah dan cobaan. Dalam
kondisi sempit seperti itu, tiada tempat yang lebih baik untuk mengadu dan
meminta selain Allah Subhanahu wa Ta'ala, Rabb yang menurunkan ujian kepada
hamba-Nya untuk hikmah tertentu.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam telah mengajarkan kepada kita untuk kembali kepada Allah Ta'ala saat berbagai kesusahan dan kesempitan hidup mendera kita. Kita harus kembali kepada Allah Ta'ala dengan memuji-Nya, mengagungkan-Nya dan mengesakan-Nya. Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: "Jika sedang menghadapi sebuah kesusahan, Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam biasa membaca doa:
لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ العَلِيمُ الحَلِيمُ
لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ العَرْشِ العَظِيمِ
لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الأَرْضِ رَبُّ العَرْشِ الكَرِيمِ
yang bermaksud:
"Tiada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.
Tiada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah Pemilik 'arsy
yang agung.
Tiada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah pemilik langit,
pemilik bumi dan pemilik 'arsy yang mulia." (HR. Bukhari no. 7426 dan
Muslim no. 2730)
Imam Yahya bin Syaraf An-Nawawi berkata: "Ini adalah sebuah hadits yang agung, wajib diperhatikan dan harus sering dibaca saat menghadapi kesusahan hidup dan perkara-perkara yang berat." Imam Muhammad bin Jarir Ath-Thabari berkata: "Generasi salaf (sahabat) sering membaca doa ini dan mereka menyebutnya doa kesusahan hidup." |
Doakan saudara kita yang sedang dizalimi di mana-mana pun…
1. Allahummansuril islam wal muslimin,
Ya Allah ya tuhan kami bantu/menangkanlah Islam dan umat Islam
2. Allahummansuril
mujahideen fi Palestine , fi
syuria, fi burma ...
Ya Allah ya Tuhan kami bantu/menangkanlah para pejuang di Palestin, syira,burma...
3. Allahummansuril mujahideen fi kullimakan waif kullizaman,
Ya Allah ya Tuhan kami bantu/menangkanlah para pejuang di setiap tempat dan pada setiap masa
4. Wa azilla assyirkawal mushrikin,
dan hinakanlah kesyirikan dan orang yang syirik
5. Wa dammir a'daa aka a'daa addin,
binasakanlah musuhMu dan musuh agamaMu
Doa tersebut antara doa qunut nazilah boleh dibaca dalam solat dengan menggunakan bahasa Arab. Boleh ditambah doa-doa lain yang ada kesamaannya. tetapi apabila diterjemahkan ke dalam bahasa lain selain bahasa Arab tidak boleh dibaca dalam solat (akan terbatal solat). Hanya boleh dibaca selepas solat selesai. Maksudnya difahami dan dihayati dalam hati sahaja.
Wallahu a'lam.
Semoga Allah membantu saudara-sama kita yang sedang di zalimi di setiap tempat, InsyaAllah. ♥
Ya Allah ya Tuhan kami bantu/menangkanlah para pejuang di Palestin, syira,
3. Allahummansuril mujahideen fi kullimakan waif kullizaman,
Ya Allah ya Tuhan kami bantu/menangkanlah para pejuang di setiap tempat dan pada setiap masa
4. Wa azilla assyirkawal mushrikin,
dan hinakanlah kesyirikan dan orang yang syirik
5. Wa dammir a'daa aka a'daa addin,
binasakanlah musuhMu dan musuh agamaMu
Doa tersebut antara doa qunut nazilah boleh dibaca dalam solat dengan menggunakan bahasa Arab. Boleh ditambah doa-doa lain yang ada kesamaannya. tetapi apabila diterjemahkan ke dalam bahasa lain selain bahasa Arab tidak boleh dibaca dalam solat (akan terbatal solat). Hanya boleh dibaca selepas solat selesai. Maksudnya difahami dan dihayati dalam hati sahaja.
Wallahu a'lam.
Semoga Allah membantu saudara-sama kita yang sedang di zalimi di setiap tempat, InsyaAllah. ♥
Sumber: dari fb Hijau Nan Indah
Tuesday, October 23, 2012
Tidur sebentar pada siang hari amalan mulia
Tidur sebentar pada siang hari = qailulah, siesta, nap.
Amalan tidur pada waktu tengah hari adalah satu amalan Rasulullah yang dapat menyegarkan tubuh badan sekaligus meningkatkan produktiviti.
Berpandukan kajian2 saintifik, tidur pada waktu tengah hari didapati berkesan bagi meningkatkan tenaga, tumpuan dan produktiviti pekerja2. Hasil daripada satu kajian yang dilakukan selama 25 tahun berhubung kesan tidur ke atas negara2 industri dan pasca industri mendapati,
Amalan tidur pada waktu tengah hari adalah satu amalan Rasulullah yang dapat menyegarkan tubuh badan sekaligus meningkatkan produktiviti.
Berpandukan kajian2 saintifik, tidur pada waktu tengah hari didapati berkesan bagi meningkatkan tenaga, tumpuan dan produktiviti pekerja2. Hasil daripada satu kajian yang dilakukan selama 25 tahun berhubung kesan tidur ke atas negara2 industri dan pasca industri mendapati,
"92.5% pekerja yang berkesempatan tidur ada waktu tengah hari mempunyai daya kreativiti yang lebih tinggi berbanding mereka yang lain. Daya kemampuan mereka menyelesaikan masalah juga meningkat dan hasilnya ialah peningkatan produktiviti secara keseluruhannya."
Waktu tengah hari adalah masa yang sesuai untuk tidur seketika kerana sistem badan manusia bersedia memanfaatkan fasa tidur pada waktu itu. Fasa ini dikenali sebagai midafternoon quiescent phase atau a secondary sleep gate.
Di antara tokoh2 yang menggalakkan tidur pada waktu tengah hari adalah Dr. William A. Anthony (Ph.D.) dan Camille W. Anthony, pengarang buku The Art of Napping at Work. David F. Dinges dan Roger J. Broughtondi dalam buku mereka Sleep and Alertness juga bersetuju dengan pendapat ini.
Kajian menunjukkan mereka yang secara rutin tidur selama 30 minit di waktu tengah hari mempunyai risiko menghidap penyakit jantung 30% lebih rendah berbanding mereka yang lain.
Dr. James Maas, pakar tidur dari
Secara umumnya, pakar2 berpandangan, badan kita mempunyai pusingan biologi yang tertentu yang dikenali sebagai circadian rhythm. Pusingan ini boleh dikiaskan seperti sebuah jam semula jadi bersama-sama dengan baterinya. Tenaga pusingan ini akan menurun pada waktu malam dan untuk memulihkannya kita perlu tidur. Ia juga menurun pada waktu tengah hari. Oleh itu, tidur sekejap pada masa itu dapat menjamin pemulihannya.
Berpandukan kajian2 ini, Kanada merancang bagi menggubal satu polisi yang mengizinkan pekerja2nya tidur pada waktu kerja.Sebagai langkah permulaan, satu projek dijalankan ke atas pekerja2 kereta api Canadian Pacific Railway di Calgary. Mereka diizinkan tidur seketika di waktu kerja mengikut jadual yang tersusun. Sekiranya projek ini berjaya, ia mungkin diperkembangkan kepada kesemua Jabatan Kereta Api di Kanada dan Amerika.
Dipetik dari Dr. Danial Zainal Abidin, Perubatan Islam dan Bukti Sains Moden
Sajak Aceh: Berperang di Jalan Allah
Yakinlah saudaraku sayang,
Ada firman dalam Al Qur-an:
Berperang di Jalan Allah,
Adalah penghulu ibadah.
Asli hadis kusebut tiada,
Makna saja kurakam di sini,
Peringatan agar siap-siaga,
Tiada siapa yang alpa diri
Renungkan saudaraku sayang,
Tidaklah hamba mangada-ada,
Ada firman dalam Al Qur-an:
Berperang di Jalan Allah,
Adalah penghulu ibadah.
Asli hadis kusebut tiada,
Makna saja kurakam di sini,
Peringatan agar siap-siaga,
Tiada siapa yang alpa diri
Renungkan saudaraku sayang,
Tidaklah hamba mangada-ada,
Benar ini berita Al Qur-an,
Bukan khabaran tiada berpunca.
Dalam Al Qur-an terakam ayat,
Firman Allah Mahakuasa,
Had is Rasul pemimpin umat
Jangan lupakan saudara tercinta.
Hadis Nabi benar berkata,
Berperang di Jalan Allah,
Balasan akan datang nyata,
Sorga tersedia sudah.
Demikian tersurat di dalam kitab,
Firman Allah Ilahi Rabbi,
Dengar kata makna ayat,
Raja ibadat perang suci
Tubuhmu sayang dibeli Tuhan,
Sorga tinggi harganya pasti,
Yakinlah kita wahai budiman,
Orang beriman berbahagia nanti,
Siapa serahkan nyawa dan harta,
Biaya perang di jalan Ilahi,
Dibeli Allah harganya berganda,
Sorga tinggi tukarannya pasti.
Demikian saudara karunia Rabbi,
Pahala jihad di padang bakti,
Begitu suratan janji Ilahi,
Apa lagi yang dinanti
Wahai pemudaku intan baiduri,
Usia dunia akan berakhir,
Janji Ilahi akan berbukti,
Seperti dalam suratan takdir.
Selagi langit belum berantakan,
Beberapa tanda telah nyata,
Di dunia dajal gentayangan,
Berkeliaran di mana-mana.
Sebelum datang dajal hakiki,
Sudah di dunia antek-anteknya,
Bila masa kehadirannya nanti,
Segala amal tiada berguna.
Arti ibadat sudah tiada,
Masa bakti Tuhan akhiri,
Segala amal sia-sia,
Pintu ibadat terkunci erat.
Jangan lalai saudaraku.
Berjihad kumpulkan bekal akhirat,
Selagi pintu taubat masih terbuka,
Kini masanya memeras keringat.
Sebelum datang Malaikat Izrail,
Suruh Hadlarat Menjemput nyawa,
Baiklah datang sebelum dipanggil.
Serahkan rela, sayang mengapa.
Oh, saudaraku sayang,
Bangsawan dan rakyat biasa,
Di Jalan Allah marilah berperang,
Kehilangan nyawa gelisah mengapa ?
Saudara-saudara kaum sebangsa,
Nyawa melayang sudahlah pasti,
Biar raja Rum yang hebat kuasa-,
Yang menguasai Seantero negeri
Kemana kita akan berlindung,
Di sana mati telah menanti,
Seperti Firman Tuhan Pelindung,
Dalam Al-Qur-an jelas pasti
"Akan berlindung dalam Kota berbeton besi,
Di sana maut sudah menanti, "
Karena itu, muda bestari,
Siap siaga, mawas diri.
Kendati Muhammad Rasul utama,
Maut telah merenggut nyawanya,
Menyerah kepada Mahakuasa,
Bukan ini pertanda nyata ?
Bila masanya ajal menjemput,
Datang merenggut nyawa di badan
Tangguh sesaat jangan harapkan,^
Yang pergi takkan kembali
Renungkan muda bangsawan,
Bawa ke mana intan berlain,
Siapa saja makhluk Tuhan,
Mati pasti, jin ataupun insan,
Kita tidak tahu kapan,
Tiada daya menerka iradat Tuhan,
Sadari dan mengertilah teman,
Kecuali Ilahi semua mati.
Apapun kerja kita teman,
Haruslah karena Tuhan,
Kasih hati yang bukan Ilahi,
Segera akan pergi
Entah sedang berpadu kasih,
Perpisahan datang merenggut cinta,
Entah dijalan, entah di mana,
Maut mengadang mencengkeram nyawa,
Sebab itu, saudaraku sayang,
Ke medan perang marilah kita,
Daripada mati konyol di ladang,
Baiklah tewas di medan laga.
Alangkah hina dan pedihnya, teman,
Andai mati di pangkuan isteri,
Sakit nyawa keluar di badan,
Kecuali mati mengadang kompeni,
Tidak mengapa, sayang.
Di medan perang berbantal pedang,
Badan terkapar rebah terlentang.
Menantang musuh di gelanggang
Bukan khabaran tiada berpunca.
Dalam Al Qur-an terakam ayat,
Firman Allah Mahakuasa,
Had is Rasul pemimpin umat
Jangan lupakan saudara tercinta.
Hadis Nabi benar berkata,
Berperang di Jalan Allah,
Balasan akan datang nyata,
Sorga tersedia sudah.
Demikian tersurat di dalam kitab,
Firman Allah Ilahi Rabbi,
Dengar kata makna ayat,
Raja ibadat perang suci
Tubuhmu sayang dibeli Tuhan,
Sorga tinggi harganya pasti,
Yakinlah kita wahai budiman,
Orang beriman berbahagia nanti,
Siapa serahkan nyawa dan harta,
Biaya perang di jalan Ilahi,
Dibeli Allah harganya berganda,
Sorga tinggi tukarannya pasti.
Demikian saudara karunia Rabbi,
Pahala jihad di padang bakti,
Begitu suratan janji Ilahi,
Apa lagi yang dinanti
Wahai pemudaku intan baiduri,
Usia dunia akan berakhir,
Janji Ilahi akan berbukti,
Seperti dalam suratan takdir.
Selagi langit belum berantakan,
Beberapa tanda telah nyata,
Di dunia dajal gentayangan,
Berkeliaran di mana-mana.
Sebelum datang dajal hakiki,
Sudah di dunia antek-anteknya,
Bila masa kehadirannya nanti,
Segala amal tiada berguna.
Arti ibadat sudah tiada,
Masa bakti Tuhan akhiri,
Segala amal sia-sia,
Pintu ibadat terkunci erat.
Jangan lalai saudaraku.
Berjihad kumpulkan bekal akhirat,
Selagi pintu taubat masih terbuka,
Kini masanya memeras keringat.
Sebelum datang Malaikat Izrail,
Suruh Hadlarat Menjemput nyawa,
Baiklah datang sebelum dipanggil.
Serahkan rela, sayang mengapa.
Oh, saudaraku sayang,
Bangsawan dan rakyat biasa,
Di Jalan Allah marilah berperang,
Kehilangan nyawa gelisah mengapa ?
Saudara-saudara kaum sebangsa,
Nyawa melayang sudahlah pasti,
Biar raja Rum yang hebat kuasa-,
Yang menguasai Seantero negeri
Kemana kita akan berlindung,
Di sana mati telah menanti,
Seperti Firman Tuhan Pelindung,
Dalam Al-Qur-an jelas pasti
"Akan berlindung dalam Kota berbeton besi,
Di sana maut sudah menanti, "
Karena itu, muda bestari,
Siap siaga, mawas diri.
Kendati Muhammad Rasul utama,
Maut telah merenggut nyawanya,
Menyerah kepada Mahakuasa,
Bukan ini pertanda nyata ?
Bila masanya ajal menjemput,
Datang merenggut nyawa di badan
Tangguh sesaat jangan harapkan,^
Yang pergi takkan kembali
Renungkan muda bangsawan,
Bawa ke mana intan berlain,
Siapa saja makhluk Tuhan,
Mati pasti, jin ataupun insan,
Kita tidak tahu kapan,
Tiada daya menerka iradat Tuhan,
Sadari dan mengertilah teman,
Kecuali Ilahi semua mati.
Apapun kerja kita teman,
Haruslah karena Tuhan,
Kasih hati yang bukan Ilahi,
Segera akan pergi
Entah sedang berpadu kasih,
Perpisahan datang merenggut cinta,
Entah dijalan, entah di mana,
Maut mengadang mencengkeram nyawa,
Sebab itu, saudaraku sayang,
Ke medan perang marilah kita,
Daripada mati konyol di ladang,
Baiklah tewas di medan laga.
Alangkah hina dan pedihnya, teman,
Andai mati di pangkuan isteri,
Sakit nyawa keluar di badan,
Kecuali mati mengadang kompeni,
Tidak mengapa, sayang.
Di medan perang berbantal pedang,
Badan terkapar rebah terlentang.
Menantang musuh di gelanggang
Pengarang:
Jangan katakan mati
Jangan katakan mati
Mujahid
tewas di medan perang,
Dia hidup abadi,
Bermandikan rahmat Tuhan.
Jangan dianggap mati,
Meski nyatanya demikian,
Jangan ragukan kekasih hati,
Ada firman
Tuhan.
Jangan sebutkan mati,
Meski nyawa sudah tiada,
Dia hidup di sisi Ilahi,
Senantiasa bersukaria.
(Al-Quran (Surah Ali Imran: 169-170).
Dia hidup abadi,
Bermandikan rahmat Tuhan.
Jangan dianggap mati,
Meski nyatanya demikian,
Jangan ragukan kekasih hati,
Jangan sebutkan mati,
Meski nyawa sudah tiada,
Dia hidup di sisi Ilahi,
Senantiasa bersukaria.
(Al-Quran (Surah Ali Imran: 169-170).
(Q
Berjalan kaki 5,700km untuk tunaikan haji
SARAJEVO – Seorang lelaki Islam Bosnia yang berjalan kaki untuk menunaikan ibadah haji di Mekah pada tahun lalu memberitahu agensi berita AFP bahawa dia tiba di kota suci tersebut selepas merentasi tujuh buah negara termasuk Syria yang kini dilanda perang saudara.
“Saya tiba di Mekah pada Sabtu lalu. Saya tidak letih, ini merupakan hari paling bahagia dalam hidup saya,” kata Senad Hadzic menerusi satu temu bual telefon.
Lelaki berusia 47 tahun itu memberitahu, dia berjalan kaki sejauh 5,700 kilometer (km) selama 314 hari merentasi Bosnia, Serbia, Bulgaria, Turki, Syria dan Jordan untuk ke Mekah dengan membawa beg sandang seberat 20 kilogram.
Hadzic memaparkan perjalanan tersebut dalam akaun Facebook miliknya termasuk gambar dia memperoleh kad masuk dan keluar Syria yang dikeluarkan oleh kementerian dalam negeri kepada warga asing.
“Saya merentasi Syria pada April lalu. Saya berjalan sekitar 500km dalam tempoh 11 hari. Saya melintasi bandar raya Aleppo dan Damsyik serta sejumlah pos kawalan tentera rejim dan pemberontak tetapi saya tidak pernah ditahan.
“Di sebuah pos kawalan tentera Presiden Bashar Al-Assad, beberapa askar mengarahkan saya mengosongkan beg sandang saya. Apabila saya menunjukkan al-Quran dan menyatakan saya berjalan kaki ke Mekah, mereka melepaskan saya,” ujar Senad.
“Saya berjalan kerana Allah, untuk Islam, untuk Bosnia-Herzegovina, untuk ibu bapa dan saudara perempuan saya,” tambah lelaki itu.
Di laman Facebooknya, dia memberitahu, Tuhan telah menunjukkan jalan ke Mekah dalam mimpinya termasuk menuju ke kota suci itu melalui Syria dan bukan Iraq.
Semasa perjalanannya, Senad berdepan suhu sejuk antara -35° darjah Celsius di Bulgaria hingga kepanasan mencecah 44° darjah Celsius di Jordan.
Menurutnya, dia terpaksa menunggu di Istanbul selama beberapa minggu untuk mendapatkan kebenaran bagi merentasi Jambatan Bosphorus dengan berjalan kaki, selain dua bulan di sempadan Jordan dan Arab Saudi bagi mendapatkan visa untuk mengerjakan ibadah haji. – AFP
Komen: Berjalan pun boleh pergi tunaikan haj. Hidup lebih hebat kalau kreatif dan sukakan adventures.
Tuesday, October 09, 2012
4 TAHAP MENDIDIK ANAK IKUT SUNNAH RASULULLAH SAW
4 TAHAP MENDIDIK ANAK IKUT SUNNAH RASULULLAH SAW
-------------------------- ------------------------------------------
PERTAMA
Umur 1-7 tahun. Pada masa ini, Rasulullah s.a.w menyuruh kita utk memanjakan, mengasihi dan menyayangi anak dengan kasih sayang yg tidak berbatas. Biarkan anak-anak bermandikan kasih sayang pada tahap ini.
KEDUA
Umur 7-14 tahun. Pada masa ini Rasulullah s.a.w menyuruh kita untuk mula menanamkan DISIPLIN kepada anak-anak dengan mengajar dan menyuruh mereka untuk mengerjakan solat. Bahkan apabila umurnya sudah sepuluh tahun, seorang ayah boleh memukul anaknya jika enggan mengerjakan solat.
Berdasarkan pakar-pakar jiwa anak, sememangnya pada umur 7-14 tahun ini masa terbaik untuk menanamkan disiplin dan pembentukan sahsiah seorang anak. Pada fasa inilah seorang ayah akan menjadikan anak itu seorang muslim atau Yahudi, Nasrani dan Majusi seperti yang dikatakan oleh Rasulullah s.a.w dalam hadisnya bahawa setiap anak yang lahir dalam keadaan suci. Maka, ayah dan ibulah yang akan mencorakkannya.
KETIGA
Umur 14-21 tahun. Pada masa ini orang tua sudah MENUKAR penanaman disiplin dengan cara yang agak KERAS kepada yang RASIONAL. Orang tua sudah semestinya mendidik anak dengan cara menjadikannya sahabat dalam berdiskusi, mengajaknya ikut dalam membincangkan masalah keluarga dan diberikan satu-satu tanggungjawab dalam hal-hal tertentu di rumah. Hal ini penting agar anak berasa dirinya punyai tanggungjawab mengambil berat hal-hal dalam keluarga.
KEEMPAT
Umur lebih 21 tahun. Pada masa ini, orang tua sudah boleh melepaskan anaknya untuk belajar menempuh hidup akan tetapi tetap melihat perkembangannya dan memberikan nasihat serta peringatan-peringatan apabila anak tersalah atau terlupa.
Dalam kehidupan kita sebagai muslim, kadang-kadang pendidikan yang diajar oleh Rasul itu tidak benar-benar diamalkan, bahkan ramai yang tidak mengamalkannya sama sekali.
Ada orang tua yang terlalu memanjakan anak sehingga umur 14 tahun dan baru mula mengajar dan menyuruhnya solat pada usia mereka 15 tahun sehingga mereka bukan sahaja enggan melakukannya malah marah kepada ibu bapanya. Jika kewajipan yg tertinggi (iaitu solat) yang telah diperintahkan Yang Maha Agung diabaikan apatah lagi dengan perintah dan suruhan orang lain termasuk ibu bapanya.
Kesimpulannya, masalah disiplin dan jenayah remaja dan pelajar muslim berkemungkinan terjadi kerana rapuhnya pendidikan iman dan cara didikan yang salah. Sebahagian ibu bapa menafikan hal ini kerana mereka tidak sedar kekerasan dan cara pendidikan yg mereka terapkan kepada anak-anak adalah secara membuta tuli tanpa melihat perkembangan umur anak-anak sehingga anak terasa dizalimi dan seterunya membesar dengan perasaan marah dan dendam kepada ibu bapa.
Umur 7-14 tahun. Pada masa ini Rasulullah s.a.w menyuruh kita untuk mula menanamkan DISIPLIN kepada anak-anak dengan mengajar dan menyuruh mereka untuk mengerjakan solat. Bahkan apabila umurnya sudah sepuluh tahun, seorang ayah boleh memukul anaknya jika enggan mengerjakan solat.
Berdasarkan pakar-pakar jiwa anak, sememangnya pada umur 7-14 tahun ini masa terbaik untuk menanamkan disiplin dan pembentukan sahsiah seorang anak. Pada fasa inilah seorang ayah akan menjadikan anak itu seorang muslim atau Yahudi, Nasrani dan Majusi seperti yang dikatakan oleh Rasulullah s.a.w dalam hadisnya bahawa setiap anak yang lahir dalam keadaan suci. Maka, ayah dan ibulah yang akan mencorakkannya.
KETIGA
Umur 14-21 tahun. Pada masa ini orang tua sudah MENUKAR penanaman disiplin dengan cara yang agak KERAS kepada yang RASIONAL. Orang tua sudah semestinya mendidik anak dengan cara menjadikannya sahabat dalam berdiskusi, mengajaknya ikut dalam membincangkan masalah keluarga dan diberikan satu-satu tanggungjawab dalam hal-hal tertentu di rumah. Hal ini penting agar anak berasa dirinya punyai tanggungjawab mengambil berat hal-hal dalam keluarga.
KEEMPAT
Umur lebih 21 tahun. Pada masa ini, orang tua sudah boleh melepaskan anaknya untuk belajar menempuh hidup akan tetapi tetap melihat perkembangannya dan memberikan nasihat serta peringatan-peringatan apabila anak tersalah atau terlupa.
Dalam kehidupan kita sebagai muslim, kadang-kadang pendidikan yang diajar oleh Rasul itu tidak benar-benar diamalkan, bahkan ramai yang tidak mengamalkannya sama sekali.
Ada orang tua yang terlalu memanjakan anak sehingga umur 14 tahun dan baru mula mengajar dan menyuruhnya solat pada usia mereka 15 tahun sehingga mereka bukan sahaja enggan melakukannya malah marah kepada ibu bapanya. Jika kewajipan yg tertinggi (iaitu solat) yang telah diperintahkan Yang Maha Agung diabaikan apatah lagi dengan perintah dan suruhan orang lain termasuk ibu bapanya.
Kesimpulannya, masalah disiplin dan jenayah remaja dan pelajar muslim berkemungkinan terjadi kerana rapuhnya pendidikan iman dan cara didikan yang salah. Sebahagian ibu bapa menafikan hal ini kerana mereka tidak sedar kekerasan dan cara pendidikan yg mereka terapkan kepada anak-anak adalah secara membuta tuli tanpa melihat perkembangan umur anak-anak sehingga anak terasa dizalimi dan seterunya membesar dengan perasaan marah dan dendam kepada ibu bapa.
Ulasan: Ya Allah, jadikan anak-anak kami orang yang berpegang kepada agamaMu, Islam dan membantu agamaMu.
Monday, October 08, 2012
Ciri-ciri ajaran Syi'ah yang bertentangan dengan ajaran Ahli Sunnah Wal Jamaah
Berikut adalah antara
ciri-ciri ajaran Syiah yang bertentangan dengan ajaran Ahli Sunnah Wal Jamaah:
1: Imam Adalah Maksum
Syiah meyakini bahawa imam-imam adalah maksum iaitu terpelihara daripada dosa kecil dan besar dari peringkat kanak-kanak hinggalah meninggal dunia, kedudukan mereka sama seperti nabi-nabi. Pada iktiqad mereka Imam memelihara syariat dalam kitab Aqaid al-Imamiah oleh Syeikh Muhammad Redha al-Muzaffar, hal 72.
