Monday, July 16, 2012

Laa ilââha illâllââh


بِسْـــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــم

الســـلام عــليــكــم و رحــمــة الله و بـــركـــاتـــه


Laa ilââha illâllââh adalah sebuah kata yg sedemikian akrab dg kita. Sejak kecil (kalau kita hidup di tengah keluarga muslim), kita akan begitu familiar dg ucapan tsb. Mungkin karena terlalu biasa mengucapkannya, kita sering 'seperti' tak peduli dg makna yg hakiki dari kalimat tsb. Malahan boleh jadi kita belum paham dg maknanya. Sehingga bisa saja perilaku kita terkadang bertentangan dg kandungan dari laa ilââha illâllââh itu sendiri tanpa kita sadari.

Hal ini tentunya sangat berbahaya bagi kehidupan keagamaan kita. Kalimat tsb secara pasti menentukan bahagia dan celakanya kehidupan seseorang di dunia dan akhirat. Terus apakah terlambat bagi kita untuk tahu tentang makna syahadat tsb di usia kita sekarang ini? Jawabnya tidak ada kata terlambat sebelum nyawa sampai di tenggorokan kita, mari kita mulai dari sekarang untuk memahaminya. Untuk itu marilah kita mencoba mengangkat masalah makna syahadat ini untuk kemudian dipahami, agar melempangkan jalan kita meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.



Kalau kita tinjau, sebenarnya kalimat laa ilââha illâllââh mengandung dua makna, yaitu makna penolakan segala bentuk sesembahan selain Allâh سبحانه و تعالى, dan makna menetapkan bahwa satu²-nya sesembahan yang benar hanyalah Allâh سبحانه و تعالى semata. Berkaitan dengan mengilmui kalimat ini  Allâh سبحانه و تعالى berfirman:

"Maka ketahuilah (ilmuilah) bahwasannya tidak ada sesembahan yg benar selain Allah." [QSMuhammad : 19].

Berdasarkan ayat ini, maka mengilmui makna syahadat tauhid adalah wajib dan mesti didahulukan daripada rukun² islam yg lain. Disamping itu Nabi kita pun menyatakan:

"Barang siapa yg mengucapkan laa ilââha illâllââh dg ikhlas maka akan masuk ke dalam surga." [HR Ahmad].

Yg dimaksud dg ikhlas di sini adalah mereka yg memahami, mengamalkan dan mendakwahkan kalimat tsb sebelum yg lainnya, karena di dalamnya terkandung tauhid yg  Allâh سبحانه و تعالىmenciptakan alam karenanya. Rasul mengajak paman Beliau Abu Thalib, Ketika maut datang kepadaAbu Thalib dg ajakan “wahai pamanku ucapkanlah laa ilââha illâllââh sebuah kalimat yg aku akan jadikan ia sebagai hujah di hadapan Allâh." Namun Abu Thalib enggan untuk mengucapkan dan meninggal dalam keadaan musyrik.

Rasulullâh صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tinggal selama 13 tahun di Makkah menggajak orang² dg perkataan Beliau, "Katakan laa ilââha illâllââh" maka orang kafir pun menjawab, "Beribadah kpd sesembahan yg satu, kami tidak pernah mendengar hal yg demikian dari orang tua kami." Orang Qurays di Zaman Nabi sangat paham makna kalimat tsb, dan barangsiapa yg mengucapkannya tidak akan menyeru/berdo'a kpd selain Allâh.

Laa ilââha illâllââh adalah asas dari Tauhid dan Islam dg-nya terealisasikan segala bentuk ibadah kpd  Allâh سبحانه و تعالى dg ketundukan kpd Allâh سبحانه و تعالى, berdo'a kpd-nya semata dan berhukum dg syari'at Allâh سبحانه و تعالى.

Seorang ulama besar Ibn Rajabb mengatakan"al-ilââh adalah yg ditaati dan tidak dimaksiati, diagungkan dan dibesarkan, dicintai, ditakuti, dan dimintai pertolongan dan harapan. Itu semua tak boleh dipalingkan sedikit pun kpd selain Allâh سبحانه و تعالى. Kalimat laa ilââha illâllââhbermanfaat bagi orang yg mengucapkannya selama tidak membatalkannya dg aktifitas kesyirikan.

Inilah sekilas tentang makna laa ilââha illâllââh yg pada intinya adalah pengakuan bahwa tidak ada sesembahan yg benar kecuali Allâh سبحانه و تعالى semata.

Perlu untuk diketahui, bahwa telah banyak penafsiran yg bathil yg beredar ditengah masyarakat muslim Indonesia secara khususnya mengenai makna laa ilââha illâllââh, dan semoga kita terhindar dari kebathilan ini, yakni:

 Laa ilââha illâllââh artinya, “Tidak ada sesembahan kecuali Allâh." Ini adalah batil, karena maknanya: Sesungguhnya setiap yg disembah, baik yg hak maupun yg batil, itu adalah   Allâhسبحانه و تعالى.

Laa ilââha illâllââh artinya, “Tidak ada pencipta selain Allâh." Ini adalah sebagian dari arti kalimat tsb. Akan tetapi bukan ini yg dimaksud, karena arti hanya mengakui tauhid rububiyah saja, dan itu belum cukup.

Laa ilââha illâllââh artinya, “Tidak ada hakim (penentu hukum) selain Allâh." Ini juga sebagian dari makna kalimat   laa ilââha illâllââh. Tapi bukan ini yg dimaksud, karena makna tsb belum cukup.

Semua tafsiran di atas adalah batil atau kurang. Kami menghimbau dan memperingati di sini karena tafsir² itu ada dalam kitab² yg banyak beredar. Sedangkan tafsir yg benar menurut salaf dan para muhaqqiq (ulama peneliti) adalah laa Ilââha illâllââh ma'buuda bihaqqin illâllââh (tidak ada sesembahan yg hak selain Allâh) seperti tsb di atas.

[Dikutip dg berbagai penyesuaian dari: Kitab Tauhid, Dr. Shaleh bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan].

Semoga manfa'at.

Laa haula walaa quwwata illa billââh ...
Laa ilââha illâllââh muhammadur rasulullââh.

No comments: