memperkatakan mengenai jiwa kita yang merdeka supaya terus dan tetap merdeka :: dealing on the freedom of mind & soul so that they will be free forever
Thursday, June 27, 2013
Pacaran itu haram
Mungkin banyak yang tidak setuju dengan judul artikel yang saya buat, tapi sebenarnya kita sebagai umat muslim tahu akan hukumnya bagi orang yang pacaran adalah HARAM. Jangankan pacaran,bersentuhan kulit dengan lawan jenis yang bukan muhrim saja hukumnya sudah HARAM. tapi mengapa kita sebagai umat muslim seolah-olah tidak tahu bahwa pacaran itu haram?
Belakangan ini aku kecewa dengan seorang ikhwan karena dia berpacaran. Dia tahu kalau hukum pacaran itu haram, tapi setelah kutegur lewat facebook dia tetap tidak mau memutuskan pacarnya. Begitulah orang pacaran, memang susah banget dipisahin. Bagaimana sih kalau udah mabuk asmara? Serasa dunia sudah milik berdua dan serasa sudah menjadi orang paling bahagia sedunia. Naudzubillah…
Disini aku akan mengupas tentang pacaran, tidak ada salahnya kan menegur sesama muslim? Bukankah Allah telah berfirman, “Dan tetaplah memberi peringatan karena peringatan itu bermanfaat.” (Adz-Dzariyat ayat 55). Ya udah, langsung saja deh.
Pacaran Itu Hukumnya HARAM
Kita sebagai umat muslim sudah tahu kalau pacaran itu hukumnya haram. Bahkan, sebatas bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahram pun hukumnya adalah haram. Tidak ada manfaat dari pacaran, malah banyak banget mudhorotnya. Seperti mengganggu pelajaran, membuang-buang waktu, membuang-buang uang, rentan hamil di luar nikah dan sebagainya.
Pacaran itu hukumnya haram walau kamu berdalih pacaran jarak jauh sehingga tidak mungkin kontak fisik dan sebagainya. Walau kamu mencari-cari dalil yang bisa menghalalkan pacaran dan sebagainya. Sebagaimana ayat Al-Qur’an yang berbunyi:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra ayat 32).
Di ayat ini tertulis bahwa janganlah kita mendekati zina. Jangan mendekati zina itu berarti jangan pacaran, karena zina (baca: seks bebas) pasti dimulai dari pacaran. Pacaran itu kan identik dengan pegang-pegangan tangan, pelukan, bahkan ciuman dan ujung-ujungnya bisa jadi hamil di luar nikah… Iiih, naudzubillah…
Zina itu sendiri terdiri atas beberapa jenis. Zina mata, zina tangan, zina kaki, zina telinga, zina mulut, zina hidung, zina kemaluan, dan zina hati. Jadi walaupun pacaran jarak jauh, yakin bisa menjaga hati?
Atau mungkin sebatas telepon. Suara wanita itukan hukumnya adalah aurat jika didengar oleh yang bukan mahram. Tidak mungkin kan, di telepon kamu tidak mendengar suaranya.
Dalil-Dalil Tentang Haramnya Pacaran
Berikut adalah dalil-dalil tentang haramnya berpacaran dari Al-Qur’an dan As-sunah:
1. Rasulullah SAW bersabda, “Kebanyakan yang menyebabkan seseorang masuk neraka adalah faraj (kemaluan).”
2. Dari Ma’qil bin Yasar bin Nabi SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya ditusuknya kepala salah seorang dari kamu dengan jarum besi itu jauh lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani dan Baihaqi).
3. Dari Asy-Syabi bahwa Nabi saw. ketika membai’at kaum wanita beliau membawa kain selimut bergaris dari Qatar lalu beliau meletakkannya di atas tangan beliau, seraya berkata, “Aku tidak berjabat (baca: menyentuh) tangan dengan wanita.” (HR Abu Daud dalam al-Marassi).
4. Hadits yang lain berbunyi, “Tidak halal darah seorang muslim, kecuali tiga orang, yaitu laki-laki yang berzina, orang yang membunuh jiwa, dan orang yang meninggalkan agamanya.”
5. Sa’ad bin Ubadah berkata, “Seandainya aku melihat seorang laki-laki berzina dengan istriku, maka akan aku penggal leher laki-laki itu dengan pedang”
Perkataan Sa’ad itu sampai ke telinga Rasulullah SAW, dan beliau berkata, “Apa kalian heran dengan kecemburuan Sa’ad? Sesungguhnya aku lebih cemburu daripada Sa’ad dan Allah lebih cemburu daripada aku. Oleh karena itu, Allah mengharamkan kekejian-kekejian yang tampak dan yang tersembunyi.”