2: Kemunculan Imam Mahadi Bersama Orang Yang Telah Mati
Golongan Syiah dikehendaki mempercayai bahawa Allah akan menghidupkan semula orang-orang yang telah mati ke dunia ini bersama-sama Imam Mahadi untuk menghukum orang-orang yang telah melakukan kezaliman seperti Saidina Abu Bakar, Omar, Uthman, Aishah, Hafsah, Muawiah dan lain-lain lagi.
Fakta ini dijelaskan dalam kertas Aqaid al-Imamiah oleh Syeikh Muhammad Redha al- Muzaffar, hal 83.
3: Berpura-Pura (Taqqiyah)
Mengikut aqidah Syiah, al-Taqqiyah ialah menunjukkan sesuatu yang boleh membahayakan diri atau harta bendanya dengan melahirkan yang bukan hakikat sebenar dari kandungan hatinya. Al-Taqiyyah ini diamalkan dalam setiap perkara kecuali dalam masaalah arak dan menyapu khuf. Perkara ini dijelaskan dalam buku Al-Usul Min Al-Kafi juz 2 oleh Abu Jaafar Muhammad bin Yaakub bin Ishak al-Khulaini al-Razi.
4: Menyanjung Saidina Ali Secara Keterlaluan
Syiah menyanjung Saidina Ali secara berlebih-lebihan hingga disamatarafkan dengan Rasulullah. Bahkan dalam beberapa hal Saidina Ali dianggap lebih tinggi lagi. Perkara ini dinyatakan dalam kitab Al-Usul Min Al-Kafi oleh Al Khulaini. Jld.1. Hal. 197
5: Menghalalkan Nikah Mut’ah
Golongan Syiah menghalalkan Nikah Mut’ah. Perkara ini dinyatakan dalam kitab Man La Yahduruhu Al- Faqih oleh Abu Jaafar Muhammad bin Ali bin Hussain Bahawiah Al-Qanuni. Juzu’ 1 hal 358.
6: Menambah Syahadah
Golongan Syiah menambah nama Saidina Ali dalam syahadah selepas nama Nabi Muhammad S.A.W. Perkara ini dinyatakan didalam kitab Al-Usul Min Al-Kafi oleh Khulaini, Juzu’1, hal 441.
7: Menolak Hadis Yang Diriwayatkan oleh Ahli Sunnah Wal Jamaah Sekalipun Hadis Mutawatir
Golongan Syiah juga menolak semua hadis yang diriwayatkan oleh golongan Ahli Sunnah Wal Jamaah walaupun hadis itu sampai kepada darjat mutawatir. Mereka hanya berpegang kepada hadis yang diriwayatkan oleh Ahli Bait sahaja. Pegangan ini disebut dalam buku Aslu Al Syiah Wa Usuluha oleh Muhammad Al Husain Ali Kasyif Al-Ghita’, hal 149.
8: Menolak Ijmak Ulama’
Golongan Syiah tidak menerima pakai Ijmak Ulama’ buktinya mereka menolak perlantikan Khalifah Abu Bakar, Umar dan Uthman. Malah mereka berpegang kepada pendapat-pendapat Imam mereka, kerana ijmak pada mereka adalah kesalahan, sedangkan pendapat Imam adalah maksum. Perkara ini dinyatakan di dalam kitab Mukhtasar al-Tuhfah al-Ithna Asyariyyah oleh Shah Abdul Aziz al-Imam Waliyullah Ahmad Abdul Rahim al-Dahlawi, hal 51.
9: Menolak Qias
Golongan Syiah juga menolak Qias kerana beramal dengan qias akan merosakkan agama. Perkara ini dinyatakan dalam kitab Aslu al- Syiah Wa Usuluha oleh Muhammad bin Husain Ali Kasyif al-Ghita’, hal 149:
10: Menyeksa Tubuh Badan Sempena 10 Muharam
Golongan Syiah mengadakan upacara memukul dada dan mnyeksa tubuh badan sempena 10 Muharam bagi menangisi kematian Saidina Husain. Perkara ini dinyatakan dalam kitab al-Syiah Wa al-Tashih al-Sira’, Baina al-Syiah wa al-Tasyayu’, oleh Doktor Musa al-Musawi. Hal 98.
11: Menghina Isteri-Isteri Nabi
Golongan Syiah juga menghina isteri-isteri nabi. Perkara ini dinyatakan dalam kitab Tuhfah al-‘Awam Maqbul oleh Syed Manzur Husain, hal 330.
12: Mengharuskan Jama’ Sembahyang Dalam Semua Keadaan
Golongan Syiah mengharuskan jama' sembahyang fardhu iaitu Zohor dan Asar dalam waktu Asar, Maghrib dan Isyak dalam waktu Isyak dalam semua keadaan tanpa sebarang sebab. Perkara ini dinyatakan di dalam buku Minhaj Kebenaran Dan Pendedahan (Fiqh Lima Mazhab diantara Nas dan Ijtihad) oleh al-Hasan bin Yusuf al-Mutahar al-Hilliyyah terjemahan Prof Madya Dr. Lutpi Ibrahim(thn. 1993) hal. 36. Ja’fari: harus menjamakkan diantara sembahyang Zohor dan Asar, Maghrib dan Isyak sama ada di dalam musafir ataupun hadir tanpa sebab
13: Sembahyang Duha Adalah Bid’ah
Perkara ini dinyatakan dalam buku Minhaj Kebenaran dan Pendedahannya (Fiqh Lima Mazhab Di antara Nas dan Ijtihad) oleh al-Hasan bin Yusuf al-Mutahar al-Hulliyy, terjemahan Prof. Madya Dr. Lutpi Ibrahim. Hal 31. Ja’fari: sembahyang Duha adalah bid’ah.
Sumber: fb Din Jawa
10 Logika Dasar Penangkal Syi'ah
10 Logika Dasar penangkal Syi'ah
Kamis, 2 Februari 2012 12:38:46
Oleh: AM. Waskito
BERIKUT ini adalah 10 LOGIKA DASAR akidah Syiah bisa
diajukan sebagai bahan diskusi ke kalangan Syiah dari level awam, sampai level
ulama. Setidaknya, logika ini bisa dipakai sebagai "anti virus" untuk
menangkal propaganda dai-dai Syiah yang ingin menyesatkan Ummat Islam dari
jalan yang lurus.
