Thursday, May 06, 2010

Zina : Jangan Main Api

Terhadap zina, jangankan melakukan, mendekati saja sudah dilarang. Mengapa? Karena zina bagai zat yang mudah terbakar.

Mungkin orang itu pada mulanya tidak berniat, hanya nyerempet-nyerempet saja. Tapi itu sudah cukup menyulut hawa nafsu bergolak. Paling tidak, ukiran ruhani bekas dzikir dan baca Al Qur'an hangus begitu saja. Belum lagi kalau percikannya membakar jiwa. Hancurlah bangunan ruhani yang sekian lama terbina. Rusaklah akal dan pikiran. Kenikmatan sekejap itu  mengakibatkan penderitaan jangka panjang. Petaka dunia dan juga petaka akhirat, bila tidak segera bertaubat.

JIKA ZINA DIHALALKAN

Ada yang mencoba menghalalkan zina dengan takwil-takwil batil, bahwa zina adalah perkosaan. Adapun jika dilandasi suka sama suka maka itu bukan zina, tidak mengapa. Sebagian malah ada yang mencoba menipu Allah SWT dan sesungguhnya mereka tidak menipu kecuali diri mereka sendiri dengan berpura-pura menikah dan berperanAN seakan-akan suami istri. Atau mereka berdalil dengan ucapan orang-orang Syiah yang batil tentang nikah mut'ah yang tidak lebih dari sekadar penghalalan zina dengan berkedok agama.

Sungguh benar ucapan Rasulullah:
   
"Pasti akan ada dari umatku suatu kaum (yang berusaha) menghalalkan zina, sutera(bagi laki-laki), khamar (minuman keras), dan alat-alat musik." (HR. Bukhari).

JANGAN DEKATI ZINA

Allah berfirman, artinya: 

"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang jelek." (QS. Al Isra': 32)
   
Dalam tafsir Kalamul Mannan, Syeikh Abdurrahman Nashir As-Sa'di berkata, "Larangan Allah untuk mendekati zina itu lebih tegas daripada sekadar melarang perbuatannya, karena berarti Allah melarang semua yang menjurus kepada zina dan mengharamkan seluruh faktor yang mendorong kepadanya."
   
Jika jalan-jalan dan faktor-faktor yang menuju kepadanya saja dilarang, maka apatah lagi dengan perbuatannya.
   
Masih dalam tafsirnya, Syeikh Abdurrahman berkata, "Al fâhisyah adalah sesuatu yang dianggap sangat jelek dan keji oleh syariat, oleh akal sIhat dan fitrah manusia, karena mengandungi pelanggaran terhadap hak Allah, hak wanita, hak keluarganya dan suaminya, dan merusak kehidupan rumah tangga serta tercampurnya (kacaunya) nasab keturunan." Dan sering sekali fâhisyah di dalam Al Qur'an atau pun hadits dimaksudkan dengan zina.

BAHAYA ZINA

1. Dosa Besar

Zina adalah dosa besar dan bukan masalah kecil. Ibnu Mas'ud RA  pernah bertanya tentang dosa-dosa besar kepada Rasulullah SAW "Wahai Rasulullah! Dosa apakah yang paling besar di sisi Allah?" Beliau bersabda, "Engkau menjadikan bersama Allah sekutu yang lain, padahal Dia yang menciptakanmu." Dia (Ibnu Mas'ud) berkata, 
"Kemudian apa?" Beliau bersabda, "Engkau membunuh anakmu karena khawatir dia akan makan bersamamu." Dia berkata, "Kemudian apa?" Beliau bersabda, "Engkau berzina dengan istri tetanggamu."
   
Kemudian Rasulullah SAW membacakan ayat (tentang sifat-sifat hamba-hamba Allah Ar-Rahman), di antaranya Allah berfirman, (artinya): "Yaitu orang-orang yang tidak menyeru bersama Allah sesembahan yang lain dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan hak dan tidak berzina. Dan barangsiapa melakukan yang demikian akan mendapatkan dosa, akan dilipatkan azabnya pada hari kiamat dan kekal di dalamnya dengan terhina." (QS. Al Furqan: 68-69). (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Penyebab Terbanyak Terjerumusnya Manusia ke Dalam Neraka

Rasulullah SAW mengatakan bahwa yang paling banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka adalah mulut dan farji (kemaluan). Beliau bersabda, artinya: 

"Yang paling banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka adalah mulut dan kemaluan." (HR. Tirmidzi dan dia berkata hadits ini shahih).
   
Maka pantaslah kalau tentang hal ini Imam Ahmad mengatakan, "Aku tidak tahu ada dosa yang lebih besar setelah membunuh jiwa daripada zina."

3. Tercabutnya Unsur Keimanan di Dalam Hati

Rasulullah SAW  bersabda, artinya:

"Tidaklah orang yang berzina itu mukmin saat dia berzina." (HR. Bukhari dan Muslim).