6. “Sesungguhnya Allah cemburu (tersinggung) dan seorang mukmin harus cemburu. Ketersinggungan Allah adalah ketika hamba-Nya melakukan apa yang dilarang Allah.” (HR. Bukhari Muslim)
7. Dalam hadits lain ketika beliau berkhotbah sholat gerhana matahari, beliau bersabda: “Wahai umat Muhammad, tidak ada yang lebih tersinggung (ghirah) melebihi Allah ketika ketika seorang hamba laki-laki dan perempuan berzina. Hai umat Muhammad, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa.”
8. Dan sebagaimana disebutkan oleh Anas bin Malik, “Akan aku beritahu berita yang tidak akan diberitakan oleh seorangpun sesudahku. Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, Termasuk tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu dan menyebarnya kebodohan, maraknya minuman khamar, dan perzinaan…”
9. “Katakanlah (Muhammad) kepada laki-laki yang beriman, ‘hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman, ‘hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka…” (An-Nur ayat 30-31)
10. “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang pandangan tiba-tiba (tanpa sengaja), maka beliau memerintahkan aku untuk memalingkan pandanganku.” (HR Muslim no. 5609)
11. Dan juga sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah menetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina-zina. Maka zinanya mata dengan memandang (yang haram), zinanya lisan dengan berbicara. Sementara jiwa itu berangan-angan dan berkeinginan, sedangkan kemaluan yang membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR Al-Bukhori no 6243 dan Muslim no. 2657)
12. “Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan dalam dada.” (Ghafir ayat 19)
13. Ibnu Abbas r.a. berkata, “ayat ini terkait dengan seorang laki-laki yang duduk pada suatu kaum. Lalu lewatlah seorang wanita. Namun bila teman-temannya melihat dirinya, dia menundukkan pandangannya. Sungguh Allah SWT mengetahui keinginan dirinya. Ia ingin andai dapat melihat aurat si wanita.” (Al Jami’li Ahkamil Qur’an, 15/198)
14. Dan masih banyak lagi.
Perbedaan Pacaran dengan Ta’aruf
Kalian mungkin bertanya-tanya, bukankah pacaran adalah ajang mengenal satu sama lain? Bagaimana bisa menikah kalau tidak pacaran dulu? Aku bilang bisa dengan cara Islam. Islam mengajarkan kepada calon suami istri untuk saling mengenal terlebih dahulu yang disebut ta’aruf. Tentu saja ta’aruf lebih sopan dan lebih terarah karena calon suami istri dikenalkan oleh keluarga masing-masing. Secara logika saja, kalau pacaran kan, fulanah selalu mencoba untuk menutup kejelekan dirinya dari si fulan dan memperlihatkan sisi baiknya saja, begitu juga si fulan kepada si fulanah. Kalau ta’aruf, mulai dari kebaikan sampai kejelekan setiap pasangan pasti disebut oleh keluarga, jadi setelah menikah tidak ada penyesalan apapun.
Aku juga berani bilang, kalau pernikahan yang dimulai dari ta’aruf lebih bertahan lama daripada yang dimulai dengan pacaran. Kenapa? Berikut perbedaan pacaran dengan ta’aruf.
1. Seperti yang aku tulis barusan, dari ta’aruf kita bisa menerima kekurangan diri pasangan kita mengingat diri kita yang juga punya banyak kekurangan. Tidak seperti pacaran dimana setiap pasangan berusaha untuk menutup-nutupi kekurangan dirinya dan tampil sebaik mungkin di depan kekasihnya.
2. Kalau pacaran berarti manis-manisnya sudah dihabiskan di awal, setelah menikah tinggal sepahnya doang. Kalau ta’aruf, manis-manisnya tentu saja dinikmati setelah menjadi halal. Kitapun merasa disayang oleh Allah SWT karena tidak ada keresahan sedikitpun.
3. Orang yang berta’aruf biasanya terbimbing dan ter-tarbiyah. Senantiasa menegakkan syariat Allah dan al-Millah. Mereka biasanya adalah orang-orang yang tahu hukum agama kalau bercerai adalah hal yang sangat Allah benci. Berbeda dengan masyarakat awam kebanyakan yang menyelesaikan masalah dengan bercerai. Contohnya gosip perceraian artis yang menjamur di infotainment. Mereka pasti memulai pernikahan dengan pacaran, kan?
Orang yang memulai pernikahan dengan berpacaran biasanya (aku tidak bilang seluruhnya)adalah orang yang tidak mengenal hukum agama. Mereka biasa pergi berduaan, ikhtilat, berpegangan tangan, berpelukan, dan berciuman. Tidak ada jaminan si cewek tidak akan hamil di luar nikah lalu aborsi karena cowoknya tidak mau bertanggung jawab.
Cinta Menurut Agama Islam
Sebagian orang mengira kalau Islam tidak menempatkan cinta pada tempat yang proporsional dan tidak tahu apa cinta itu. Padahal, pada hakikatnya perkiraan orang-orang itu merupakan cermin kebodohan. Tentu saja jauh berbeda cinta menurut masyarakat awam dan cinta menurut agama Islam.
Cinta menurut masyarakat awam tidak lain adalah cinta kepada lawan jenis, cinta nafsu syahwat, cintanya shakespeare, dan cinta seperti yang disenandungkan lagu band-band di Indonesia. Tidak perlu dijelaskan, teman-teman pasti sudah tahu.
Sementara, cinta menurut agama Islam adalah cinta yang paling mulia karena ditempatkan di tempat yang tertinggi. Terjaga dari hal yang tidak-tidak. Itulah cintanya onta betina yang menyusui anaknya, cintanya bayi menyedot air susu ibunya, cintanya burung yang membuat sarang untuk anak-anaknya, cintanya para syuhada yang mengorbankan darahnya di medan perang. Mereka rela jiwa mereka lebur dalam kilatan pedang, punggung mereka jauh dari tempat tidur, bahkan mereka rela menafkahkan seluruh harta mereka demi mencari keridhaan Dzat yang Maha Cinta.
Dr. A’id Al-Qarny menuliskannya dalam buku beliau, Korban-Korban Cinta kalau cinta itu ada dua macam, cinta duniawi dan cinta ilahiyah.
1. Cinta duniawi bernuansa kehidupan dunia, berbau tanah dan berada pada tataran yang rendah. Ini merupakan cinta murahan dan senda gurau.
2. Cinta ilahiyah, cinta yang bernuansa langit. Berada pada tataran yang tinggi dan merupakan cermin dari ketaatan dan ibadah.
Imru’ul-Qais jatuh cinta kepada seorang gadis bernama Laila. Abu Jahal mencintai Uzza dan Manat. Qarun Mencintai Emas. Abu Lahab mencintai kedudukan. Mereka semua bangkrut (baca: masuk neraka), karena mereka semua telah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Adapun cinta Bilal bin Rabah adalah cinta kepada kebajikan. Ketika dia dibaringkan di atas pasir yang panas di bawah terik sinar matahari, tubuhnya tertindih sebuah batu besar, dia berseru kepada Penguasa bumi dan langit, “Ahad, Ahad.” Karena di dalam hatinya ada iman yang teguh seteguh gunung Uhud.
Renungan
Ada sebuah cerita dimana terdapat seorang wanita yang sangat mencintai suaminya. Saking cintanya kepada suaminya, wanita tersebut rela menggantikan suaminya bekerja siang malam. Sementara sang suami hanya menunggu di rumah yang rumah itu merupakan milik sang istri. Suatu hari ketika wanita itu baru saja pulang kerja, sang istri melihat sang suami sedang menari telanjang dengan wanita lain di atas kasur kamar mereka. Keduanya mabuk. Tapi apa yang dilakukan sang istri? Dia tetap memaafkan suaminya saking mencintai suaminya itu.
Bagaimana kalau aku bilang sang suami itu adalah kita?
Bagaimana mungkin kita lebih mencintai manusia dibandingkan Allah? Padahal apapun nikmat yang kita rengkuh semua berasal darinya. Pikirkan deh, mulai dari tangan kita, kaki kita, mata kita, hidung kita, dan seluruh tubuh kita adalah bukan milik kita melainkan milik Allah tapi malah kita gunakan untuk bermaksiat kepada-Nya. Tapi Allah Maha Pengampun sebanyak apapun dosa yang berlumuran dalam diri. Allahu Akbar…
Akhir yang Merupakan Awal
Bismillah… ini bukanlah penutup melainkan awal dari lembaran barumu, akhi/ukhti. Aku tahu, memang berat putus dengan si dia, jika tidak berat maka tidak mungkin cowok yang mengaku ikhwan itu terus bertahan dengan pacarnya. Tapi percaya deh, azab Allah jauh lebih berat lagi. Toh, jika akhirnya memang jodoh akan bersatu juga, kan? Atau kalau memang bukan jodoh, yakinlah jika jodoh yang Allah tentukan adalah jodoh yang terbaik untuk kita dan senantiasalah berdo’a agar kita bisa mencintai orang yang kita nikahi.
Hanya kepada Allahlah kami memohon, agar menjadikan kami termasuk orang-orang yang dicintai-Nya dan termasuk syuhada’ di jalan-Nya.
Berbagai alasan sering digunakan untuk menghalalkan hukumnya pacaran, dengan dalih supaya bisa mengenal satu sama lain, untuk mengenal sifat pasangan kita dan masih banyak lagi alasan-alasan lain yang digunakan untuk menghalalkan hukumnya pacaran. padahal kita tahu seberapa lamapun kita pacaran,kita tidak akan tahu sifat asli dari pasangan kita. pada waktu pacaran kita selalu berusaha menunjukan sifat baik kita dan selalu berusaha menutupi sifat jelek kita. tidak ada mamfaatnya dalam pacaran,justru sebaliknya banyak kemaksitan dalam pacaran, seperti hamil diluar nikah, aborsi anak, seks bebas yang bisa menimbulkan penyakit AIDS, dan masih banyak lagi kejelekan yang akan kita alami jika kita pacaran.
Hukum adalah hukum, hukum dibuat untuk dipatuhi bukan untuk dilanggar. Intinya adalah YANG HARAM TETAP HARAM, YANG HALAL TETAP HALAL. Ingatlah akan kehidupan akherat. kita hidup di dunia hanyalah sesaat, kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan akherat yang kekal abadi. kita hidup di dunia untuk kehidupan di akherat. Tidak ada satu manusia di dunia ini yang ingin masuk neraka,kita semua ingin masuk surga. kalau kita ingin masuk surga maka kita harus berpegang teguh hanya kepada SUNAH ROSUL DAN ALQURAN.
Karena siksa neraka dan nikmat surga adalah kekal abadi.MINTALAH PERTOLONGAN ALLOH agar kita tidak termasuk golongan orang-orang yang tersesat, karena tampa pertolongan allah niscaya semua umat manusia akan tersesat. TIDAK ADA JAMINAN DENGAN PACARAN KITA BISA MEMAHAMI PASANGAN KITA.
Memang asal hukum muamalah adalah segala sesuatu adalah boleh sampai ada keterangan (dalil) yang memalingkannya ke hukum selainnya. Lalu bagaimana dengan pacaran…? Kalau saya maka pacaran itu adalah Haram. Lho kok, kan gak ada larangan dalam Al Qur’an maupun Hadits yang melarang pacaran………Ketahuilah sesungguhnya agama ini menghalalkan yang baik-baik dan mengharamkan yang buruk, dan pacaran itu termasuk yang buruk…!.Gak bisa Mas kan gak ada yang disakiti, gak ada yang dirugikan, kan dilakukan dengan suka sama suka tanpa paksaan. Benar, tapi tunggu dulu begini detilnya……. :
Islam mengharamkan ikhtilat (free-mixing), bagi Anda yang belum tau ikhtilat, maka ketahuilah ikhtilat adalah campur baurnya antara laki-laki dan perempuan dalam satu tempat tanpa mahrom, dan orang yang pacaran tidak akan terlepas dari berdua-duaan selama pacaran, malam minggu keluar bareng, nonton, ke kafe, atau kemana saja berduaan…….ketahuilah jika hanya cuman berdua, maka yang ketiga adalah setan…! serem kan…….
Islam juga memerintahkan untuk menundukkan pandangan kepada lain jenis sebagaimana pada hadits Fadhl bin Abbas. Orang yang pacaran pasti akan sering dan sangat sering sekali untuk saling pandang memandang sambil mengucapkan kata-kata aku sayang kamu, aku cinta kamu atau hanya sekedar berlezat-lezat dengan pandangan matanya………ini jelas haramnya bukan…………………..
Islam juga mengharamkan menyentuh wanita yang bukan mahromnya, sebagaimana dalam hadits bahwa Nabi bersabda bahwa “kepala salah seorang kalian ditusuk dengan besi jauh lebih ringan daripada kalian menyentuh wanita yang bukan mahrom kalian” dalam hadits lain diterangkan bahwa Nabi tidak pernah menyentuh tangan wanita yang bukan mahromnya, bahkan dalam baiat beliau tidak menyentuh tangan wanita. Nah orang pacaran tidak akan bisa terlepas dari yang namanya bersentuhan ini, entah cuman menggandeng tangan, merangkul baik pundak maupun pinggang, atau bahkan mencium bibir atau mengecup pipi wanita yang bukan mahromnya, wanita yang belum halal baginya….naudzubillah…….nah dari sini jelas haramnya bukan…………………..
Islam juga memerintahkan untuk menjauhi fitnah, bukankan setiap kali sholat sebelum salam kita dianjurkan untuk berdoa berlindung dari fitnah….? Bukankah Rosululloh bersabda dalam haditsnya bahwa fitnah itu seperti potongan malam yang kelam, pokoknya fitnah itu bahaya deh……..asli gak bohong………Trus apa kaitannya dengan pacar memacari ini…? Dalam hadits Rosululloh bersabda “..tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang mana fitnah itu lebih berbahaya bagi laki-laki melainkan fitnah wanita……”, karena itulah wahai para pemuda sekiranya kalian sudah dikaruniai kemampuan maka menikahlah karena itu akan lebih menjaga pandangan dan memelihara kemaluan, dengan menikah maka semakin sempurnalah agama kalian, dan terkendali syahwat kalian……….jika kalian belum mampu maka puasalah, karena puasa itu perisai yang dapat melindunginya dari api neraka, dan bertaqwalah kepada Alloh sesungguhnya Alloh Maha Keras Siksanya.
Sisi lain nya, betapa seringnya orang pacaran berbohong kepada pasangannya entah bohong yang bercanda untuk membuat gembira atau menarik hati pasangannya , atau berbohong yang lain yang jelas-jelas keduanya haram hukumnya. Betapa sering orang pacaran mengahambur-hamburkan harta,waktu, dan tenaga, untuk nonton, jalan bareng, beli ini dan itu. Padahal di lain sisi, masih ribuan kitab para ulama yang belum dia baca, kedua orang tua masih belum dia berbakti, amalan wajib dan sunnah masih banyak yang terlewatkan, belajar agama belum pernah terpikirkan…..aduhai semoga Alloh menjadikan kita semua orang-orang yang pandai memanfaatkan waktu untuk hal yang bermanfaat dunia dan akhirat.
Jika memang Anda masih tetep kekeuh pacaran, maka silahkan pacaran tanpa terkena hal-hal di atas. Bisa kah….? Gak mungkin bos…….bermain api tapi tidak hangus, bermain air tapi tidak basah, jauh panggang dari api………takutlah kepada Alloh, semoga Alloh melindungi kita semua dan memberikan petunjuk dan hidayahNya kepada kita untuk selalu berjalan di atas jalan yang lurus.
Sebagai solusi, bagi Anda yang sudah mempunyai kemampuan dan keinginan akan sangat lebih baik untuk menikah. Percaya deh dengan menikah maka semua hal yang biasa dilakukan orang pacaran kini bebas Anda kerjakan tanpa ada larangan, bahkan lebih jauh dari itu Anda boleh melakukan yang lebih jauh dari itu….asyik kan….tanpa harus malu, canggung, atau takut ketahuan orang lain (aneh takut orang tapi tak takut kepada Alloh, aneh sekali…..) Anda akan mempunyai orang yang meperhatikan Anda, merawat Anda ketika sakit, menemani Anda ketika kesepian, menghibur Anda ketika sedih, memberi support dan dukungan kepada Anda, sebagai tempat untuk condong sehingga hati merasa tenteram kepadanya…….asyik kan…….(jadi pingin nih….., semoga yang belum nikah segera dikarunia isteri atau suami) suerr deh hal kayak gituan gak ada pada pacar, pacar mah mau enaknya aja kalau dah bosan ditinggal, ada yang lebih cantik ya ganti lah, gak cocok dikit putus. Nikah..? itu baru cinta sejati, rizqi bertambah, hati tentram, nafsu dan syahwat terkendalikan, jauh dari fitnah, dan tentunya berpahala, benar bahkan melakukan hubungan suami istri saja berpahala, lho kok bisa seorang melampiaskan syahwat nya pada istrinya kok berpahala..coba Anda pikir bagaimana jika dia melampiaskan syahwat nya kepada selain istrinya, apakah dia berdosa..?……..Ya tentu, …….Nah kalau begitu dia akan mendapatkan pahala bila dia melampiaskan syahwatnya pada tempat yang dibenarkan dan diperintahkan agama……enak kan…………..?…..Jadi tunggu apa lagi…….buruan nikah……….!!!
dari fb KSI Ad-Dzikkro
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Mau nanya yg hadits bai`at perempuan itu, itu rasulullah bawa kain maksudnya kainnya di gimanain? apa dijadiin penghalang kayak di masjid2 antara perempuan sama laki-laki, atau dijadiin semacam penghalang supaya tidak nyentuh kulit langsung, klo yg yg kedua bukannya sama aja gak boleh? kan klo perempuan pake hijab, walaupun ada hijabnya kan tetep gak boleh disentuh
Post a Comment