Kalau Anda berbicara dengan orang Syiah, atau ingin
mengajak orang Syiah bertaubat dari kesesatan, atau diajak berdebat oleh orang
Syiah, atau Anda mulai dipengaruhi dai-dai Syiah; coba kemukakan 10 LOGIKA
DASAR di bawah ini. Sehingga kita bisa membuktikan, bahwa ajaran mereka sesat
dan tidak boleh diikuti.
LOGIKA 1: "Nabi dan Ahlul
Bait"
Tanyakan kepada orang Syiah: "Apakah Anda mencintai
dan memuliakan Ahlul Bait Nabi?" Dia pasti akan menjawab: "Ya! Bahkan
mencintai Ahlul Bait merupakan pokok-pokok akidah kami." Kemudian tanyakan
lagi: "Benarkah Anda sungguh-sungguh mencintai Ahlul Bait Nabi?" Dia
tentu akan menjawab: "Ya, demi Allah!"
Lalu katakan kepada dia: "Ahlul Bait Nabi adalah
anggota keluarga Nabi. Kalau orang Syiah mengaku sangat mencintai Ahlul Bait
Nabi, seharusnya mereka lebih mencintai sosok Nabi sendiri? Bukankah sosok Nabi
Muhammad Shallallah ‘Alaihi Wasallam lebih utama daripada Ahlul Bait-nya?
Mengapa kaum Syiah sering membawa-bawa nama Ahlul Bait, tetapi kemudian
melupakan Nabi?"
Faktanya, ajaran Syiah sangat didominasi oleh
perkataan-perkataan yang katanya bersumber dari Fathimah, Ali, Hasan, Husein,
dan anak keturunan mereka. Kalau Syiah benar-benar mencintai Ahlul Bait,
seharusnya mereka lebih mendahulukan Sunnah Nabi, bukan sunnah dari Ahlul Bait
beliau. Syiah memuliakan Ahlul Bait karena mereka memiliki hubungan dekat dengan
Nabi. Kenyataan ini kalau digambarkan seperti: "Lebih memilih kulit
rambutan daripada daging buahnya."
LOGIKA 2: "Ahlul Bait dan
Isteri Nabi"
Tanyakan kepada orang Syiah: "Siapa saja yang
termasuk golongan Ahlul Bait Nabi?" Nanti dia akan menjawab: "Ahlul
Bait Nabi adalah Fathimah, Ali, Hasan, Husein, dan anak-cucu mereka." Lalu
tanyakan lagi: "Bagaimana dengan isteri-isteri Nabi seperti Khadijah,
Saudah, Aisyah, Hafshah, Zainab, Ummu Salamah, dan lain-lain? Mereka termasuk
Ahlul Bait atau bukan?" Dia akan mengemukakan dalil, bahwa Ahlul Bait Nabi
hanyalah Fathimah, Ali, Hasan, Husein, dan anak-cucu mereka.
Kemudian tanyakan kepada orang itu: "Bagaimana bisa
Anda memasukkan keponakan Nabi (Ali) sebagai bagian dari Ahlul Bait, sementara
isteri-isteri Nabi tidak dianggap Ahlul Bait? Bagaimana bisa cucu-cucu Ali yang
tidak pernah melihat Rasulullah dimasukkan Ahlul Bait, sementara isteri-isteri
yang biasa tidur seranjang bersama Nabi tidak dianggap Ahlul Bait? Bagaimana
bisa Fathimah lahir ke dunia, jika tidak melalui isteri Nabi, yaitu Khadijah
Radhiyallahu ‘Anha? Bagaimana bisa Hasan dan Husein lahir ke dunia, kalau tidak
melalui isteri Ali, yaitu Fathimah? Tanpa keberadaan para isteri shalihah ini,
tidak akan ada yang disebut Ahlul Bait Nabi."
Faktanya, dalam Surat Al Ahzab ayat 33 disebutkan:
"Innama yuridullahu li yudzhiba ‘ankumul rijsa ahlal baiti wa
yuthah-hirakum that-hira." (bahwasanya Allah menginginkan menghilangkan
dosa dari kalian, para ahlul bait, dan mensucikan kalian sesuci-sucinya). Dalam
ayat ini isteri-isteri Nabi masuk kategori Ahlul Bait, menurut Allah Subhanahu
Wa Ta'ala. Bahkan selama hidupnya, mereka mendapat sebutan Ummul Mu'minin
(ibunda orang-orang Mukmin) Radhiyallahu ‘Anhunna.
LOGIKA 3: "Islam dan
Sahabat"
Tanyakan kepada orang Syiah: "Apakah Anda beragama
Islam?" Maka dia akan menjawab dengan penuh keyakinan: "Tentu saja,
kami adalah Islam. Kami ini Muslim." Lalu tanyakan lagi ke dia:
"Bagaimana cara Islam sampai Anda, sehingga Anda menjadi seorang Muslim?"
Maka orang itu akan menerangkan tentang silsilah dakwah Islam. Dimulai dari
Rasulullah, lalu para Shahabatnya, lalu dilanjutkan para Tabi'in dan Tabi'ut
Tabi'in, lalu dilanjutkan para ulama Salafus Shalih, lalu disebarkan oleh para
dai ke seluruh dunia, hingga sampai kepada kita di Indonesia ."
Kemudian tanyakan ke dia: "Jika Anda mempercayai
silsilah dakwah Islam itu, mengapa Anda sangat membenci para Shahabat, mengutuk
mereka, atau menghina mereka secara keji? Bukankah Anda mengaku Islam,
sedangkan Islam diturunkan kepada kita melewati tangan para Shahabat itu. Tidak
mungkin kita menjadi Muslim, tanpa peranan Shahabat. Jika demikian, mengapa
orang Syiah suka mengutuk, melaknat, dan mencaci-maki para Shahabat?"
Faktanya, kaum Syiah sangat membingungkan. Mereka
mencaci-maki para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum dengan sangat keji. Tetapi di
sisi lain, mereka masih mengaku sebagai Muslim. Kalau memang benci Shahabat,
seharusnya mereka tidak lagi memakai label Muslim. Sebuah adagium yang harus
selalu diingat: "Tidak ada Islam, tanpa peranan para Shahabat!"
LOGIKA 4: "Seputar Imam
Syiah"
Tanyakan kepada orang Syiah: "Apakah Anda meyakini
adanya imam dalam agama?" Dia pasti akan menjawab: "Ya! Bahkan imamah
menjadi salah satu rukun keimanan kami." Lalu tanyakan lagi: "Siapa
saja imam-imam yang Anda yakini sebagai panutan dalam agama?" Maka mereka
akan menyebutkan nama-nama 12 imam Syiah. Ada juga yang menyebut
7 nama imam (versi Ja'fariyyah).