4. Siksaan di Akhirat

Dari Samurah bin Jundub RA, beliau berkata bahwa Rasululllah SAW bersabda, "Suatu malam aku bermimpi, ada dua orang yang mendatangiku, lalu keduanya mengajakku keluar, maka aku pun beranjak bersama keduanya…Lalu kami sampai pada sebuah rumah yang dibangun seperti tungku, ternyata di dalamnya ada suara gaduh dan hiruk pikuk. Lalu kami melongok ke arah tungku itu dan ternyata di sana ada kaum laki-laki dan perempuan yang telanjang. Ketika api dinyalakan, mereka pun berusaha naik hingga hampir-hampir bisa keluar (dari tungku). Jika api redup, mereka pun kembali ke tempat semula. Aku pun bertanya, "Siapakah mereka?" Dia menjawab, "Adapun laki-laki dan perempuan yang telanjang di bangunan semisal tungku itu adalah para pezina perempuan dan laki-laki." (HR. Bukhari).

5. Mendatangkan Bencana dan Malapetaka

Zina ketika telah merajalela merupakan tersangka utama atas datangnya bencana massal. Banyak jenis penyakit baru, aneh, sangat berbahaya, dan belum ditemukan cara pengobatannya. 

Rasulullah SAW bersabda:  "Tidaklah perbuatan keji (zina) menyebar pada suatu kaum hingga mereka terang-terangan dengannya melainkan akan menjalar ke tengah mereka penyakit tha'un dan berbagai penyakit yang belum pernah dialami oleh orang-orang sebelum mereka." (HR. Ibnu Majah).
   

Demikian pula dengan bencana alam berupa banjir, kekeringan, letusan gunung api, gempa bumi, dan lain-lain.

Diriwayatkan oleh Ummu Salamah—radhiyallahu 'anha—beliau berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Jika telah muncul berbagai kemaksiatan di tengah-tengah umatku, maka Allah akan menimpakan azab dari sisi-Nya yang mengenai mereka semua." Saya tanyakan pada beliau, "Ya Rasulullah, apakah ketika itu di dalamnya masih ada orang-orang shaleh?" Beliau menjawab, "Ya, benar." Saya tanyakan lagi, "Lalu bagaimana dengan mereka itu?" Beliau menjawab, "Mereka tetap tertimpa azab sebagaimana menimpa orang-orang pada umumnya, namun mereka akan mendapatkan ampunan dan keridhaan Allah SWT." (HR. Ahmad).

ZINA DALAM TINJAUAN AKAL SIHAT DAN FITRAH

Tanyakan pada diri anda, bagaimana jika istri anda yang jadi objek zina? Atau ibu anda? Atau anak perempuan anda? Atau kakak dan adik perempuan anda?

Demikianlah cara berpikir yang diajarkan oleh Rasulullah SAW ketika datang pada beliau seorang pemuda dan berkata, "Wahai Rasulullah, izinkanlah aku untuk berzina." Maka para sahabat segera melarangnya dengan marah. Kemudian Rasulullah SAWbersabda, "Mendekatlah!" Maka dia mendekat kepada Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Duduklah!" Maka ia duduk. Kemudian beliau bersabda, "Sukakah kamu bila itu terjadi pada ibumu?" Dia menjawab, "Tidak. Demi Allah, aku sebagai jaminan untukmu." Beliau bersabda, "Demikian pula manusia seluruhnya tidak suka zina itu terjadi pada ibu-ibu mereka." Kemudian beliau bertanya lagi, "Sukakah kamu bila itu terjadi pada anak perempuanmu?" Dan pemuda itu menjawab seperti tadi. Demikianlah selanjutnya beliau bertanya jika itu terjadi pada saudara perempuannya, bibinya, dan seterusnya.

Pemuda itu pada mulanya memiliki ukuran sendiri terhadap apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak. Sebelumnya, ia merasa boleh-boleh saja. Bila ia hidup di zaman sekarang, mungkin ia termasuk sebagai kaum yang membela kebebasan pornografi dan pornoaksi. Ia beranggapan, toh tidak ada yang dirugikan. Sama-sama senang, sehingga dengan ringannya mengajukan dispensasi untuk tetap dibolehkan berzina.
   

Jiwa merdeka pasti menganggap celanya zina. Ketika Hindun masuk Islam dan berbaiat kepada Nabi SAW yang salah satunya terdapat larangan zina, dia merespon, "Adakah wanita merdeka yang berbuat zina wahai Rasulullah?"

Bandingkan dengan para pembela pornografi dan pornoaksi yang turun ke jalan-jalan sambil berteriak-teriak menentang akta pornografi dan pornoaksi. Bandingkan dengan kehairanan Hindun—radhiyallahu 'anha—ketika baru saja masuk Islam, "Mungkinkah ada wanita merdeka yang berzina?" Memang, hanya jiwa-jiwa terjajah, mental-mental hamba yang menyukai perzinaan, bukan orang-orang merdeka!

Wallahul Musta'an wa ilaihil Musytaka (Al Fikrah).

http://www.wahdah.or.id/wis/index.php?option=com_content&task=view&id=1141&Itemid=188

Ulasan: Ya Allah peliharalah diri kami dan keturunan kami dari maksiat zina.

No comments: