Mesir Boleh Berbangga: Presidennya Hafal Qur'an, Ibu Negara Berjilbab
Written By Admin BeDa on Kamis, 28 Juni 2012 | 11:00
Sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim, Mesir boleh berbangga. Kini negeri seribu menara itu dipimpin oleh seorang presiden yang hafal Al-Qur'an. Muhammad Mursi bersama istri dan seluruh anaknya adalah penghafal Al-Qur'an.
Selain tercatat sebagai presiden pertama yang hafal Al-Qur'an, Mursi juga merupakan presiden Mesir pertama dari kalangan sipil/orang awam. Selama 60 tahun sebelumnya, Mesir selalu dipimpin oleh Militer. Baik Muhammad Najib, Gamal Abdul Nasir, Anwar Sadat maupun Husni Mubarak, semua berasal dari jajaran militer.
Pria yang lahir di Provinsi Syarqiyah pada 20 Agustus 1951 ini juga memiliki catatan akademik yang brilian. Mursi meraih doktor bidang teknik material pada University of Southern California pada 1982, dan pernah menjadi dosen atau profesor pembantu di universitas di AS itu pada 1982-1985.
Dalam kehidupan berorganisasi, Mursi besar di Ikhwanul Muslimin. Amanah terakhirnya adalah anggota (Irsyad) atau dewan pimpinan tertinggi di jajaran organisasi Islam terbesar di Mesir tersebut. Selain itu ia juga mengetuai Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP).
Saat pidato kemenangan, Mursi menyatakan bahwa dirinya adalah pekerja dan pelayan rakyat Mesir. Senada dengan suaminya, Najla Mahmud, juga menyatakan dirinya sebagai pelayan bagi rakyatnya. Istri Mursi itu bahkan menolak digelari "First Lady" (Ibu Negara) @ Wanita Pertama.
Jika Mursi tercatat sebagai presiden Mesir pertama yang hafal Al-Qur'an, Najla tercatat sebagai ibu negara/Wanita Pertama yang mengenakan jilbab. Ibu negara pendahulunya, mulai dari Ratu Nariman istri Raja Faruk hingga Suzzane Thabet istri Husni Mubarak, tak ada yang menggunakan jilbab. Hampir seluruhnya mengenakan pakaian barat atau busana sekuler.
Selain tercatat sebagai presiden pertama yang hafal Al-Qur'an, Mursi juga merupakan presiden Mesir pertama dari kalangan sipil/orang awam. Selama 60 tahun sebelumnya, Mesir selalu dipimpin oleh Militer. Baik Muhammad Najib, Gamal Abdul Nasir, Anwar Sadat maupun Husni Mubarak, semua berasal dari jajaran militer.
Pria yang lahir di Provinsi Syarqiyah pada 20 Agustus 1951 ini juga memiliki catatan akademik yang brilian. Mursi meraih doktor bidang teknik material pada University of Southern California pada 1982, dan pernah menjadi dosen atau profesor pembantu di universitas di AS itu pada 1982-1985.
Dalam kehidupan berorganisasi, Mursi besar di Ikhwanul Muslimin. Amanah terakhirnya adalah anggota (Irsyad) atau dewan pimpinan tertinggi di jajaran organisasi Islam terbesar di Mesir tersebut. Selain itu ia juga mengetuai Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP).
Saat pidato kemenangan, Mursi menyatakan bahwa dirinya adalah pekerja dan pelayan rakyat Mesir. Senada dengan suaminya, Najla Mahmud, juga menyatakan dirinya sebagai pelayan bagi rakyatnya. Istri Mursi itu bahkan menolak digelari "First Lady" (Ibu Negara) @ Wanita Pertama.
Jika Mursi tercatat sebagai presiden Mesir pertama yang hafal Al-Qur'an, Najla tercatat sebagai ibu negara/Wanita Pertama yang mengenakan jilbab. Ibu negara pendahulunya, mulai dari Ratu Nariman istri Raja Faruk hingga Suzzane Thabet istri Husni Mubarak, tak ada yang menggunakan jilbab. Hampir seluruhnya mengenakan pakaian barat atau busana sekuler.
Tentu, harapan Mesir bukan sekedar memiliki presiden yang hafal Al-Qur'an dan ibu negara/Wanita Pertama yang berjilbab. Warga Mesir akan lebih bangga jika pemimpinnya yang telah menunjukkan keshalihan pribadi tersebut mampu menshalihkan masyarakat dan negara, serta menyejahterakan rakyat dan memajukan negara. [JJ/bsb]
No comments:
Post a Comment