Lalu tanyakan kepada orang Syiah itu: "Mengapa dari
ke-12 imam Syiah itu tidak tercantum nama Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam
Syafi'i, dan Imam Hanbali? Mengapa nama empat imam itu tidak masuk dalam
deretan 12 imam Syiah? Apakah orang Syiah meragukan keilmuan empat imam madzhab
tersebut? Apakah ilmu dan ketakwaan empat imam madzhab tidak sepadan dengan 12
imam Syiah?"
Faktanya, kaum Syiah tidak mengakui empat imam madzhab
sebagai bagian dari imam-imam mereka. Kaum Syiah memiliki silsilah keimaman
sendiri. Terkenal dengan sebutan "Imam 12" atau Imamah Itsna Asyari.
Hal ini merupakan bukti besar, bahwa Syiah bukan Ahlus Sunnah. Semua Ahlus
Sunnah di muka bumi sudah sepakat tentang keimaman empat Imam tersebut. Para ahli ilmu sudah
mafhum, jika disebut Al Imam Al Arba'ah, maka yang dimaksud adalah empat imam
madzhab rahimahumullah.
LOGIKA 5: "Allah dan Imam
Syiah"
Tanyakan kepada orang Syiah: "Siapa yang lebih Anda
taati, Allah Ta'ala atau imam Syiah?" Tentu dia akan akan menjawab:
"Jelas kami lebih taat kepada Allah." Lalu tanyakan lagi:
"Mengapa Anda lebih taat kepada Allah?" Mungkin dia akan menjawab:
"Allah adalah Tuhan kita, juga Tuhan imam-imam kita. Maka sudah
sepantasnya kita mengabdi kepada Allah yang telah menciptakan imam-imam
itu."
Kemudian tanyakan ke orang itu: "Mengapa dalam
kehidupan orang Syiah, dalam kitab-kitab Syiah, dalam pengajian-pengajian
Syiah; mengapa Anda lebih sering mengutip pendapat imam-imam daripada pendapat
Allah (dari Al Qur'an)? Mengapa orang Syiah jarang mengutip dalil-dalil dari
Kitab Allah? Mengapa orang Syiah lebih mengutamakan perkataan imam melebihi Al
Qur'an?"
Faktanya, sikap ideologis kaum Syiah lebih dekat ke
kemusyrikan, karena mereka lebih mengutamakan pendapat manusia (imam-imam
Syiah) daripada ayat-ayat Allah. Padahal dalam Surat An Nisaa' ayat 59
disebutkan, jika terjadi satu saja perselisihan, kembalikan kepada Allah dan
Rasul-Nya. Itulah sikap Islami, bukan melebihkan pendapat imam di atas
perkataan Allah.
LOGIKA 6: "Ali dan Jabatan
Khalifah"
Tanyakan kepada orang Syiah: "Menurut Anda, siapa
yang lebih berhak mewarisi jabatan Khalifah setelah Rasulullah wafat?" Dia
pasti akan menjawab: "Ali bin Abi Thalib lebih berhak menjadi
Khalifah." Lalu tanyakan lagi: "Mengapa bukan Abu Bakar, Umar, dan
Ustman?" Maka kemungkinan dia akan menjawab lagi: "Menurut riwayat
saat peristiwa Ghadir Khum, Rasulullah mengatakan bahwa Ali adalah pewaris sah
Kekhalifahan."
Kemudian katakan kepada orang Syiah itu: "Jika
memang Ali bin Abi Thalib paling berhak atas jabatan Khalifah, mengapa selama
hidupnya beliau tidak pernah menggugat kepemimpinan Khalifah Abu Bakar,
Khalifah Umar, dan Khalifah Utsman? Mengapa beliau tidak pernah menggalang
kekuatan untuk merebut jabatan Khalifah? Mengapa ketika sudah menjadi Khalifah,
Ali tidak pernah menghujat Khalifah Abu Bakar, Umar, dan Ustman, padahal dia
memiliki kekuasaan? Kalau menggugat jabatan Khalifah merupakan kebenaran, tentu
Ali bin Abi Thalib akan menjadi orang pertama yang melakukan hal itu."
Faktanya, sosok Husein bin Ali Radhiyallahu ‘Anhuma
berani menggugat kepemimpinan Dinasti Umayyah di masa Yazid bin Muawiyyah,
sehingga kemudian terjadi Peristiwa Karbala. Kalau putra Ali berani
memperjuangkan apa yang diyakininya benar, tentu Ali Radhiyallahu ‘Anhu lebih
berani melakukan hal itu.
LOGIKA 7: "Ali dan
Husein"
Tanyakan ke orang Syiah: "Menurut Anda, mana yang
lebih utama, Ali atau Husein?" Maka dia akan menjawab: "Tentu saja
Ali bin Abi Thalib lebih utama. Ali adalah ayah Husein, dia lebih dulu masuk
Islam, terlibat dalam banyak perang di zaman Nabi, juga pernah menjadi Khalifah
yang memimpin Ummat Islam." Atau bisa saja, ada pendapat di kalangan Syiah
bahwa kedudukan Ali sama tingginya dengan Husein.
Kemudian tanyakan ke dia: "Jika Ali memang dianggap
lebih mulia, mengapa kaum Syiah membuat peringatan khusus untuk mengenang
kematian Husein saat Hari Asyura pada setiap tanggal 10 Muharram? Mengapa
mereka tidak membuat peringatan yang lebih megah untuk memperingati kematian
Ali bin Abi Thalib? Bukankah Ali juga mati syahid di tangan manusia durjana?
Bahkan beliau wafat saat mengemban tugas sebagai Khalifah."
Faktanya, peringatan Hari Asyura sudah seperti
"Idul Fithri" bagi kaum Syiah. Hal itu untuk memperingati kematian
Husein bin Ali. Kalau orang Syiah konsisten, seharusnya mereka memperingati
kematian Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu lebih dahsyat lagi.
Logika 8: "Syiah dan
Wanita"
Tanyakan ke orang Syiah: "Apakah dalam keyakinan
Syiah diajarkan untuk memuliakan wanita?" Dia akan menjawab tanpa
keraguan: "Tentu saja. Kami diajari memuliakan wanita, menghormati mereka,
dan tidak menzhalimi hak-hak mereka?" Lalu tanyakan lagi: "Benarkah
ajaran Syiah memberi tempat terhormat bagi kaum wanita Muslimah?" Orang
itu pasti akan menegaskan kembali.
Kemudian katakan ke orang Syiah itu: "Jika Syiah
memuliakan wanita, mengapa mereka menghalalkan nikah mut'ah? Bukankah nikah
mut'ah itu sangat menzhalimi hak-hak wanita? Dalam nikah mut'ah, seorang wanita
hanya dipandang sebagai pemuas seks belaka. Dia tidak diberi hak-hak nafkah
secara baik. Dia tidak memiliki hak mewarisi harta suami. Bahkan kalau wanita
itu hamil, dia tidak bisa menggugat suaminya jika ikatan kontraknya sudah
habis. Posisi wanita dalam ajaran Syiah, lebih buruk dari posisi hewan ternak.
Hewan ternak yang hamil dipelihara baik-baik oleh para peternak. Sedangkan
wanita Syiah yang hamil setelah nikah mut'ah, disuruh memikul resiko
sendiri."
Faktanya, kaum Syiah sama sekali tidak memberi tempat
terhormat bagi kaum wanita. Hal ini berbeda sekali dengan ajaran Sunni. Di
negara-negara seperti Iran , Irak, Libanon, dll.
praktik nikah mut'ah marak sebagai ganti seks bebas dan pelacuran. Padahal
esensinya sama, yaitu menghamba seks, menindas kaum wanita, dan menyebarkan
pintu-pintu kekejian. Semua itu dilakukan atas nama agama. Na'udzubillah wa
na'udzubillah min dzalik.
LOGIKA 9: "Syiah dan
Politik"
Tanyakan ke orang Syiah: "Dalam pandangan Anda,
mana yang lebih utama, agama atau politik?" Tentu dia akan berkata:
"Agama yang lebih penting. Politik hanya bagian dari agama." Lalu
tanyakan lagi: "Bagaimana kalau politik akhirnya mendominasi ajaran
agama?" Mungkin dia akan menjawab: "Ya tidak bisa. Agama harus
mendominasi politik, bukan politik mendominasi agama."
Lalu katakan ke orang Syiah itu: "Kalau perkataan
Anda benar, mengapa dalam ajaran Syiah tidak pernah sedikit pun melepaskan diri
dari masalah hak Kekhalifahan Ali, tragedi yang menimpa Husein di Karbala, dan
kebencian mutlak kepada Muawiyyah dan anak-cucunya? Mengapa hal-hal itu sangat
mendominasi akal orang Syiah, melebihi pentingnya urusan akidah, ibadah, fiqih,
muamalah, akhlak, tazkiyatun nafs, ilmu, dll. yang merupakan pokok-pokok ajaran
agama? Mengapa ajaran Syiah menjadikan masalah dendam politik sebagai menu
utama akidah mereka melebihi keyakinan kepada Sifat-Sifat Allah?"
Faktanya, ajaran Syiah merupakan contoh telanjang ketika
agama dicaplok (dianeksasi) oleh pemikiran-pemikiran politik. Bahkan substansi
politiknya terfokus pada sikap kebencian mutlak kepada pihak-pihak tertentu
yang dianggap merampas hak-hak imam Syiah. Dalam hal ini akidah Syiah mirip sekali
dengan konsep Holocaust yang dikembangkan Zionis internasional, dalam rangka
memusuhi Nazi sampai ke akar-akarnya. (Bukan berarti pro Nazi, tetapi disana
ada sisi-sisi kesamaan pemikiran).
LOGIKA 10. "Syiah dan
Sunni"
Tanyakan ke orang Syiah: "Mengapa kaum Syiah sangat
memusuhi kaum Sunni? Mengapa kebencian kaum Syiah kepada Sunni, melebihi
kebencian mereka kepada orang kafir (non Muslim)?" Dia tentu akan
menjawab: "Tidak, tidak. Kami bersaudara dengan orang Sunni. Kami
mencintai mereka dalam rangka Ukhuwwah Islamiyyah. Kita semua bersaudara,
karena kita sama-sama mengerjakan Shalat menghadap Kiblat di Makkah. Kita ini
sama-sama Ahlul Qiblat."
Kemudian katakan ke dia: "Kalau Syiah benar-benar
mau ukhuwwah, mau bersaudara, mau bersatu dengan Sunni; mengapa mereka
menyerang tokoh-tokoh panutan Ahlus Sunnah, seperti Khalifah Abu Bakar,
Khalifah Umar, Khalifah Utsman, isteri-isteri Nabi (khususnya Aisyah dan
Hafshah), Abu Hurairah, Zubair, Thalhah, dan lain-lain? Mencela, memaki,
menghina, atau mengutuk tokoh-tokoh itu sama saja dengan memusuhi kaum Sunni.
Tidak pernah ada ukhuwwah atau perdamaian antara Sunni dan Syiah, sebelum Syiah
berhenti menista para Shahabat Nabi, selaku panutan kaum Sunni."
Fakta yang perlu disebut, banyak terjadi pembunuhan,
pengusiran, dan kezhaliman terhadap kaum Sunni di Iran, Irak, Suriah, Yaman,
Libanon, Pakistan, Afghanistan, dll. Hal itu menjadi bukti besar bahwa Syiah
sangat memusuhi kaum Sunni. Hingga anak-anak Muslim asal Palestina yang
mengungsi di Irak, mereka pun tidak luput dibunuhi kaum Syiah. Hal ini pula
yang membuat Syaikh Qaradhawi berubah pikiran tentang Syiah. Jika semula beliau
bersikap lunak, akhirnya mengakui bahwa perbedaan antara Sunni dan Syiah sangat
sulit disatukan. Dalam lintasan sejarah kita mendapati bukti lain, bahwa kaum
Syiah tidak pernah terlibat perang melawan negara-negara kufar. Justru mereka
sering bekerjasama dengan negara kufar dalam rangka menghadapi kaum Muslimin.
Hancurnya Kekhalifahan Abbasiyyah di Baghdad, sikap permusuhan Dinasti Shafawid
di Mesir, era Perang Salib di masa Shalahuddin Al Ayyubi, serta Khilafah Turki
Utsmani, di atas semua itu terekam fakta-fakta pengkhianatan Syiah terhadap
kaum Muslimin. Begitu juga, jatuhnya Afghanistan dan Iraq ke tangan tentara
Sekutu di era modern, tidak lepas dari jasa-jasa para anasir Syiah dari Iran .
Demikianlah 10 LOGIKA DASAR yang bisa kita gunakan untuk
mematahkan pemikiran-pemikiran kaum Syiah. Insya Allah tulisan ini bisa
dimanfaatkan untuk secara praktis melindungi diri, keluarga, dan Ummat Islam dari
propaganda-propaganda Syiah. Amin Allahumma amin.
Jika ada benarnya, hal itu semata merupakan karunia
Allah Azza Wa Jalla. Kalau ada kesalahan, khilaf, dan kekurangan, itu dari diri
saya sendiri. Wal ‘afwu minkum katsira, wastaghfirullaha li wa lakum, wa li
sa'iril Muslimin. Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin, wallahu a'lam bisshawaab.*
[habis]
A.M Waskito, penulis buku "Bersikap Adil pada Wahabi"
(hidayatullah/arrahmah.com)
http://arrahmah.com/read/2012/02/02/17760-10-logika-dasar-penangkal-syiah.html
Subscribe to:
Posts (Atom)